Sirene Tel Aviv Meraung Gegara Rudal Houthi Menggila, Bombardir Bandara Utama Israel
Tiara Shelavie March 26, 2025 05:32 PM

TRIBUNNEWS.COM – Sirine peringatan bahaya kembali meraung kencang di 200 kota di Israel termasuk Tel Aviv dan Yerusalem, usai Kelompok Houthi Yaman mengintensifkan serangan.

Menurut laporan tentara Israel, sirine meraung lantaran rudal-rudal yang ditembakan militan Houthi Yaman menggunakan Sistem Arrow melintas diatas langit Tel Aviv.

Adapun rudal-rudal hipersonik tersebut diluncurkan Houthi dengan menargetkan Bandara utama Israel yakni Bandara Ben Gurion.

Namun sebelum rudal tersebut mendarat, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyampaikan bahwa satu rudal berhasil diintersepsi dengan pertahanan udara, sebagaimana dikutip dari Anadolu.

Kendati tembakan rudal berhasil ditahan masuk, namun pecahan peluru dan pecahan rudal mendarat di Beit Shemesh, daerah luar Yerusalem hingga memicu suara ledakan.

Houthi Klaim Serangan Israel

Sehari setelah Israel digegerkan dengan suara sirine yang meraung, Kelompok  Houthi Yaman mengklaim bahwa rudal mereka berhasil menargetkan Bandara Ben Gurion di Israel.

Klaim tersebut diungkap saat ketegangan regional terus meningkat atas serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.

Kelompok itu mengatakan, dua rudal balistik hipersonik diluncurkan di bandara tersebut, dalam serangan kelima dalam beberapa hari terakhir.

“Pasukan kami akan menargetkan kapal perang AS yang ‘bermusuhan’ di Laut Merah,” ucap pihak Houthi, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Houthi Bombardir Kapal Perang AS

Tak hanya melakukan serangan ke wilayah vital Israel, Houthi Yaman mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan serangan terhadap kapal perang AS di Laut Merah, termasuk kapal induk USS Harry Truman.

"Pasukan rudal, angkatan udara, dan angkatan laut telah melakukan operasi militer gabungan dalam beberapa jam terakhir yang menargetkan kapal-kapal angkatan laut musuh di Laut Merah, yang dipimpin oleh kapal induk AS Harry S. Truman, yang menjadi tempat dimulainya agresi terhadap Yaman," kata Yahya Saree, seperti diberitakan Al Jazeera.

Yahya juga menegaskan bahwa pasukannya akan terus melanjutkan serangan dan agresi  terhadap kapal perang AS.

Kecaman itu dilayangkan tepat setelah AS melakukan lebih dari 17 serangan udara ke kota Saada dan sekitarnya, serta distrik Al Salem di provinsi Saada.

Lebih lanjut, Houthi yang didukung Iran, bersumpah serangan AS tak akan menghalangi Yaman dalam mendukung rakyat Gaza.

lebih dari setahun, kelompok itu telah melakukan serangan terhadap kapal-kapal kargo dalam apa yang disebutnya sebagai balas dendam terhadap Israel atas operasi militernya di Gaza, yang menyebabkan krisis berkepanjangan di koridor pelayaran yang sibuk di laut tersebut.

Kelompok Houthi berjanji akan menghentikan serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah selama kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dipertahankan.

Namun Israel terus melanggar kesepakatan gencatan senjata di Gaza, hal ini yang membuat Houthi geram hingga pekan lalu militan Yaman melayangkan ancaman kepada kapal-kapal Israel yang berlayar di Laut Merah.

Milisi Houthi Yaman memberi Israel tenggat waktu empat hari untuk mencabut blokade bantuan ke Gaza.

Jika perintah tersebut diabaikan, Houthi mengancam bakal melanjutkan operasi angkatan laut melawan Israel.

"Larangan ini akan terus berlanjut hingga penyeberangan ke Jalur Gaza dibuka dan kebutuhan akan makanan dan obat-obatan diizinkan masuk," kata Houthi pada hari Selasa.

"Ini bukan kejadian yang hanya sekali saja. Ini adalah awal dari serangkaian kejadian yang akan berlangsung selama berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu. Tidak ada invasi atau pasukan di darat. Namun, akan ada serangkaian serangan strategis yang sedang berlangsung." imbuh Houthi.

(Tribunnews.com / Namira)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.