Rumah BUMN Jakarta, Sentra Pelatihan Digitalisasi Gratis untuk UMKM
GH News March 19, 2025 11:05 PM

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan jenis usaha yang menjadi tulang punggung perekonomian RI. Sentra pelatihan gratis bukanlah mitos belaka.

Teriknya matahari pada Kamis (13/3), tak menyurutkan semangat pemilik UMKM untuk datang pelatihan di Rumah BUMN (RB) Jakarta. Sebagai pusat kolaborasi, literasi, dan inkubasi bisnis untuk UMKM sejak tahun 2017, semua kegiatan operasional di Rumah BUMN Jakarta dibiayai oleh BRI.

RB beralamat di Jl Letjen S Parman No.09 13, RT.13/RW.1, Kemanggisan, Kec. Palmerah, Kota Jakarta Barat. Sepintas, bangunan rumah berlantai dua ini tampak biasa saja. Tapi saat masuk ke dalam, suasananya modern dan memiliki beberapa ruang fungsional.

Rumah BUMN Bri

Bagian depan ada penerima tamu, logo Rumah BUMN Jakarta terpampang di sana. Masuk ke bagian tengah, berjajar ratusan produk UMKM yang dipajang di bawah lampu kekuningan. Kebanyakan produk UMKM berupa FnB (Food and Baverage), tapi bukan berarti barang lain tidak ada.

RB juga membina UMKM yang menghasilkan barang tekstil, furniture sampai produk kecantikan. Barang-barang ramah lingkungan dari galeri Craftote jadi salah satu yang terbaik di sana.

Fasilitator Rumah BUMN Jakarta Jajang Rohmana (23) menceritakan sedikit tentang perjalanan RB. Ia berkata bahwa sebetulnya RB sudah ada sejak 2015, namun saat itu masih berbentuk program tanpa bangunan.

Rumah BUMN Bri

Pertama kali diluncurkan RB memiliki 72 UMKM yang terdaftar. Mereka mendaftar lewat sosial media seperti secara gratis. Lewat link yang disediakan di laman utama akun RB Jakarta, pemilik UMKM mana pun dapat langsung mendaftarkan diri sebagai anggota.

Sebagai program CSR BRI, RB Jakarta tidak memiliki syarat ribet untuk UMKM yang ingin bergabung. UMKM hanya perlu memiliki produk yang jelas dan mendaftar langsung di situs resmi. Nantinya semua pelatihan akan ditanggung oleh RB.

Waktu berlalu, anggota UMKM di RB Jakarta terus melonjak. Jajang mengatakan bahwa saat ini sudah ada 6.000-an anggota yang terdaftar di RB.

Rumah BUMN Bri

Di masa pandemi, RB Jakarta sempat mengalami penurunan anggota baru. Meski begitu RB tidak surut semangat, pelatihan-pelatihan yang berkaitan tentang digitalisasi dan manajemen di kala pandemi justru menjadi materi umpan untuk membuat UMKM tetap semangat. Hasilnya terlihat, UMKM-UMKM Itu tetap bertahan, bahkan sukses.

Galeri dan kedai kopi Craftote menjadi salah satu binaan RB Jakarta baru buka di tengah pandemi, namun kini sukses di kancah internasional. Produk ramah lingkungan yang diusung menjadi best seller di setiap bazaar. Dalam prosesnya, Craftote mengutamakan media sosial sebagai kunci untuk brand awareness.

"Kami belajar edit-edit video untuk media sosial dari RB Jakarta," ungkap pemilik Craftote Thio Suijinata (50).

Dalam link pendaftaran, RB memang menjelaskan bahwa mereka akan memberikan berbagai macam pelatihan dengan modul GO MODERN, GO DIGITAL, GO ONLINE, dan GO GLOBAL, sehingga anggota RB dipastikan untuk mengenal digitalisasi dengan baik.

Selain Thio ada Rizqa Fitria (39), pemilik brand Veza yang berupa produk cheese stick (stik keju). Semangat 45, ia datang ke RB Jakarta untuk mengikuti pelatihan offline tentang penjualan produk secara live streaming di media sosial.

Rumah BUMN Bri

Ia bergabung di RB Jakarta sejak mendirikan usaha itu, pada tahun 2017. Produknya laris manis, omzetnya tembus sampai Rp 3 jutaan per bulan. Sebagai mantan guru privat, ia cukup senang dan menggeluti dunia usaha dengan tekun.

"Manfaat ikut RB banyak sekali, dapat sertifikasi halal, kemasan vakum, pelatihan packaging, foto produk sampai manajemen produk. Bahkan dibikinin video untuk media sosial," ucapnya sumringah.

Ia memuji konsep pelatihan RB yang menerjunkan UMKM untuk langsung praktek. Apalagi praktek digitalisasi tidaklah muda di usianya.

Kartika Dewi (56) juga salah satu dari peserta UMKM. Berbeda dengan Rizqa, dirinya menjadi anggota termuda karena baru hari itu masuk dalam binaan RB dan langsung mengikuti pelatihan.

Bernama Pewaregan Balinese, produk UMKM Kartika tak jauh beda dengan anggota pelatihan lain, yaitu makanan. Namun bedanya, Kartika hanya menerima Pre-Order (PO), sementara jenis makanannya macam-macam tergantung pesanan.

Rumah BUMN Bri

"Karena saya ada keturunan Bali, jadi banyak yang minta buat makanan Bali yang halal," ucap wanita yang mengenakan kerudung warna coral itu.

Usai sesi pelatihan, Kartika mengaku senang karena materi yang diberikan sangat bermanfaat. Mimpinya untuk melek digital semakin nyata, ia ingin kembali mengikuti pelatihan dengan materi digitalisasi agar tidak kalah dengan Gen Z.

"Harapannya orderan saya meningkat, saya juga minta di-upgrade dalam pendanaan sehingga bisa bertumbuh maksimal," ungkapnya.




© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.