Daftar 26 Negara yang Siap Terjun Menjaga Perdamaian di Ukraina setelah Gencatan Senjata Tercapai
Sri Juliati March 18, 2025 12:38 PM

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, meyakini bahwa sejumlah negara akan bersatu membentuk koalisi untuk menjaga perdamaian di Ukraina jika nanti gencatan senjata dengan Rusia tercapai, kata juru bicaranya, seperti dilansir Express UK.

Pada Sabtu (15/3/2025), Starmer mengadakan pertemuan virtual dengan para pemimpin dari 26 negara.

Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas rencana dukungan Eropa yang berkelanjutan bagi Ukraina setelah Kyiv menyetujui usulan gencatan senjata yang diajukan oleh Amerika Serikat.

Para pemimpin militer dijadwalkan bertemu pada Kamis (20/3/2025) untuk merancang dan merinci apa yang disebut Starmer sebagai "fase operasional" dari rencana aliansi guna melindungi Ukraina sebagai pasukan penjaga perdamaian.

Starmer meyakini bahwa hingga 30 negara dapat memberikan kontribusi dalam berbagai bentuk, meskipun ia tidak mengungkapkan secara spesifik negara-negara yang terlibat.

Amerika Serikat tidak hadir dalam pertemuan tersebut.

Starmer mengatakan, “Tingkat kontribusi akan bervariasi, tetapi ini akan menjadi kekuatan yang signifikan, dengan sejumlah negara menyediakan pasukan dan lainnya berkontribusi dalam cara berbeda.”

INGGRIS DUKUNG UKRAINA - PM Inggris Keir Starmer saat menyambut kedatangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Downing Street, 2 Maret 2025. Inggris menginisiasi koalisi untuk menjaga perdamaian di Ukraina.
INGGRIS DUKUNG UKRAINA - PM Inggris Keir Starmer saat menyambut kedatangan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Downing Street, 2 Maret 2025. Inggris menginisiasi koalisi untuk menjaga perdamaian di Ukraina. (Instagram resmi PM Inggris Keir Starmer @keirstarmer)

Rusia telah berulang kali menegaskan bahwa gencatan senjata bergantung pada jaminan bahwa tidak ada tentara NATO yang akan ditempatkan untuk mengawasi zona penyangga antara kedua negara.

Ketika ditanya mengenai potensi eskalasi jika Rusia menyerang pasukan dari negara-negara sekutu NATO, juru bicara Starmer menjawab:

"Perlu diingat bahwa Rusia tidak meminta izin kepada Ukraina saat mengerahkan pasukannya."

"Kami sedang menjalankan rapat perencanaan operasional."

Seorang juru bicara Perdana Menteri menolak mengonfirmasi apakah Amerika Serikat akan menghadiri pertemuan pada Kamis.

Namun, ia menegaskan bahwa Inggris terus berdiskusi secara rutin dengan mitra dari Amerika.

Masih belum jelas seperti apa susunan pasukan penjaga perdamaian tersebut serta berapa banyak personel yang bersedia atau mampu dikirim oleh Inggris.

Pada Senin malam, menjelang pertemuan yang direncanakan antara Donald Trump dan Vladimir Putin pada Selasa (18/3/2025), juru bicara Gedung Putih menyatakan bahwa perdamaian antara Ukraina dan Rusia belum pernah sedekat ini.

Pekan lalu, Presiden Rusia menyatakan kesediaannya untuk mempertimbangkan gencatan senjata, tetapi menegaskan bahwa masih banyak hal yang perlu dibahas sebelum kesepakatan dapat dicapai.

Berikut daftar negara yang membentuk "Koalisi yang Bersedia":

  1. Australia
  2. Belgia
  3. Bulgaria
  4. Kanada
  5. Republik Ceko
  6. Denmark
  7. Finlandia
  8. Prancis
  9. Jerman
  10. Yunani
  11. Islandia
  12. Italia
  13. Latvia
  14. Lituania
  15. Luksemburg
  16. Belanda
  17. Selandia Baru
  18. Norwegia
  19. Polandia
  20. Portugal
  21. Rumania
  22. Spanyol
  23. Swedia
  24. Turki
  25. Ukraina
  26. Inggris Raya

Trump dan Putin akan membahas lahan dan pembangkit listrik dalam pembicaraan gencatan senjata Ukraina

Donald Trump akan berbicara dengan Vladimir Putin melalui panggilan telepon pada hari Selasa (18/3/2025).

Keduanya akan membahas wilayah dan kendali pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, The Guardian melaporkan.

Trump mengatakan pada hari Senin bahwa banyak elemen dari kesepakatan akhir di Ukraina telah disetujui tetapi banyak yang masih tersisa.

"Saya sangat menantikan panggilan dengan Presiden Putin," tulisnya di Truth Social.

Trump juga mengatakan bahwa para negosiator telah membicarakan tentang "pembagian aset tertentu", termasuk pembangkit listrik.

"Saya akan berbicara dengan Presiden Putin pada hari Selasa. Banyak pekerjaan telah dilakukan selama akhir pekan," kata Trump kepada wartawan di Air Force One selama penerbangan kembali ke wilayah Washington dari Florida.

"Kami ingin melihat apakah kami dapat mengakhiri perang itu."

"Mungkin kami bisa, mungkin juga tidak, tetapi saya pikir kami memiliki peluang yang sangat bagus."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.