Rumah BUMN di Mata UMKM, Tempat Berkembang dan Perluas Jaringan Pasar
M Syofri Kurniawan March 28, 2025 07:32 AM

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui Rumah BUMN menjadi wadah berkembangnya pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM).

Rumah BUMN memiliki peran strategis bagi para pelaku UMKM mulai dari belajar mengembangkan usaha hingga memperluas jaringan pasar melalui taglinenya: go modern, go online, go digital, dan go global. 

Rumah BUMN didirikan sejak 2017 di berbagai kota di Indonesia, termasuk Rumah BUMN Semarang. Ada sekira 3.000 pelaku UMKM tergabung di Rumah BUMN Semarang. 

Rumah yang terletak di Jalan Sultan Agung, Nomor 108, Candisari, Kota Semarang ini tidak hanya sekedar house atau bangunan semata namun telah menjadi home bagi pelaku UMKM. Rumah itu menjadi tempat yang nyaman dalam mendorong pengembangan bisnis para pelaku UMKM di Semarang dan sekitarnya. 

Ariani, menjadi satu diantara 3.000 pelaku UMKM yang tergabung di Rumah BUMN Semarang. Ariani mengaku sangat terbantu dengan sejumlah program dari Rumah BUMN Semarang. Usahanya yang bergerak dibidang budi daya tanaman berkembang melesat sejak bergabung di Rumah BUMN lima tahun silam. 

"Alhamdulillah sejak bersinergi, kolaborasi, dengan Rumah BUMN, terutama bisnis saya semakin pesat. Usaha saya lebih dikenal, ungkap pemilik usaha Arini Asri dan Desain Taman Asri, Kamis (27/3/2025). 

Saat ditemui Tribun Jateng di Rumah BUMN, Arini sedang berkonsultasi terkait pendaftaran BRIncubator. Ia ingin mengikuti program tersebut untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas usahanya. 

Selain BRIncubator, ia mengaku, sudah mendapatkan banyak program dari Rumah BUMN. Satu diantaranya pelatihan. Ia telah mengikuti pelatihan literasi keuangan dan digital marketing. Ia diajari bagaimana mengatur keuangan dalam usaha, strategi produksi, dan promosi produk. 

Kemudian, Arini juga mengikuti pameran di berbagai kesempatan. Terakhir, ia mengikuti BRI UMKM EXPO(RT) di Jakarta. Melalui program itu, ia semakin memperluas jaringan pemasaran tidak hanya di lokal Semarang. 

Diakuinya, perbandingan sebelum dan sesudah bergabung di Rumah BUMN sangat terasa. Semenjak mengikuti program-program Rumah BUMN, branding usahanya lebih dikenal. Hal itu berdampak pada penjualan yang kian melesat. 

"Sebelum ikut Rumah BUMN omzet dalam sebulan sekira Rp 5 juta. Sebulan itu 100 plan atau 100 pot. Sejak tergabung di Rumah BUMN bisa mencapai lebih dari itu, kadang sampai Rp 7 juta," bebernya. 

Cerita lain datang dari pelaku UMKM kuliner, Yuta Endang Pujiastuti. Owner Semprong Yuta ini kolaborasi dengan pelaku UMKM lain. Pihaknya memanfaatkan ruang di Rumah BUMN untuk merangkai hampers Lebaran. 

membuat hampers lebaran
HAMPERS LEBARAN: Sejumlah pelaku UMKM binaan Rumah BUMN Semarang sedang membuat hampers lebaran. Mereka berkolaborasi menjual paket hampers berisi produk-produk UMKM. (TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN)


"Kami UMKM binaan BRI kolaborasi jelang Lebaran. Kami kerjasama dengan Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah untuk menjual hampers Lebaran. Kami bikin hampers di Rumah BUMN. Disini nyaman, adem," ungkap Yuta. 

Yuta mengaku sudah bergabung dengan Rumah BUMN sejak 2017. Baginya, Rumah BUMN tidak hanya fasilitasi ruang saja, ada beragam program yang sangat menguntungkan bagi pelaku UMKM. Yuta sempat mengikuti Brilianpreneur yang pertama yakni 2019 silam. 

"Sebelumnya saya ikut di UKM center di Banyumanik. Saya ketemu Mba Dila mentor Bahasa Inggris yang mau membantu UMKM bisa bicara Bahasa Inggris menawarkan rpoduk. Dari situ saya jadi tahu Rumah BUMN. Terus jadi binaannya," terang Yuta. 

