Pasukan militer Israel menghancurkan satu-satunya rumah sakit pusat kanker di Gaza. Lagi-lagi mereka menyebut fasilitas kesehatan itu telah berubah menjadi 'infrastruktur teroris' meski tak ada bukti mengenai hal tersebut.
Dikutip dari Al Jazeera, Israel menyerang Turkish-Palestinian Friendship Hospital pada Jumat (21/3). Penghancuran tersebut telah menyebabkan ribuan pasien di wilayah yang terkepung itu tidak memiliki tempat untuk berobat kanker.
Rumah sakit tersebut dianggap sebagai fasilitas perawatan kanker terbesar di Gaza, dan merupakan satu-satunya rumah sakit yang terakreditasi untuk merawat hingga 30.000 pasien kanker setiap tahunnya.
Dr. Zaki Al-Zaqzouq, kepala departemen onkologi rumah sakit tersebut, mengatakan bahwa tim medis mengunjungi fasilitas tersebut selama gencatan senjata dan menemukan bahwa, meskipun mengalami kerusakan, beberapa fasilitas tetap dalam kondisi baik.
"Saya tidak dapat membayangkan apa yang dapat diperoleh dari pengeboman rumah sakit yang menjadi penyelamat bagi begitu banyak pasien," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kelompok bantuan Medical Aid for Palestinians.
Israel telah menghancurkan fasilitas medis Gaza dan sejumlah rumah sakit. Kelompok hak asasi manusia dan pakar PBB telah memperingatkan bahwa ini merupakan bagian dari kebijakan genosida, yang dengannya Israel berupaya memaksa warga Palestina keluar dari daerah itu.
Sekitar 600 warga Palestina telah tewas sejak Israel melancarkan kembali genosida dengan gelombang serangan udara sebelum fajar di Gaza pada hari Selasa (18/3), yang terjadi saat banyak keluarga sedang tidur atau bersiap untuk memulai puasa di bulan suci Ramadan.