SURYAMALANG.COM – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) resmi memperingati Dies Natalis ke-71 pada tahun ini.
Perjalanan panjang organisasi mahasiswa ini menjadi refleksi penting terhadap konsistensi gerakan ideologis yang berakar pada ajaran Marhaenisme.
Sebagai salah satu organisasi mahasiswa tertua di Indonesia, GMNI telah menjadi ruang kaderisasi ideologis yang melahirkan banyak tokoh nasional.
Momentum ulang tahun ke-71 ini pun dinilai sebagai waktu yang tepat untuk melakukan evaluasi gerakan dan penguatan ideologis dalam menghadapi tantangan zaman.
Ketua Persatuan Alumni GMNI Jawa Timur, Deni Wicaksono, menyampaikan pandangannya terkait momentum penting ini.
Ia menekankan bahwa peringatan Dies Natalis bukan hanya soal seremoni, tetapi juga pemaknaan terhadap nilai-nilai perjuangan yang diwariskan Bung Karno.
“Dies Natalis ke-71 GMNI adalah momentum untuk kembali merefleksikan jati diri organisasi dan konsistensinya dalam memperjuangkan ideologi Marhaenisme. Kita harus jujur melihat bahwa dalam beberapa tahun terakhir, semangat ideologis itu mulai kabur di tengah dinamika politik dan pragmatisme yang berkembang,” ujar Deni Wicaksono, Sabtu (23/3/2025).
Menurutnya, GMNI tidak boleh kehilangan arah sebagai gerakan ideologis yang mengakar pada rakyat kecil.
Ia mengajak seluruh kader dan alumni untuk kembali menghidupkan diskursus-diskursus ideologis serta memperkuat militansi kader di tengah arus besar kapitalisme global.
“Marhaenisme bukan sekadar jargon, tetapi fondasi gerakan. GMNI lahir bukan untuk menjadi organisasi biasa, melainkan sebagai garda terdepan penjaga ajaran Bung Karno. Maka dari itu, seluruh kader harus sadar bahwa perjuangan ini adalah perjuangan panjang, bukan sekadar perebutan jabatan atau eksistensi politik sesaat,” tambah Deni.
Ia juga menyebut pentingnya regenerasi kepemimpinan yang ideologis dan berintegritas di tubuh GMNI.
Menurutnya, kader-kader muda harus dibekali dengan pemahaman yang kuat tentang sejarah, ideologi, dan tantangan kebangsaan masa kini.
“Jika kita ingin GMNI tetap relevan, maka penguatan ideologis harus menjadi prioritas. Tidak boleh ada kompromi terhadap nilai-nilai perjuangan. Kader harus cerdas secara intelektual, militan secara gerakan, dan bersih secara moral,” tegasnya.
Dengan usia yang tak lagi muda, Deni berharap GMNI dapat terus menjadi rumah perjuangan bagi mahasiswa nasionalis dan menjadi motor perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Peringatan Dies Natalis ke-71 ini menjadi alarm penting untuk menjaga kemurnian visi dan misi organisasi dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur," tandasnya.(*)