TRIBUNNEWS.COM - Inilah kunci jawaban mata pelajaran Bahasa Indonesia halaman 243 dan 244 kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka Edisi Revisi karangan Fadillah Tri Aulia dkk terbitan Kemdikbudristek tahun 2023.

Pada halaman 243 dan 244 buku Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Kurikulum Merdeka Edisi Revisi, siswa diminta mengerjakan Tabel 6.11 Menilai Ketepatan Penggunaan Diksi, Rima, dan Tipograi Puisi “Tapi”.

Pembahasan ini, diulas dalam Bab 6 "Berkarya dan Berekspresi Melalui Puisi".

Selengkapnya, simak kunci jawaban mata pelajaran Bahasa Indonesia halaman 243 dan 244 Kelas 10 SMA/MA.

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA Halaman 243 dan 244 Kurikulum Merdeka

• Kunci Jawaban Soal Bahasa Indonesia Halaman 243 dan 244 Kelas 10 SMA

Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, nilailah keefektifan pemilihan kata/diksi, pengaturan rima, dan tampilan tipograi dalam 
mendukung makna puisi tersebut. Gunakan tabel berikut untuk menilainya.

1.  Unsur:  Penggunaan kata tertent
    Ketepatan: Tepat/Kurang tepat
2.  Unsur: Pengulangan kata tertentu
    Ketepatan: Tepat/Kurang tepat
3.  Unsur: Pengulangan kalimat
    Ketepatan: Tepat/Kurang tepat
4.  Unsur:  Penggunaan kata konkret
    Ketepatan: Tepat/Kurang tepat
5.  Unsur: Penggunaan majas
    Ketepatan: Tepat/Kurang tepat
6.  Unsur: Tampilan tipograi
    Ketepatan: Tepat/Kurang tepat
7.  Unsur: Penggunaan bunyi vokal
    Ketepatan: Tepat/Kurang tepat

 Simpulan: 

Jawaban

1. Unsur:  Penggunaan kata tertent
    Ketepatan: Tepat
2.  Unsur: Pengulangan kata tertentu
    Ketepatan: Tepat Unsur: Pengulangan kalimat
    Ketepatan: Tepat
3.  Unsur:  Penggunaan kata konkret
    Ketepatan: Kurang tepat
4.  Unsur: Penggunaan majas
    Ketepatan: Kurang tepat
5. Unsur: Tampilan tipograi
    Ketepatan: Tepat
6.  Unsur: Penggunaan bunyi vokal
    Ketepatan: Tepat

 Simpulan: Secara keseluruhan, puisi "Tapi" menggunakan diksi, rima, dan tipografi dengan efektif untuk mendukung maknanya.

Pengulangan kata dan kalimat menciptakan efek emosional yang kuat, sementara susunan visual mendukung estetika puisi.

Namun, puisi ini lebih menonjolkan pola repetitif dibandingkan penggunaan kata konkret atau majas.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)