Bupati Banyumas Dukung Usulan Kakek Prabowo RM Margono Djojohadikoesoemo Dijadikan Pahlawan Nasional
Muhammad Zulfikar March 20, 2025 01:38 PM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengusulan gelar Pahlawan Nasional untuk kakek Presiden Prabowo Subianto, RM. Margono Djojohadikusumo, mendapat dukungan luas.

Hal ini mengemuka dalam Seminar Kabupaten yang digelar di Aula Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto pada Selasa (18/3/2025) lalu.

Berbagai tokoh, akademisi, dan masyarakat Banyumas hadir untuk mendiskusikan kontribusi besar pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) pertama tersebut terhadap bangsa.

Acara ini dihadiri oleh 150 peserta dan dibuka langsung oleh Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono. Selain itu, seminar ini juga mendapat dukungan dari BNI 46, yang diwakili oleh Ariyanto Soewondo Geni.

Ketua Panitia Pengusul Calon Pahlawan Nasional, Prof. Dr. dr. Fachmi Idris menegaskan bahwa RM. Margono layak dianugerahi gelar Pahlawan Nasional atas jasanya dalam membangun perekonomian Indonesia.

"Alhamdulillah, hari ini seminar berjalan dengan baik. Kami percaya bahwa kontribusi almarhum RM. Margono Djojohadikusumo bagi bangsa Indonesia sangat besar. Oleh karena itu, kami yakin beliau layak mendapatkan anugerah gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2025 ini," ujarnya.

Dukungan penuh juga disampaikan oleh Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono. Menurutnya, RM. Margono tidak hanya berperan dalam ekonomi, tetapi juga dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

"Kiprah RM. Margono untuk bangsa sangat banyak, selain turut andil membangun struktur ekonomi negara, ia juga sebagai anggota BPUPKI," katanya.

"Kami sebagai Pemda Banyumas sangat mendukung penyematan gelar Pahlawan Nasional untuk RM. Margono. Selain itu, kami juga akan mengabadikan nama besar beliau sebagai nama jalan, entah di Banyumas sendiri atau di kota Purwokerto," tambahnya.

Dari sisi akademik, Prof. Dr. Taufiqurokhman yang bertanggung jawab atas naskah akademik dalam pengusulan ini, menekankan pentingnya riset mendalam.

"Untuk mewujudkan RM. Margono Djojohadikusumo sebagai Pahlawan Nasional harus didukung dengan riset akademis. Tidak sedikit data mengenai perjalanan hidup RM. Margono ada dalam catatan BNI, dan itu tersimpan di negara luar," jelas Sekretaris Panitia Pengusul ini.

Samsul, selaku ketua SMSI Jawa tengah mengatakan SMSI sebagai Panitia Pengusul RM. Margono Djojohadikusumo sebagai calon Pahlawan Nasional, mendapat dukungan dari Seruling Emas untuk kolaborasi sebagai penyelengara seminar.

"Akhirnya kami sepakat bersama Seruling Mas mengadakan Seminar Kabupaten di Banyumas" katanya.

Sementara itu, perwakilan BNI 46, Ariyanto Soewondo Geni, menegaskan bahwa RM. Margono tidak hanya membangun perekonomian, tetapi juga meletakkan dasar sistem ekonomi yang mandiri bagi bangsa Indonesia.

"Kontribusi RM. Margono untuk bangsa ini tidak hanya mengembangkan ekonomi negara, namun ia juga mampu menciptakan sistem ekonomi bangsa secara mandiri," ucapnya.

Sosok RM Margono Djojohadikusumo

Siapakah RM Margono Djojohadikusumo?

RM Margono Djojohadikusumo, lahir pada 16 Mei 1894 di Purwokerto, adalah tokoh krusial dalam sejarah perbankan Indonesia dan kakek dari Presiden Prabowo Subianto.

Dengan latar belakang keluarga bangsawan, beliau merupakan cucu buyut Raden Tumenggung Banyakwide, seorang pengikut setia Pangeran Diponegoro.

Pendidikan dasarnya diperoleh di Europeesche Lagere School, kemudian melanjutkan di Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) di Magelang.

Apa Kontribusi RM Margono untuk Perbankan di Indonesia?

RM Margono dikenal sebagai pendiri Bank Negara Indonesia (BNI) yang didirikan pada 5 Juli 1946.

Kontribusinya dalam mendirikan lembaga keuangan ini sangat penting, terutama saat Indonesia baru merdeka dan menghadapi tantangan ekonomi yang serius.

Mengapa BNI Penting bagi Stabilitas Ekonomi Indonesia?

Setelah proklamasi kemerdekaan, De Javasche Bank sebagai bank sentral pada era kolonial tidak mengakui kedaulatan Indonesia.

Dalam perannya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung, RM Margono mengusulkan pembentukan bank sentral untuk mendukung stabilitas ekonomi negara.

Dengan mandat dari Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Hatta, ia memimpin upaya pembentukan Bank Sentral Negara Indonesia.

Pada 16 September 1945, bank ini resmi didirikan dan diberi wewenang menerbitkan Oeang Republik Indonesia (ORI) sebagai alat pembayaran yang sah.

Sebagai Direktur Utama pertama BNI hingga tahun 1950, RM Margono tidak hanya fokus pada fungsi bank sentral, tetapi juga kegiatan perbankan umum seperti pemberian kredit dan penerimaan simpanan.

RM Margono meninggal pada 25 Juli 1978 di Jakarta, dan dikenang sebagai pahlawan ekonomi yang berkontribusi besar terhadap kemajuan Indonesia.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.