Rumah BUMN Tempat Branding Produk 

Sementara itu, Koordinator Rumah BUMN Semarang, Endang Sulistiawati menyampaikan, Rumah BUMN Semarang telah berdiri sejak September 2017. Ada 3.000 pelaku UMKM yang tergabung di rumah tersebut.  

Ada beragam fasilitasi dari BRI antara lain pelatihan gratis, modul gratis, penbinaan, dan berbagai event bazar maupun pameran. 

Setidaknya ada 120 jenis pelatihan dalam setahun, meliputi manajemen pemasaran, keuangan, operasional usaha, mindset interpreneur, sumber daya manusia, dan beragam pelatihan tematik. 

Tak hanya itu, Rumah BUMN juga membantu legalitas para UMKM diantaranya sertifikasi halal. Tampilan produk UMKM binaan BRI ini juga tampak unik dan menarik karena adanya program packaging produk gratis. 

Di Rumah BUMN, sejumlah produk UMKM juga tertata rapi. Produk-produk yang dipajang di Rumah BUMN tentu produk yang sudah lolos kurasi.

ETALASE PRODUK: Rumah BUMN Semarang menyediakan etalase sebagai tempat displai produk para pelaku UMKM. (TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN)
ETALASE PRODUK: Rumah BUMN Semarang menyediakan etalase sebagai tempat displai produk para pelaku UMKM. Produk-produk yang dipajang di Rumah BUMN tentu produk yang sudah lolos kurasi. (TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN) (TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN)

 "Hanya, disini sifatnya bukan toko atau tempat oleh-oleh. Jadi, disini dapatnya branding. Banyak tamu-tamu dari berbagai intansi datang ke sini melihat produk mereka, tertarik, itu akan memberi dampak bagi pelaku UMKM," terang Tia, sapaannya.

Rumah BUMN Semarang juga menjalin kerjasama dengan sejumlah pihak untuk pemasaran produk anggotanya, mendirikan Galeri UMKM di Bandeng Juawana Pamularsih. Rumah BUMN juga bekerjasama dengan beberapa tempat wisata maupun kafe dan resto di Semarang dan sekitarnya. 

Business Matching untuk Pelaku UMKM 

Business Matching menjadi salah satu program program menunjang UMKM Go Global. BRI menjembatani pelaku UMKM mendapatkan buyer atau pembeli, diantaranya melalui program Brilianpreneur. 

"BRI juga pernah memmbawa sendiri produk UMKM, permah ke Mexico," tambahnya. 

Rumah BUMN Jadi Co Working Space hingga Ruang Berbagi Cerita 

Di rumah BUMN, ada sejumlah ruang yang terbuka untuk para pelaku UMKM. Ada co working space dan ruang konseling. Ruangan-ruangan itu boleh digunakan oleh UMKM secara gratis. Menurut Tia, antusiasme pelaku UMKM menggunakan ruang-ruang tersebut cukup tinggi. Rumah BUMN tidak memungut sepeserpun bagi yang menggunakan ruang yang ada alias gratis. 

"Ruangan boleh dipinjam. Coworking space bisa dipinjam. Ada appointment. Ada linknya yang harus diisi. Kapasitas bisa sampai 25 orang. Misal ada komunitas atau UMKM mau meeting rapat atau apa bisa, gratis," tandasnya. 

Endang Sulistiawati membantu pelaku UMKM
BANTU PELAKU UMKM: Koordinator Rumah BUMN Semarang, Endang Sulistiawati membantu pelaku UMKM mendaftar BRIncubator. Rumah BUMN juga menyediakan ruang konseling. (TRIBUN JATENG/EKA YULIANTI FAJLIN)

 

Rumah milik BRI ini juga menjadi tempat berbagi cerita. Tak jarang para pelaku UMKM yang mencurahkan cerita soal usahanya, bahkan ekonomi keluarga. Cukup banyak pelaku usaha perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga. 

Ia juga menyediakan ruang konseling. Rumah BUMN berkerjasama dengan Fakultas Psikologi Undip jika ada pelaku UMKM yang ingin konseling. 

"Konseling ini ada kapasitas pendaftarannya, berdasar berdasar appoinment. Kami jamin data aman," ucapnya. (eyf)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.