Cerita Pemudik Deg-degan Pulang Menjelang Nyepi
GH News March 29, 2025 09:04 AM
-

Arus mudik di Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk, Kabupaten Badung, masih padat, hari ini. Kepadatan juga terjadi di Terminal Tipe A Mengwi, Badung.

Para pemudik berbondong-bondong pulang kampung untuk menghindari kepadatan arus lalu lintas pada malam hari.

Di sisi lain, sejumlah pemudik mengaku cemas berangkat hari ini karena khawatir perjalanan mereka terhambat oleh arak-arakan ogoh-ogoh pada petang ini. Salah satu pemudik, Agung, mengaku terpaksa berangkat hari ini karena baru mendapatkan cuti kerja.

"Saya kerja di perusahaan WiFi, tinggal di Gianyar. Ya bareng anak-anak, istri naik motor aja biar cepat sampai. Ya nggak apa detik-detik akhir," kata pemudik asal Sidoarjo, Jawa Timur, itu saat ditemui di SPBU Kelurahan Kapal, jalur Denpasar-Gilimanuk, Jumat (28/3/2025).

Pemudik lain, Yulianto, asal Jember, Jawa Timur, juga memutuskan berangkat menggunakan motor. Ia khawatir layanan bus akan terbatas saat arak-arakan ogoh-ogoh berlangsung pada sore nanti.

"Bukan karena nggak persiapan, tapi lebih ke baru dapat waktu liburnya hari ini, makanya pilih naik motor. Kalau naik bus takut terkendala di jalan, harus jauh-jauh hari pesan tiket," ujar Yulianto.

Sebelumnya, puncak arus mudik di Terminal Mengwi terjadi pada Kamis (27/3/2025). Meski demikian, kepadatan di terminal masih terlihat hingga pukul 13.00 Wita pada hari ini. Sejumlah bus masih melayani perjalanan menuju berbagai kota di Pulau Jawa.

Otoritas terminal telah mengimbau agar penumpang dan operator bus berangkat lebih awal untuk menghindari kemacetan akibat perayaan pengerupukan menjelang Nyepi pada malam nanti.

"Jadi tanggal 28 Maret, kami sudah imbau agar PO bus kalau bisa pukul 12.00 Wita sudah keluar dari terminal, atau di jam itu sudah perjalanan menuju Gilimanuk," kata Pengawas Terminal Mengwi, Ardhani Nirwesti.

Kepala Dinas Perhubungan Badung, Anak Agung Ngurah Rai Yuda Darma, menegaskan bahwa sejumlah ruas jalan utama di Badung, termasuk Jalan Denpasar-Gilimanuk, akan terdampak oleh pawai ogoh-ogoh. Pelaksanaan pawai dilakukan di catus pata atau perempatan utama.

"Malam pengerupukan digelar tersebar di semua desa adat, terutama di Badung. Pawai sudah pasti berlangsung menggunakan catus pata atau perempatan, atau simpang," kata Yuda Darma.

Ia mengimbau masyarakat untuk mencari jalur alternatif atau memilih waktu perjalanan lebih awal untuk menghindari kemacetan akibat perayaan pengerupukan.

"Karena itu kami imbau masyarakat mencari jalur alternatif jika bepergian, atau memilih waktu perjalanan lebih awal, tidak di sore atau petang nanti mengingat semua desa adat menggelar pangerupukan," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di detikbali




© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.