Tempo Diteror Kepala Babi & Bangkai Tikus, Ruang Sipil untuk Ungkap Aspirasi Dinilai Makin Terjepit
Pravitri Retno W March 23, 2025 06:34 PM

TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, bicara soal bagaimana media harus melawan intimidasi yang diterima dari pihak luar.

Terlebih, setelah Kantor Berita Tempo mendapatkan dua kali teror berupa paket kepala babi dan bangkai tikus dari orang tak dikenal.

Setri menilai teror-teror kiriman kepala babi dan bangkai tikus yang diterima Tempo harus dianggap menjadi urusan bersama.

Ia berpendapat, butuh adanya kolaborasi dari berbagai organisasi atau koalisi masyarakat sipil untuk melawan intimidasi terhadap pers ini.

Di antaranya kolaborasi dari Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, dan koalisi masyarakat sipil lainnya untuk membangun simpul bersama.

Karena menurut Setri, teror kepala babi dan bangkai tikus ini bukan semata-mata urusan Tempo saja, tapi urusan bersama.

Agar, kata dia, nantinya pers di Indonesia tidak terbelah dan tetap terjamin kebebasannya.

Sebab, Setri yakin adanya teror ini salah satunya bertujuan untuk memecah belah kebebasan pers.

"Saya soal bagaimana kita melawan intimidasi, tidak ada pilihan ini harus kita anggap urusan bersama. Jadi kita butuh simpul, KKJ, AJI, koalisi maysarakat lain jadi simpul."

"Maka saya berkali-kali bilang, teror yang dua kali ini bukan semata-mata urusan Tempo, ini urusan bersama. Karena ini urusan bersama kita harus berjuang bersama-sama, kita harus menyuarakan bersama-sama."

"Jadi kita bersyukur bahwa kita solid si menurut saya. Karena yang diinginkan siapapun, kita terbelah ini," kata Setri dalam konferensi pers yang digelar Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ) hari ini, Minggu (23/3/2025).

Setri menegaskan, teror yang diterima Tempo ini bukan semata urusan media tertentu.

Namun, soal ruang sipil yang semakin terjepit untuk menyampaikan aspirasi.

"Jadi bagaimana di antara kita untuk tetap solid, jadi ini tidak semata urusan media tertentu."

"Tapi ini soal ruang sipil, masyarakat sipil yang semakin terjepit ruangnya untuk menyampaikan aspirasi dan lain-lain," tegasnya.

AJI Jakarta dan LBH Pers Minta Tangkap Dalang Teror ke Tempo

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Pers mengecam aksi teror kepala babi hingga bangkai tikus yang terjadi terhadap media Tempo.

Ketua AJI Jakarta, Irsyan Hasyim, meminta agar aparat kepolisian agar serius dalam menindak pelaku aksi teror yang jelas mengancam kebebasan pers.

"Mendesak ⁠kepolisian untuk mengusut, membongkar, dan mengadili dalang dari perilaku intimidasi kepada FCR selalu jurnalis dan host siniar Bocor Alus Politik Tempo," kata Irsyan dalam keterangannya, dikutip Minggu.

Menurutnya, aksi teror itu juga merupakan bentuk penghalang-halangan kinerja jurnalistik yang diatur dalam Pasal 18 ayat (1) Undang-Undang (UU) Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers. 

"Kemudian mengecam aksi intimidasi oleh siapapun yang menjadi dalang di belakangnya yang melakukan penghalang-halangan kinerja jurnalistik," ungkapnya.

Dia mengungkap jika polisi tidak serius dalam pengungkapan kasus ini, maka nantinya makin memperlihatkan minimnya keberpihakan penegak hukum terhadap keberlangsungan kemerdekaan pers.

"Aparat penegak hukum harus menghentikan praktik impunitas dengan tidak melakukan undue delay terhadap kasus ini," tuturnya.

Irsyan menyebut bukan sekadar kepada Tempo, teror ini juga harus dimaknai sebagai serangan dan ancaman bagi kepentingan publik khususnya hak masyarakat atas berita berkualitas di Indonesia.

Selain itu, Irsyan mengatakan pihaknya juga mendesak agar Dewan Pers untuk menerjunkan Satgas Anti-Kekerasan guna memastikan kepolisian mengusut kasus ini dengan tuntas. 

"Dewan Pers juga perlu memantau dan menuntaskan kasus-kasus kekerasan terhadap jurnalis yang selama ini luput dalam pendataan," jelasnya. 

(Faryyanida Putwiliani/Abdi Ryanda Shakti)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.