Jakarta (ANTARA) -- Prevalensi gangguan psikotik akut dan sementara (ATPD) dilaporkan sekitar 6% dari seluruh psikosis episode pertama. Gangguan Psikotik Akut adalah suatu kondisi gangguan mental yang ditandai dengan episode psikosis yang terjadi secara tiba-tiba dan biasanya berlangsung dalam waktu singkat, yaitu antara satu hari hingga kurang dari satu bulan.
Melansir dari laporan Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (
PAFI), gangguan psikotik akut cukup berbahaya bagi kesehatan, terutama mengganggu aktivitas sehari-hari. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh stres dan trauma berat, seperti kematian orang terkasih, bencana alam, atau peristiwa traumatis lainnya. Penderita sering mengalami halusinasi dan delusi. Penderitanya sering merasa mendengar suara-suara yang tidak ada, atau pengalaman sensorik lain seperti sentuhan atau penglihatan yang tidak nyata.
Berikut adalah beberapa faktor penyebab utama mengapa gangguan psikotik akut dapat terjadi, sehingga perlu diperhatikan meliputi:
1. Faktor genetik atau riwayat keluarga
Faktor genetik memainkan peran penting dalam meningkatkan risiko gangguan psikotik akut. Meskipun tidak ada gen spesifik yang diidentifikasi sebagai penyebab utama, faktor genetik ini bersifat poligenik, melibatkan banyak gen yang berinteraksi untuk meningkatkan kerentanan terhadap gangguan mental.
2. Faktor psikologis
Gangguan kepribadian dan gangguan afektif dapat meningkatkan kerentanan terhadap gangguan psikotik akut. Stresor berat seperti kematian, bencana alam, atau konflik keluarga juga merupakan faktor psikologis yang signifikan. Ketika seseorang mengalami stres berat, hal ini dapat memicu gejala psikotik pada individu yang rentan.
3. Faktor lingkungan
Stresor lingkungan seperti kurangnya dukungan sosial, migrasi, atau perubahan besar dalam kehidupan dapat memicu gangguan psikotik akut. Faktor lingkungan lainnya termasuk status sosial ekonomi yang rendah dan ketersediaan fasilitas kesehatan yang terbatas.
4. Pengalaman traumatik
Pengalaman traumatis, seperti kekerasan, bencana alam, atau kematian orang terdekat, merupakan pencetus umum gangguan psikotik akut. Trauma dapat mengganggu keseimbangan mental dan memicu gejala psikotik. Individu yang mengalami trauma seringkali mengembangkan gejala seperti halusinasi atau delusi sebagai mekanisme pertahanan terhadap stresor yang dialami.
5. Kondisi medis lainnya
Beberapa kondisi medis, seperti infeksi otak, tumor otak, atau gangguan metabolik, dapat memicu gangguan psikotik akut. Kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi otak dan menyebabkan gejala psikotik.
Apa saja obat yang tepat untuk mengobati gangguan psikotik akut?
PAFI telah melakukan penelitian lanjut mengenai gejala serta penyebab gangguan psikotik akut yang terjadi pada remaja hingga orang dewasa. Berikut adalah beberapa jenis obat yang umum digunakan untuk mengurangi gejala gangguan psikotik akut serta membantu mengelola kondisi tersebut meliputi:
1. Obat antipsikotik tipikal
Obat antipsikotik tipikal adalah obat yang efektif dalam mengendalikan gejala positif psikotik seperti halusinasi dan delusi, Beberapa contoh obat seperti haloperidol, chlorpromazine dan trifluoperazine. Apoteker akan memberikan resep obat ini secara intramuskular dengan dosis awal 5 mg dan dapat diulang setiap setengah jam hingga dosis maksimal 20 mg per hari.
2. Obat antipsikotik atipikal