TNI-Polri Berhasil Evakuasi Guru hingga Tenaga Medis yang Jadi Korban Serangan KKB di Yahukimo Papua
GH News March 24, 2025 01:04 AM

Tim gabungan TNIPolri berhasil mengevakuasi guru hingga tenaga medis yang menjadi korban serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua, Minggu (23/3/2025).

"Ini adalah tindakan biadab dan sangat keji. Para guru dan tenaga medis itu bukan militer, mereka adalah pendidik yang mengabdikan diri untuk anakanak Papua," kata Kepala Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Pol Faizal Ramadhani dalam keterangannya, Minggu.

Meski terkendala medan yang sulit dan hanya dapat diakses melalui transportasi udara, namun proses evakuasi terhadap delapan orang ini ke Jayapura berhasil dilakukan.

Sementara itu, dua orang lainnya Lenike Saban yang berprofesi sebagai guru, dan Erens Sama, petani, merupakan warga Yahukimo, tidak ikut dievakuasi karena permintaan sendiri dan dalam kondisi aman.

Adapun serangan itu, seorang bernama Rosalina Rerek Sogen meninggal dunia.

Sementara, empat mengalami luka ringan dan tiga lainnya luka berat.

Ia menegaskan bahwa kekejaman yang dilakukan KKB merupakan upaya menciptakan ketakutan dan menghambat pembangunan, terutama di sektor pendidikan.

“Tindakan kekerasan ini tidak akan menyurutkan komitmen negara dalam memberikan pelayanan pendidikan dan kesehatan kepada masyarakat Papua, justru menjadi bukti bahwa kekejaman yang dilakukan KKB semakin nyata,” ucapnya.

1. Rosalia Rerek Sogen. Perempuan, guru, Suku Flores (Timor), meninggal dunia (MD)

2. Doinisiar Taroci More Flores. Perempuan, guru, Suku Flores, NTT. 

3. Vantiana Kambu. Perempuan, guru, Suku Papua, Sorong. 

4. Paskalia Peni Tere Liman. Perempuan, guru, Suku Flores. 

5. Fidelis De Lena. Lakilaki, guru, Suku Flores.

6. Kosmas Paga. Lakilaki, guru, Suku Flores.  

7. Penus Lepi. Lakilaki, guru, Suku Kimial, asli Yahukimo, Papua. Dipulangkan dari RSAD Marthen Indey karena dinyatakan sehat.

8. Irawati Nebobohan. Perempuan, tenaga kesehatan, NTT. 

Terpisah, Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2025, Kombes Yusuf Sutejo mengimbau masyarakat agar tidak terpancing oleh propaganda dan provokasi KKB serta tetap tenang dalam perlindungan aparat keamanan.

“Kami mengajak masyarakat untuk tetap tenang dan tidak termakan propaganda yang menyesatkan. Aparat akan terus meningkatkan patroli dan pengamanan di wilayah rawan,” ucapnya.

Hingga kini, aparat masih melakukan pengejaran terhadap pelaku penyerangan. Situasi di Distrik Anggruk berangsur terkendali dan bantuan kemanusiaan mulai disalurkan bagi warga terdampak.

Sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Papua BaratOrganisasi Papua Merdeka (TPNPBOPM) mengaku bertanggung jawab atas insiden penyerangan dan pembakaran SD YPK Anggruk di Distrik Anggruk, Jumat.

Juru Bicara TPNPBOPM, Sebby Sambom membenarkan pihaknya memerintahkan penyerangan tersebut dan telah mengeksekusi para korban.Pihaknya juga membakar bangunan yang mereka sebut sebagai rumah agen intelijen. 

"Kami bertanggung jawab atas penyerangan ini dan kami telah membunuh enam guru dan tenaga medis serta membakar rumahrumah agen intelijen," ujar Sebby Sambom, Sabtu (22/3/2025), dikutip dari Kompas.com. 

Menurut Sebby Sambom, mereka yang menjadi sasaran dianggap sebagai bagian dari aparat atau agen negara yang bekerja di wilayah Papua. 

"Memang sudah kami perintahkan untuk mengeksekusi, karena semua itu aparat," lanjutnya. Pernyataan OPM terkait jumlah korban dibantah Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, Minggu (23/3/2025).

"Kami sudah tanya wakil bupati langsung  yang turun ke lokasi. Informasi terakhir yang kami dapat adalah satu meninggal dunia dan tiga luka berat dan tiga luka ringan," kata Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli, Minggu (23/3/2025).

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.