Kemenhut Libatkan TNI Antisipasi Kemunculan Titik Api Berujung Karhutla saat Kemarau
GH News March 21, 2025 04:03 AM

Kementerian Kehutanan (Kemenhut) bersiap mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) saat musim kemarau, dengan menggelar apel siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Daops Manggala Agni, Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada Kamis (20/3/2025).

Berdasarkan prediksi BMKG, musim kemarau diprediksi berlangsung mulai April, Mei, Juni dan puncaknya Agustus.

Kalimantan Tengah jadi salah satu wilayah rawan hotspot api bersama dengan Gorontalo, NTT, Sumatera Selatan, Jambi, Lambung, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Sumatera barat, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Papua Selatan.

Dalam operasi kesiapsiagaan karhutla, Kemenhut turut menggandeng sejumlah instansi lain, termasuk TNI/Polri, polisi hutan, relawan, dan BPBD setempat.

"Kolaborasi TNI/Polri punya pasukan sampai ke desa, ke pelosok, nah kerjasama ini yang membuat kita percaya diri karhutla ini bisa berkurang dari tahun lalu," kata Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni saat apel kesiapsiagaan.

“Intinya kita mencoba mengantisipasi, lebih baik mencegah dari pada mengobati," lanjutnya.

Raja Antoni menerangkan, ada sejumlah hal yang harus disiapkan untuk pencegahan karhutla. Satu diantaranya mengecek ketersediaan air. 

Modifikasi cuaca akan dilakukan saat masa transisi musim hujan ke musim kemarau. Gambut yang masih basah diharapkan dapat mencegah potensi kebakaran meluas.

Selain itu, selagi masih musim penghujan, Raja Antoni meminta jajaran di daerah untuk memenuhi air di sumursumur, kolam, dan embung danau. Ini bertujuan sebagai sumber air untuk menanggulangi kejadian karhutla.

"Mumpung masih hujan, penuhi sumursumur, kolamkolam, embung danau yang ada untuk menjadi sumber air nanti, meskipun kita punya teknologi secanggih apapun, kalau airnya nggak ada kan nggak bisa, sekat kanal itu menjadi penting," jelasnya.

"Patroli secara rutin perlu dilakukan, modifikasi cuaca juga kemaren diputuskan tidak pada musim panas tapi di transisi, ketika gambutnya masih basah, ditambah airnya lagi supaya nanti potensi kebakarannya tidak besar," kata dia.

Adapun berdasarkan data karhutla dari tahun ke tahun, kejadian kebakaran lahan dan hutan alami penurunan. 

Raja Antoni menyebut pada tahun 2019, kebakaran hutan menyentuh 1,6 juta hektare. Namun 4 tahun berselang, karhutla turun menjadi 1,1 juta hektare.

"Laju karhutla itu masih bisa kita kontrol dan turun terus menerus, dibandingkan 2019. Itu kita kebakaran 1,6 juta hektar, 4 tahun kemudian dengan kerja keras dan kolaborasi kita bisa mengurangi jadi 1,1 juta,” pungkasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.