Rudal yang Ditembakkan Houthi dari Yaman Buat Jutaan Warga Israel Mengungsi ke Bomb Shelter
TRIBUNNEWS.COM - Angkatan Udara Israel (IAF), menyatakan mencegat rudal yang diluncurkan dari Yaman, Minggu (23/3/2025) pagi.
Sirine peringatan atas serangan udara itu berbunyi di seantero Israel tengah, memaksa jutaan pemukim negara pendudukan itu mengungsi dan berlindung ke bomb shelter alias tempat perlindungan bom, mengutip laporan Ynetnews.
Serangan yang menyasar teritorial pendudukan Israel ini dilancarkan gerakan Ansarallah Houthi Yaman yang menegaskan, peneguhan dukungan mereka terhadap perjuangan milisi Palestina melawan agresi Israel yang berlanjut di Jalur Gaza.
Seorang juru bicara militer Israel (IDF) mengatakan kalau "rudal yang diluncurkan dari Yaman dicegat oleh IAF sebelum melintasi wilayah Israel. Sirene dibunyikan sesuai dengan protokol."
Palang Merah Israel, Magen David Adom melaporkan, tidak ada laporan tentang puing-puing yang jatuh atau korban yang diterima.
Pada pukul 7:23 pagi, alarm berbunyi di banyak komunitas di seluruh Israel tengah termasuk Yerusalem dan Tel Aviv.
Di Bandara Ben Gurion, lepas landas dan pendaratan sempat ditangguhkan hingga landasan pacu dipindai.
Sebuah maskapai penerbangan, Fly Dubai terpaksa mengubah rutenya alih-alih melanjutkan pendaratan di Bandara Ben Gurion.
Rudal terakhir diluncurkan Houthi dari Yaman ke Israel pada Jumat malam.
Alarm diaktifkan di Yerusalem, Ramat Gan, Lod, Ramle, Rishon LeZion, Rehovot, Modi'in, Beit Shemesh, Ness Ziona, dan daerah lainnya.
"Dalam kasus ini, IDF mengatakan bahwa rudal itu dicegat di luar wilayah Israel, tidak ada korban jiwa dan tidak ada laporan jatuhnya puing," kata laporan YNet, Minggu.
Sebelumnya, para aktivis dan jurnalis dilaporkan menyebarkan pernyataan yang diduga dikeluarkan oleh kelompok Houthi Ansarallah Yaman, Khaberni melaporkan, Jumat (21/3/2025).
Pernyataan Houthi itu disebutkan berisi ultimatum yang memperingatkan penduduk Tel Aviv untuk segera mengungsi dan menjauh dari apa yang digambarkan sebagai wilayah "mematikan dan berbahaya".
"Pernyataan yang beredar mengindikasikan bahwa Houthi akan melakukan operasi militer terhadap target Israel di Tel Aviv, sehingga kehadiran apa pun di wilayah tersebut merupakan ancaman langsung terhadap kehidupan warga sipil," kata laporan Khaberni.
Pernyataan Houthi tersebut disebutkan, menggarisbawahi kalau operasi penyerangan akan dilakukan secara tegas terhadap "organisasi Israel yang agresif,".
"Ultimatum Houthi ini menekankan perlunya pemukim Tel Aviv Israel pindah ke daerah yang lebih aman, seperti Gurun Negev dan zona kemanusiaan," kata laporan tersebut.
Belum ada konfirmasi mengenai keaslian pernyataan tersebut.
Adapun Brigadir Jenderal Yahya Saree, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman (YAF) sekaligus kelompok Houthi, mengatakan bahwa Pasukan Roket YAF telah meluncurkan rudal balistik hipersonik Palestine-2 ke Bandara Ben Gurion, Israel, pada Jumat (21/3/2025) malam.
Akibatnya, sirene peringatan berbunyi di berbagai kota besar yang diduduki Israel, termasuk beberapa permukiman di Tel Aviv, al-Quds (Yerusalem), dan Beit Shemesh, Al Mayadeen melaporkan.
Saree menegaskan bahwa Bandara Ben Gurion tidak lagi aman untuk lalu lintas udara.
Ia memperingatkan bahwa bandara tersebut akan terus menjadi sasaran hingga perang Israel di Gaza berakhir.
Sebelumnya, komando militer Israel menyatakan bahwa sirene peringatan diaktifkan pada Jumat malam di beberapa wilayah setelah peluncuran rudal dari Yaman.
Militer Israel mengklaim berhasil mencegat proyektil tersebut.
Suara ledakan dari rudal pencegat terdengar di seluruh wilayah pusat Israel, termasuk di Yerusalem.
Media Israel melaporkan bahwa lalu lintas udara di Bandara Ben Gurion sempat dihentikan sementara akibat serangan tersebut.
Serangan ini merupakan yang keempat dalam minggu ini terhadap wilayah tengah Israel oleh Yaman, setelah jeda operasi selama dua bulan yang bertepatan dengan perjanjian gencatan senjata di Gaza.
Namun, pekan lalu Israel melanggar perjanjian tersebut dengan melanjutkan serangannya ke daerah kantong Palestina itu.
Terkait konfrontasi yang sedang berlangsung di Laut Merah, Saree mengumumkan bahwa Angkatan Udara Tak Berawak YAF telah meluncurkan beberapa pesawat nirawak serang satu arah ke kapal-kapal Angkatan Laut Amerika Serikat yang berada di sekitar kapal induk USS Harry S. Truman.
Serangan ini dilakukan sebagai respons terhadap upaya AS memaksa Yaman menghentikan dukungannya bagi rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Menurut laporan, pesawat AS yang lepas landas dari kapal induk Carrier Strike Group 8 telah melakukan puluhan serangan udara yang menargetkan warga sipil, infrastruktur, serta sasaran militer di Yaman.
Pada Jumat malam, YAF mengumumkan bahwa mereka kembali menyerang target militer Israel di bagian selatan Yafa yang diduduki, menggunakan rudal Palestine-2.
Dalam sebuah pernyataan, Yahya Saree mengonfirmasi bahwa operasi tersebut berhasil mengenai targetnya.
Ia juga menyebutkan bahwa ini adalah serangan kedua dalam kurun waktu 24 jam, setelah sebelumnya menargetkan Bandara Ben Gurion dengan rudal hipersonik Palestine-2 yang sama.
Saree menegaskan bahwa operasi militer YAF untuk mendukung Gaza akan terus berlanjut, terlepas dari serangan Amerika Serikat yang masih berlangsung di Yaman.
Ia juga menekankan bahwa operasi ini, bersama dengan blokade Yaman terhadap navigasi Israel, akan terus dilakukan hingga agresi terhadap Gaza berakhir dan pengepungan dicabut.
(oln/Ynet/khbrn/*)