Buka Puasa dengan Ulama, Pramono Bicara Jakarta Jadi Kota Global hingga Persija
kumparanNEWS March 23, 2025 10:20 PM
Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menggelar buka bersama dengan para Habaib dan Ulama di Masjid Fathahilah, Balai Kota, Jakarta, pada Minggu (23/3). Habib Abdurrahman Bin Ali Alhabsy, KH Munawir Aseli, Habib Hud bin Bagir Al-Attas, turut hadir.
Dalam kesempatan tersebut, Pramono mengapresiasi para Habaib dan Ulama telah memberikan kenyamanan khususnya selama Ramadan di Jakarta.
"Kami bersyukur bahwa menghadapi bulan ramadan ini praktis tidak ada sesuatu yang mengganggu rasa kenyamanan, keamanan, kebersamaan yang ada di masyarakat Jakarta,” kata Pramono.
Dia menjelaskan soal masa depan Jakarta dalam transformasi menuju kota global. Dia menyebut, karakter keumatan warga Jakarta juga harus dijaga.
“Saya sebagai gubernur bertanggung jawab membangun Jakarta menjadi kota global sekaligus hubungannya antara umaro dengan ulama itu tetap terjaga,” kata Pramono.
Gubernur Jakarta Pramono Anung menjawab pertanyaan wartawan saat pemberian santunan anak yatim di Ponpes Minhajurrosyidin, Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu (22/3/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jakarta Pramono Anung menjawab pertanyaan wartawan saat pemberian santunan anak yatim di Ponpes Minhajurrosyidin, Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu (22/3/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Dalam kesempatan tersebut, Pramono juga mengungkapkan beberapa program di Pemprov Jakarta. Dia menyebut akan bersiap menyambut pendatang yang bakal berdomisili di Jakarta usai arus balik Lebaran 2025.
Dia mengatakan, tidak akan melakukan operasi yustisia terhadap mereka dan akan mengedepankan kebijakan yang manusiawi.
“Kalau kemudian ada pendatang dari mana pun di Jakarta, kita perlakukan secara manusiawi. Tetapi saya minta kalau mereka mau bekerja di Jakarta. Mereka harus punya kartu penduduk,” ujarnya.
“Dan akan kami bantu untuk mendapatkan kartu penduduk Jakarta,” tambahnya.
Pramono tak menampik bahwa Jakarta masih menjadi magnet bagi para pencari kerja. Meski, kadang para pendatang yang mengadu nasib ke Jakarta belum tahu bakal bekerja apa.
“Kenapa ini dilakukan? Karena memang Jakarta masih menjadi harapan bagi siapa pun untuk mengadu nasib. Ada yang berhasil, ada yang tidak. Itu garis tangan,” ungkapnya.
Gubernur Jakarta Pramono Anung buka puasa bersama Habaib dan Ulama di Masjid Fathahilah, Balai Kota Jakarta pada Minggu (23/3/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jakarta Pramono Anung buka puasa bersama Habaib dan Ulama di Masjid Fathahilah, Balai Kota Jakarta pada Minggu (23/3/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Dalam kesempatan tersebut, eks Sekretaris Kabinet itu juga mengungkapkan beberapa program yang sudah dilakukan sejak ia dilantik. Di hadapan para Ulama, Pramono juga sempat menjelaskan penyebab banjir di Jakarta dan sekitarnya beberapa waktu ke belakang.
Menurutnya, banjir yang terjadi di Jakarta itu terjadi karena tiga faktor yakni limpahan dari atas atau kiriman, banjir lokal dan banjir rob. Dia mengatakan, sudah melakukan antisipasi agar tak terjadi banjir susulan dengan melakukan modifikasi cuaca.
Dia juga akan terus melakukan normalisasi kali Ciliwung dan juga sekaligus menyiapkan pompa air sebagai langkah mitigasi bencana banjir.
“Saya sudah menyiapkan pompa hampir 500 di semua tempat, mudah-mudahan ini bisa diatasi,“ tuturnya.
