TIMESINDONESIA, MALANG – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Unisma Malang menjalin kerja sama dengan Rumah Prestasi Glintung Go Green (RP 3G).
FMIPA juga menunjukkan komitmennya untuk memberdayakan masyarakat dengan mengembangkan inovasi kuliner berbahan dasar jahe kencur.
Es krim jahe kencur ini tidak hanya memberikan alternatif makanan sehat, tetapi juga memiliki potensi ekonomi yang besar, terutama bagi masyarakat Malang dan sekitarnya.
Prof. Dr. Nour Athiroh Abdoes Sjakoer, S.Si., M.Kes., dosen FMIPA Unisma, menjelaskan bahwa jahe kencur selama ini lebih dikenal sebagai bumbu dapur atau bahan minuman kesehatan tradisional. Namun, rempah ini memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti meningkatkan daya tahan tubuh, meredakan gangguan pencernaan, dan memperlancar peredaran darah. Meskipun demikian, penggunaannya dalam produk olahan masih terbatas.
"Selama ini, es krim identik dengan rasa manis seperti stroberi atau cokelat, yang cenderung tinggi gula. Kami ingin menawarkan alternatif yang lebih sehat. Es krim berbahan dasar jahe kencur belum pernah ada, bahkan bisa menjadi yang pertama di Malang, dan mungkin di Indonesia," ujar Prof. Athiroh dalam sesi pelatihan yang diadakan pada Jumat, 21 Februari 2025, di Rumah Prestasi Glintung Go Green (RP 3G).
Melalui serangkaian percobaan, Unisma berhasil mengembangkan resep es krim jahe kencur yang tidak hanya lezat tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Bahan-bahan yang digunakan mudah didapat dan murah, sehingga dapat dimanfaatkan dalam industri kuliner dengan sentuhan modern. Dalam pelatihan yang diikuti oleh warga dari empat kampung tematik di Malang—Kampung Semar, Kampung Glintung, Kampung Wonosari, dan Kampung Sakbaran Turen Malang—peserta diajarkan cara membuat es krim jahe kencur yang diharapkan dapat menjadi peluang usaha yang menguntungkan.
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id
Dengan biaya produksi yang terjangkau dan manfaat kesehatan yang jelas, es krim jahe kencur diharapkan dapat dipasarkan lebih luas dan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal. Prof. Athiroh juga menambahkan bahwa Unisma telah mematenkan resep es krim jahe kencur sebagai hak cipta, dan bagi masyarakat yang ingin mengembangkan produk ini secara komersial, mereka bisa mencantumkan logo Unisma sebagai bentuk penghargaan terhadap inovasi ini.
Ir. H. Bambang Irianto, pembina RP 3G, menekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat dalam mengembangkan potensi lokal. Dalam pembangunan kampung tematik, produktivitas dan kemandirian sangat penting, sehingga tidak hanya bergantung pada bantuan semata. "Pelatihan pembuatan es krim jahe kencur ini merupakan langkah strategis untuk membantu masyarakat memanfaatkan tanaman toga menjadi produk yang lebih bernilai," ungkap Bambang.
Bambang juga menyebutkan bahwa FMIPA Unisma memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya pemberdayaan masyarakat, khususnya dalam mengoptimalkan potensi lokal yang ada.
"Kerjasama ini bukan hanya berbagi ilmu, tetapi juga memberi kesempatan kepada masyarakat untuk menggali potensi alam yang selama ini mungkin belum sepenuhnya dimanfaatkan. Dengan memanfaatkan tanaman toga yang ditanam oleh ibu-ibu, kami bisa mengubahnya menjadi produk yang lebih bernilai dan berpotensi meningkatkan perekonomian," jelasnya.
Melalui pelatihan ini, Unisma berharap masyarakat tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga keterampilan untuk menciptakan UMKM yang produktif dan mandiri di kampung tematik. Ini merupakan upaya berkelanjutan Unisma dalam berkontribusi pada pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui inovasi berbahan dasar rempah lokal yang bermanfaat bagi kesehatan dan perekonomian. (*)
INFORMASI SEPUTAR UNISMA DAPAT MENGUNJUNGI www.unisma.ac.id