TRIBUN-MEDAN.com - Masih ingat video viral preman Bekasi bernama Suhada yang memaksa minta tunjangan hari raya (THR) Lebaran?
Setelah beredar viral video Suhada ngamuk ke sekuriti pabrik karena diberi uang Rp 20 ribu, sosok yang mengklaim sebagai jagoan Cikiwul Bantargebang, Kota Bekasi, itu langsung kabur.
Kini, pelarian preman Bekasi itu sudah berakhir. Suhada ditangkap polisi di Sukabumi Jawa Barat.
Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Binsar Hatorangan Sianturi mengatakan, Suhada ditangkap saat berada di Sukabumi, Jawa Barat setelah kabur dari kejaran polisi setelah aksi meminta THR viral di sosial media (sosmed).
“Sudah kami amankan semalam Kamis (20/3/2025) pukul 18.30 WIB di daerah Sukabumi, sementara sedang proses penyidikan,” kata Kompol Binsar, dikutip dari Tribunbekasi.com, Jumat (21/3/2025).
Binsar memastikan tidak akan membiarkan aksi serupa kembali terjadi di wilayah Kota Bekasi menjelang lebaran.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan segera jika menemui aksi premanisme dengan menghubungi kantor kepolisian terdekat atau melaporkan ke Call Center 110.
“Kami tidak mentolerir adanya aksi premanisme berkedok Ormas atau LSM di wilayah hukum Bekasi Kota,” tegasnya.
Sebelumnya, Suhada memaksa meminta uang THR (tunjangan hari raya) Lebaran ke sebuah pabrik plastik di Jalan Tali Kolot, Cikiwul, Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Berdasarkan keterangan sekuriti, bernama Sukadi, Suhada datang bersama tiga rekannya untuk meminta THR Lebaran pada Senin (17/3/2025) sekitar pukul 11.00 WIB.
Namun, oleh sekuriti, mereka hanya diberi Rp 20.000.
"Iya, dia minta (THR), dikasih Rp 20.000. Tapi dia enggak mau, pengen ketemu pimpinannya," kata Sukadi.
Sukadi mengungkapkan, keempatnya merupakan preman berkedok organisasi masyarakat (ormas).
Mereka berasal dari Bantargebang. "Mereka preman berkedok ormas," ungkap Sukadi.
Dalam aksinya, Suhada, jagoan Cikiwul Bantargebang, mengancam akan menutup akses jalan pabrik plastik tersebut lantaran tidak mau memberi uang THR Lebaran.
Aksi Suhada itu terekam dalam sebuah video berdurasi 2 menit 59 detik yang diunggah pengguna Instagram, @infobekasi.
Awalnya, Suhada yang mengenakan rompi hitam dan kaus berwarna marun geram setelah sang sekuriti pabrik memberikannya uang THR Rp 20.000.
Suhada yang tak puas dengan nominal pemberian sekuriti akhirnya memaksa ingin bertemu pemilik perusahaan.
"Gue enggak mau duit lu, gue mau pimpinan lu, sini," kata Suhada kepada sang sekuriti, dikutip dari Instagram @Infobekasi, Kamis (20/3/2025).
"Jangan gitu Pak, hargai saya, saya kerja di sini, Pak," ujar sekuriti.
"Kalau lu kerja di sini, sampaikan, ini amanah lho," kata Suhada.
"Sudah saya sampaikan, amanah, Pak," jawab sekuriti.
Tak puas dengan jawaban tersebut, Suhada kemudian mencoba mengintimidasi sekuriti dengan mengaku sebagai jagoan di Cikiwul.
Bahkan, ia mengancam akan menutup akses jalan depan perusahaan apabila tak bisa bertemu dengan pemilik pabrik.
"Lu makan, b*k di sini, lu enggak menghargain gue. Kalau lu pengen tahu, gue jagoan yang megang Cikiwul. Massa gue banyak di sini. Kalau gue tutup jalan depan, bisa bergerak?" ujar Suhada.
Kepada sang sekuriti, Suhada mengaku terpaksa "turun gunung" setelah anak buahnya berulang kali gagal menemui pemilik perusahaan.
Namun, ketika turun, dirinya merasakan nasib yang sama dengan anak buahnya, yakni sama-sama tidak dihargai oleh perusahaan.
"Gue selama ini enggak pernah turun, yang turun selama ini anak buah gue, sekarang gue turun pengen tahu bukti ternyata begini, enggak menghargai lingkungan. Di sini gue yang megang pabrik-pabrik semua," tegas Suhada.
Tak lama kemudian, Suhada memperlihatkan sebuah amplop putih yang berisi secarik kertas kepada sang sekuriti.
Selanjutnya, ia menunjukkan tulisan dalam isi kertas tersebut sembari mengeklaim dirinya "turun gunung" dalam rangka mati-matian membela negara.
"Gue bukannya nyari keributan, gue ngasih gini, baik-baik lho, gue bela negara di sini, gue mati-matian," tambah dia. (*)