TRIBUNJATENG.COM - Rektor UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, Prof. Ridwan, menyampaikan pandangan positifnya terhadap sikap bijaksana Menteri Agama (Menag) RI, Prof. Nasaruddin Umar.
Menag RI memaafkan peserta aksi demonstrasi yang terbukti tidak berlandaskan fakta.
"Sikap penuh keteladanan ini, merupakan contoh nyata kepemimpinan yang berlandaskan akhlak dan kebijaksanaan," ujar Prof. Ridwan, Sabtu (29/3/2025).
Koordinator aksi demonstrasi yang sebelumnya menyuarakan tuduhan tak berdasar terhadap Menag RI, juga akhirnya menyampaikan permohonan maaf. Dia secara langsung meminta maaf dalam pertemuan di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (27/03/2025).
Mereka juga mengakui bahwa aksi tersebut dilakukan tanpa dasar yang kuat serta penuh dengan informasi keliru. Syahril, salah satu koordinator aksi, mengungkapkan penyesalannya setelah mengetahui fakta yang sebenarnya.
“Kami merasa sangat bersalah atas apa yang kami lakukan, kami akui apa yang kami lakukan tidak mendasar dan tidak benar. Semoga dengan kebesaran hati dan jiwa keteladanan Pak Menteri bisa memaafkan kami,” ujarnya.
Selain Syahril, koordinator aksi lainnya juga menyatakan hal serupa. Mereka menyesali keterlibatan dalam aksi yang bertujuan mendiskreditkan Prof. Nasaruddin Umar tanpa memahami fakta yang sesungguhnya.
Menanggapi permohonan maaf tersebut, Menag Prof. Nasaruddin dengan penuh kebijaksanaan menerima mereka. Dia menekankan pentingnya mencari informasi yang benar sebelum menyebarkan tuduhan tersebut.
Prof Nasaruddin menyayangkan adanya pihak yang diduga memiliki kepentingan tertentu di balik aksi tersebut. “Saya tidak tahu siapa di balik ini semua. Demonstrasi tidak mendasar serta sebaran foto dan video saya dengan narasi yang begitu penuh dendam," tuturnya.
Prof Nasaruddin menegaskan, tugas yang saat ini diemban merupakan amanah dari Presiden Republik Indonesia, tanpa dirinya meminta. Begitu pun dengan keberadaannya sebagai Imam Masjid Istiqlal Jakarta.
"Hal ini merupakan permintaan Presiden agar kami tetap menjadi imam besar. Semoga semua mendapat hidayah,” ujar Prof. Nasaruddin Umar.
Menanggapi persoalan ini, Ketua Forum Rektor/Ketua Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri, Prof. Masnun Tahir, didampingi Sekretaris Prof. Sumper Mulia Harahap dan Bendahara Prof. Wasilah Syahabuddin juga menyampaikan rasa bangganya.
Mereka mengapresiasi kebijaksanaan dan jiwa besar yang ditunjukkan oleh Menteri Agama. “Prof. Nasaruddin Umar adalah sosok ulama intelektual dan umaro yang memiliki sikap santun dan penuh kebijaksanaan," ujarnya.
Prof Nasaruddin tidak hanya memberikan teladan dalam kepemimpinan, tetapi juga dalam merespons permasalahan dengan kepala dingin.
"Semoga kejadian ini menjadi momentum bagi kita semua untuk lebih bijak dalam menyaring informasi serta lebih mengedepankan dialog dan klarifikasi dalam menyelesaikan perbedaan,” ujar Prof. Masnun.
Sejalan dengan pandangan tersebut, Rektor UIN Saizu Purwokerto, Prof. Ridwan, menegaskan bahwa sikap yang ditunjukkan Prof. Nasaruddin Umar mencerminkan kepemimpinan yang patut dicontoh.
Menurutnya, keteladanan dalam menghadapi permasalahan sangat diperlukan di tengah era digital yang sarat dengan informasi simpang siur.
“Keteladanan yang ditunjukkan oleh Prof. Nasaruddin Umar adalah refleksi dari kepemimpinan berbasis nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin," tuturnya.
Dia mampu meredam situasi dengan penuh kebijaksanaan dan memaafkan dengan hati yang lapang. "Hal ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua dalam menjaga ukhuwah Islamiyah serta persatuan bangsa,” ungkap Prof. Ridwan.
Dengan berakhirnya polemik ini, diharapkan masyarakat semakin cerdas dalam menyikapi isu-isu yang beredar serta menjaga persatuan demi kebaikan bersama.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya tabayyun atau klarifikasi sebelum menyebarkan informasi yang dapat memicu polemik di tengah masyarakat.
UIN Saizu Maju, UIN Saizu Unggul!!!! (*)