Persaingan Bisnis Data Center di RI Makin Sengit, Ini Jadi Buktinya
GH News March 30, 2025 04:05 PM

PT Sumber Sinergi Makmur Tbk (IOTF), yang dikenal luas melalui produk GPS Tracker papan atas Indonesia, Fox Logger, telah ditunjuk sebagai mitra lokal di Indonesia oleh Kingdee International Software Group, pemimpin industri perangkat lunak enterprise resource planning (ERP) di China dan pesaing utama SAP serta Oracle di pasar global.

Penunjukan ini menandai langkah strategis Kingdee dalam memperluas jangkauannya ke pasar Indonesia yang tengah berkembang pesat dalam adopsi solusi digital. Dalam kesepakatan ini, Kingdee diwakili oleh Dr. Liu Yujie, yang berkantor pusat di Singapura.

Pasar perangkat lunak ERP di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pada tahun 2025, pendapatan di sektor perangkat lunak enterprise di Indonesia diproyeksikan mencapai USD 546,35 juta (Statista). Pertumbuhan ini mencerminkan kebutuhan yang meningkat akan otomatisasi dan integrasi proses bisnis di berbagai sektor industri.

Dengan pengalaman dan rekam jejak IOTF yang berhasil berkembang dari bisnis tradisional menjadi perusahaan publik, kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat transformasi digital bagi pelaku usaha di Indonesia, khususnya mereka yang belum mengadopsi sistem ERP.

CEO IOTF, Alamsyah Cheung, mengatakan bahwa kemitraan ini merupakan tonggak penting bagi perusahaan dan industri teknologi di Indonesia.

"Kami melihat kolaborasi ini sebagai peluang emas untuk membawa solusi ERP berbasis cloud terbaik dari Kingdee ke lebih banyak pelaku usaha di Indonesia. Dengan rekam jejak kami dalam membangun bisnis dari nol hingga go public, kami percaya dapat menjembatani kebutuhan digitalisasi, terutama bagi pelaku usaha yang selama ini belum tersentuh sistem ERP yang canggih," ujar Alamsyah dikutip dari keterangan tertulisnya.

Selain itu, pasar pusat data (data center) di Indonesia juga menunjukkan potensi yang menjanjikan. Proyeksi menunjukkan bahwa sektor pusat data Indonesia akan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 14% dari tahun 2023 hingga 2028, dengan nilai pasar diperkirakan meningkat dari USD 2,06 miliar pada tahun 2023 menjadi USD 3,98 miliar pada tahun 2028 berdasarkan Omadata. Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya adopsi teknologi digital dan kebutuhan akan infrastruktur penyimpanan data yang andal.

Langkah strategis Kingdee dalam memperkuat infrastruktur digital di Indonesia ini sejalan dengan tren ekspansi global perusahaan teknologi lainnya. Baru-baru ini, Oracle, raksasa teknologi asal Amerika Serikat, juga tengah menjajaki pembangunan pusat data (cloud service center) di Batam, Kepulauan Riau. Oracle melihat potensi besar Indonesia sebagai hub layanan cloud di Asia Tenggara, terutama karena letak geografis Batam yang strategis, dekat dengan Singapura dan Malaysia.

Dengan semakin banyaknya perusahaan global yang berinvestasi di pusat data Indonesia, pasar ini diprediksi akan semakin berkembang dan menciptakan peluang bagi pelaku industri teknologi untuk berinovasi dan meningkatkan daya saing di ranah digital.

"Sebagai bagian dari kemitraan ini, IOTF dan Kingdee berencana untuk memperdalam riset guna mengembangkan bisnis pusat data di masa depan, sejalan dengan sistem Kingdee yang sepenuhnya berbasis cloud," Alamsyah menjelaskan.

Transformasi digital di Indonesia tidak hanya dipicu oleh kebutuhan industri besar, tetapi juga oleh semakin banyaknya pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) yang mulai mengadopsi teknologi dalam operasional mereka. Menurut Alamsyah, dengan latar belakang IOTF yang berawal dari bisnis tradisional dan berkembang menjadi perusahaan berbasis teknologi, pihak Kingdee berharap kemitraan ini dapat menjangkau segmen UMKM yang selama ini belum tersentuh sistem ERP yang efisien dan mudah diimplementasikan.

"Kingdee, dengan pengalaman globalnya, akan memberikan keunggulan teknologi, sementara IOTF akan memastikan adaptasi yang lebih mudah di pasar lokal," tambah Alamsyah.

Di sisi lain, kemitraan ini juga membuka peluang ekspansi lebih lanjut, termasuk kemungkinan merger & acquisition (M&A) di masa depan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur digital, khususnya pusat data di Indonesia.

Dengan Kingdee dan IOTF yang sama-sama telah tercatat sebagai perusahaan terbuka, sinergi ini dapat memberikan fleksibilitas lebih dalam melakukan ekspansi strategis yang akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama dalam ekonomi digital di Asia Tenggara.

Dengan kapitalisasi pasar Kingdee yang mencapai Rp100 triliun, jauh melampaui kapitalisasi pasar IOTF yang saat ini sekitar Rp600 miliar, kolaborasi ini juga membuka peluang bagi kedua perusahaan untuk tumbuh bersama dan memperkuat ekosistem teknologi di Indonesia




© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.