TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Lamongan turun signifikan pada tahun 2024, seiring dengan meningkatnya jumlah Penduduk Yang Bekerja (PYB).
Berdasarkan data terbaru per akhir Desember 2024 dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Lamongan bahwa angka pengangguran turun menjadi 4,34 persen atau sebanyak 35.981 orang, dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 5,46 persen dengan jumlah 45.048 orang.
Wakil Bupati Lamongan, Dirham Akbar Aksara, menegaskan bahwa pencapaian ini tidak lepas dari sinergi lintas sektor, terutama dalam upaya meningkatkan daya saing tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.
"Pendidikan harus mampu mencetak lulusan yang berdaya saing global. Dengan pelatihan yang tepat, lulusan sekolah akan lebih siap menghadapi permintaan pasar kerja yang terus berkembang," tutur Dirham, Kamis (20/3/2025).
Sebagai bentuk komitmen dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja, Pemkab Lamongan telah mengembangkan program beasiswa Perintis hingga jenjang S2 bagi anak berprestasi dari keluarga kurang mampu.
"Selain itu, sektor UMKM dan pariwisata harus terus diperkuat sebagai motor utama penciptaan lapangan kerja baru," katanya.
Daya tarik investasi juga menjadi faktor utama dalam menekan angka pengangguran di Lamongan. Dengan keunggulan geografis yang strategis, dua jalan nasional yang melintasi wilayah ini, pemerintah daerah semakin gencar menarik investor untuk membuka peluang kerja baru.
"Kami memanfaatkan konektivitas transportasi yang baik agar industri besar tertarik berinvestasi di Lamongan," ujarnya.
Tak hanya itu, sektor UMKM dan ekonomi kreatif juga menjadi perhatian utama. Program UMKM Naik Kelas dan Young Entrepreneur Success (YES) dirancang untuk mendorong masyarakat mengembangkan usaha mandiri melalui bantuan permodalan dan pelatihan bisnis.
Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Lamongan, M Zamroni, mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, jumlah angkatan kerja mencapai 828.276 orang, dengan 792.295 orang telah bekerja dan 35.981 orang masih menganggur.
Angka TPT Lamongan pada tahun 2024 turun menjadi 4,34 persen atau sebanyak 35.981 orang, dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka 5,46 persen dengan jumlah 45.048 orang.
"Penurunan ini sejalan dengan pertumbuhan jumlah investasi perusahaan yang terus meningkat sejak tahun 2022," ujar Zamroni.
Data menunjukkan bahwa jumlah PYB terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2022, jumlahnya 631.611 orang, kemudian melonjak menjadi 780.417 orang di tahun 2023, dan kini mencapai 792.295 orang di tahun 2024.
"Meski demikian, sektor pekerjaan masih didominasi oleh pekerja informal, yang mencakup 59,91 persen atau 474.677 orang, sementara pekerja formal hanya 40,08 persen atau 317.618 orang," katanya.
Sedangkan dari segi pendidikan, Zamroni menjelaskan, mayoritas tenaga kerja di Lamongan masih berasal dari lulusan SD dan SMA. "Lulusan SD sebanyak 31 persen, SMA 27 persen, SMP 19 persen, Diploma dan Universitas 14 persen dan lulusan SMK sebanyak 9 persen," ucapnya.
Jika dilihat berdasarkan lapangan pekerjaan, Zamroni mengatakan, sektor jasa mengalami pertumbuhan signifikan.
"Karena pada tahun 2023, sektor ini menyerap 346.964 pekerja, naik 14.318 orang menjadi 361.282 pekerja di tahun 2024," tuturnya.
Sedangkan, sektor industri pengolahan justru mengalami penurunan jumlah pekerja. Dari 173.830 pekerja pada tahun 2023, turun menjadi 170.836 pekerja pada tahun 2024. "Sebaliknya, sektor pertanian mengalami sedikit peningkatan dari 259.623 orang pada tahun 2023 menjadi 260.177 orang di tahun 2024," katanya.
Penurunan TPT menjadi sinyal positif bagi perekonomian Lamongan. Namun, dominasi pekerja lulusan SD dan SMA menunjukkan tantangan dalam peningkatan kualitas tenaga kerja.
“Ke depan, kami akan terus mendorong peningkatan keterampilan tenaga kerja melalui pelatihan dan pendidikan vokasi agar lebih siap menghadapi persaingan dunia kerja,” ujar Zamroni. (*)