5 Fakta di Balik Serangan Udara Besar-besaran Israel di Gaza: Gencatan Senjata Temui Jalan Buntu
Garudea Prabawati March 19, 2025 01:36 PM

TRIBUNNEWS.COM - Israel kembali melancarkan serangan udara besar-besaran ke Gaza, menargetkan berbagai wilayah dengan gelombang serangan udara dan tembakan artileri.

Lebih dari 300 orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terluka, menurut otoritas Palestina.

Serangan ini juga menargetkan sejumlah pejabat tinggi Hamas serta warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.

Rumah sakit di Gaza kini kewalahan menangani lonjakan korban.

Lalu, mengapa serangan ini terjadi sekarang?

Berikut adalah lima fakta di balik serangan terbaru Israel ke Gaza.

1. Serangan Terjadi di Tengah Kebuntuan Gencatan Senjata

Serangan ini terjadi setelah berakhirnya fase pertama dari kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani pada Januari lalu.

Kesepakatan tersebut awalnya dirancang untuk menghentikan perang secara bertahap, mengarah pada penarikan total pasukan Israel dari Gaza dan pembebasan semua sandera yang ditahan Hamas sejak 7 Oktober 2023.

Namun, negosiasi mengalami kebuntuan.

Dikutip dari The Guardian, Hamas menuduh Israel melanggar kesepakatan dengan menolak beralih ke fase kedua yang seharusnya mengarah pada gencatan senjata permanen.

Sebaliknya, Israel justru mengusulkan perpanjangan fase pertama selama 30 hingga 60 hari, yang ditolak oleh Hamas.

Israel berpendapat bahwa Hamas-lah yang melanggar kesepakatan dengan tidak membebaskan sandera tambahan.

2. Israel Menargetkan Hamas dan Infrastruktur Militer

Pemerintah Israel mengklaim serangan ini ditujukan untuk menghancurkan infrastruktur militer Hamas dan membebaskan sandera yang masih ditahan.

Dalam beberapa minggu terakhir, kepemimpinan Hamas disebut-sebut mulai kembali mengendalikan Gaza.

Pejabat Israel menilai bahwa melemahkan Hamas secara signifikan akan mempercepat pembebasan sandera, meskipun banyak keluarga sandera di Israel justru tidak setuju dengan pendekatan ini.

3. Dukungan Logistik dan Militer Israel Sudah Pulih

Salah satu alasan serangan ini baru dilakukan sekarang adalah kesiapan logistik dan militer Israel.

Enam minggu lalu, Israel mengalami keterbatasan amunisi dan perlengkapan militer akibat perang yang berlangsung sejak Oktober 2023.

Setelah menerima pasokan senjata dari Amerika Serikat dan memperbaiki peralatan militernya, Israel kini memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan skala besar.

4. Faktor Politik Internal Israel Berperan dalam Serangan Ini

Beberapa pengamat menilai bahwa serangan ini juga dipengaruhi oleh situasi politik dalam negeri Israel.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu saat ini menghadapi tekanan politik yang besar, termasuk dari sekutu sayap kanannya yang menentang gencatan senjata permanen.

Netanyahu juga sedang berjuang mempertahankan kekuasaannya di parlemen Israel serta menghadapi persidangan atas tuduhan korupsi.

Serangan ini dapat menjadi strategi politiknya untuk mengamankan dukungan dari kelompok sayap kanan dan mengalihkan perhatian dari isu domestik.

5. Krisis Kemanusiaan di Gaza Memburuk

Serangan baru ini semakin memperparah kondisi kemanusiaan di Gaza.

Bantuan kemanusiaan yang sebelumnya mulai mengalir selama gencatan senjata kini kembali terhambat.

Dua minggu lalu, Israel memberlakukan blokade total di Gaza, dengan alasan bahwa Hamas telah menyalahgunakan bantuan yang masuk.

Akibatnya, menurut pejabat kemanusiaan, stok kebutuhan pokok di Gaza hanya cukup untuk bertahan sekitar tiga minggu ke depan.

Dengan meningkatnya kekerasan, distribusi bantuan diperkirakan akan semakin sulit dilakukan.

Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?

Israel menegaskan bahwa operasi militer ini akan terus berlanjut hingga Hamas membebaskan semua sandera yang tersisa.

Lebih dari 48.700 warga Palestina tewas akibat serangan Israel sejak Oktober 2023, tekanan internasional terhadap Israel semakin meningkat.

Sementara itu, Hamas tetap menolak gencatan senjata jangka pendek dan menuntut penghentian total perang.

Perundingan damai kemungkinan akan terus berlanjut, tetapi dalam waktu dekat, eskalasi kekerasan di Gaza tampaknya belum akan berakhir.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.