Sedihnya Fanny Fadillah, Akui Sepi Job Sejak Pandemi Padahal Jadi Tulang Punggung Keluarga
Okki Margaretha March 20, 2025 04:34 PM

Grid.ID – Aktor dan komedian Fanny Fadillah pernah ada di puncak kejayaannya, ketika ia berperan sebagai Boim dalam serial Lupus Milenia. Meski bukan pemeran utama, Fanny Fadillah juga dikenal sebagai Yusuf bin Sanusi alias Ucup dalam sitkom Bajaj Badjuri yang tayang tahun 2002 silam.

Namun seiring waktu, kepopuleran Fanny Fadillah mulai meredup. Ia seolah tergantikan dengan kehadiran aktor-aktor muda yang mendadak ramai di televisi. Lelaki keturunan Tionghoa itu mengaku jika kini dirinya sepi job alias jarang pendapatkan tawaran pekerjaan.

Bahkan, kata Fanny, dirinya kini terpaksa lebih sering membuat konten di akun media sosialnya, sambil mengasuh anak-anaknya di rumah. Fanny mengaku hanya sesekali mendapatkan tawaran pekerjaan untuk menjadi cameo atau pemeran pembantu.

“Kadang ada panggilan layar lebar tahun kemarin untuk cameo sama urus anak,” kata Fanny Fadillah saat jadi bintang tamu acara Pagi Pagi Ambyar TransTV.

“Kadang suka diajak Fahmi Bo, bikin konten untuk TikTok, sudah ngobrol (live) sejam, saya pikir, mungkin saya orang lama, ini kita ngapain sih, sampai batre hp panas, ngapain ngomong sendiri 2 jam, gak betah saya,” katanya.

“Tapi apapun saya gak boleh nyerah, ada yang ajarin saya buka platform yang bisa dimainin, buka Tiktok,” kata pemilik nama asli Paulus Fanny Fadillah itu.

Diceritakan Fanny, tawaran pekerjaan kian surut tatkala badai pandemi Covid-19 merebak di seluruh dunia. Ladangnya tempat ia bekerja mendadak paceklik, bahkan imbasnya sampai saat ini masih dirasakan oleh Fanny.

“Habis covid (tawaran) sinetron sepi sekali,” kata Fanny sedih.

Di tengah-tengah curhatannya, Fanny juga mengaku sempat menyesal. Jika diingat, dulu karakter ucup yang diperankan oleh Fanny Fadilah dalam sitkom Bajaj Badjuri, kerap memakai jersey klub sepak bola.

Singkat cerita, koleksi jersey milik Fanny itu ia bagikan secara cuma-cuma kepada kru dan teman-temannya. Kini, Fanny baru menyadari jika ternyata koleksi jerseynya itu bisa bernilai fantastis jika ia jual di masa kini. Apalagi, jika uang yang terkumpul bisa membantu perekonomiannya yang sedang tak baik-baik saja.

“Saya kan punya banyak jersey bola dulu, gak kepikir ke depannya. Selesai (syuting) Badjuri banyak kru yang minta. Saya pikir, ya gak masalah, ambil saja, sampai akhirnya habis, tinggal satu-satunya itu dari kawan dari Italia.”

“Setiap ada yang minta, saya kasih. Ternyata sekarang komunitas jersey bola itu mahal, bisa ratusan ribu, bahkan jutaan, ya mau dibilang apa, sudah kasih orang,” kata Fanny pasrah.

Kini, Fanny sedang berada di fase bertahan dan melakukan apapun asal halal, demi bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Maklum, ia masih memiliki anak usia sekolah, yang harus tetap dibiayai.

“Anak dua, yang besar mau kuliah, dia diterima di terima Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur prestasi, di UI, jurusan teknik lingkungan, dia ambil jalur prestasi,” katanya.

“Yang kecil kelas 3 SMP, mau ke SMA, memang di SMA swasta. Ini doa dan perjuangan saya, kebaikan sahabat saya juga, Rieke, untuk bisa terus sekolah, bisa masuk sekolah,” kata Fanny Fadillah.

Ketika bicara soal perjuangannya menyekolahkan anak-anaknya, suara Fanny Fadillah bergetar. Ia teringat bagaimana perjuangannya untuk membiayai adiknya menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

“Saya bisa dibilang di keluarga itu tulang punggung, dulu adik ada yang masih kuliah, saya berusaha untuk bisa menyekolahkan adik setinggi mungkin, apapun yang dilakuin buat senengin orangtua. Dan Alhamdulillah dari hasil kerja keras itu saya bisa menyekolahkan adik saya sampai kelar kuliah dan sarjana.,” kata Fanny bangga.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.