“Jadi banjir itu ada tiga, banjir kiriman dari atas, banjir lokal, dan banjir rob. Kami sudah mempersiapkan mudah-mudahan banjir tanggal 28-29 Maret ini kita bisa atasi,” lanjutnya.
Selain soal banjir, Pramono juga mengatakan setelah menjabat sebagai gubernur, dirinya mengubah aturan penerimaan petugas PPSU (Penanganan Prasarana dan Sarana Umum) yang semula harus berijazah SMA, kini diturunkan menjadi SD. Dengan begitu, Pramono berharap akan bisa menambah lapangan pekerjaan.
“Sistem penerimaannya transparan, syaratnya tidak lagi seperti dulu SLTA. Sekarang SD pun cukup, yang penting bisa baca tulis dan rajin bekerja,” jelas dia.
Lebih lanjut, masih di acara tersebut, pria yang akrab disapa Mas Pram ini juga menyatakan akan mendukung program pemerintah pusat yakni makan bergizi gratis (MBG). Dirinya sudah menginstruksikan agar dibuka kantin-kantin di sekolah-sekolah di Jakarta.
“Saya sudah memerintahkan akan dibuka di semua kantin-kantin sekolah, termasuk kantin-kantin sekolah keagamaan dan sebagainya. Sehingga dengan demikian apa yang jadi program pemerintah pusat akan kami support sepenuhnya,” kata Pram.
Selain itu, Pram dalam acara tersebut mengungkapkan pula soal akan menambah 4 rute baru transJakarta dari Bekasi, Depok, dan Tangerang. Hal itu dilakukan agar mobilisasi menggunakan kendaraan pribadi di Jakarta bisa dikurangi sehingga mengurangi kemacetan.
“Bagaimanapun tanpa melakukan itu, maka orang kecendrungannya masih menggunakan kendaraan pribadi, motor, mobil,” terangnya.
Pram juga mengatakan pihaknya akan segera meresmikan kartu lansia. Pada 2025 ini, menurutnya ada 175 ribu lansia di Jakarta yang berasal dari keluarga tidak mampu.
“Kepada orang-orang yang sudah lansia dari keluarga yang tidak mampu, maka pemerintah bertanggung jawab untuk itu,” ungkapnya.
Masih soal programnya, Pram juga menyebutkan bakal melanjutkan Kartu Jakarta Pintar (KJP) serta akan melakukan pemutihan ijazah yang belum diambil di seluruh sekolah di Jakarta.
Dia menilai ada banyak sekali ijazah yang masih tertahan di sekolah dan tidak ada upaya untuk diambil. Untuk itu, pemerintah Jakarta akan melakukan pemutihan.
Kemudian, Pram juga menjelaskan soal sepak bola. Jakarta International Stadium (JIS), kata dia, kini resmi menjadi kandang bagi kesebelasan Persija.
“JIS sekarang ini sudah menjadi homebasenya Persija yang dari dulu gak pernah terjadi, sudah diputuskan, JIS jadi homebase Persija,” paparnya.
Kemudian, Pram juga sekaligus menyinggung soal permasalahan di Kampung Bayam sudah teratasi. Warga Kampung Bayam sudah dipindahkan ke rusun sekaligus juga diberi pelajaran soal urban farming.
“Ini kan petani perkotaan untuk belajar bertani secara modern. Dan mereka sudah dilatih supaya mereka nanti setelah lebaran mereka juga bisa memiliki penghasilan,” jelasnya.
Terakhir, Pram juga menyinggung soal programnya untuk membuka taman di Jakarta bisa diakses 24 jam. Kata dia, setelah dilakukan survei, tidak seluruh taman itu bisa buka 24 jam karena fasilitas sarana prasarananya tidak memadai serta berpotensi mengganggu warga sekitar.
“Kami sudah konsultasi dengan warga yang ada di sekitar. Tidak semuanya setuju. Kenapa tidak setuju? Karena memang fasilitasnya itu tidak seperti misalnya Langsa, kemudian Lapangan Banteng, kemudian dengan Literasi, Ayodya,” ujar Pram.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.