Potret Kehidupan ‘Alien’ di Dasar Antartika, Terpenjara Gunung Es Berabad-abad
kumparanSAINS March 31, 2025 01:20 PM
Rencana tim internasional di R/V Falkor—kapal laut untuk riset maritim—mendadak berubah. Dari awalnya mengerjakan riset di Laut Bellingshausen, Antartika kini harus putar haluan sedikit ke arah semenanjung, demi merekam momen langka, apa itu?
13 Januari lalu, sebuah gunung es seukuran 510 kilometer persegi pecah lalu mengapung. di lautan. Gunung es ini adalah bagian dari rak besar es George VI dan punya luas lebih dari kota Balikpapan.
Sesampainya di area pascapecahan, tim peneliti pun merencanakan penyelaman untuk mengeksplorasi dasar lautnya yang belum terjamah manusia. Singkat cerita, 25 Januari lalu, mereka berhasil mencapai dasar laut dan mengabadikan spesies ‘alien’ yang tak pernah dilihat manusia sebelumnya.
Ekspedisi ini merupakan studi pertama yang sukses, terperinci, menyeluruh, dan melibatkan lintas disiplin studi yakni geologi, oseanografi fisik, dan biologi.
Hewan eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
zoom-in-whitePerbesar
Hewan eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
zoom-in-whitePerbesar
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
“Kami memanfaatkan momen itu, mengubah rencana ekspedisi, dan melakukannya agar kami dapat melihat apa yang terjadi di kedalaman bawah,” kata kepala ilmuwan ekspedisi Dr. Patricia Esquete dari Pusat Studi Lingkungan dan Kelautan (CESAM) dan Departemen Biologi (DBio) di Universitas Aveiro, Portugal.
“Kami tidak menyangka akan menemukan ekosistem yang begitu indah dan berkembang pesat. Berdasarkan ukuran hewan, komunitas yang kami amati telah ada di sana selama beberapa dekade, bahkan mungkin ratusan tahun.”
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
zoom-in-whitePerbesar
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
zoom-in-whitePerbesar
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
Dari atas kapal, peneliti menerjunkan robot penyelam yang dikendalikan jarak jauh. Selama delapan hari eksplorasi, mereka meeenemukan ekosistem yang berkembang pesat di kedalaman 1,3 kilometer di bawah permukaan laut.
Mereka menemukan karang besar dan spons yang menopang berbagai kehidupan hewan, termasuk ikan es, laba-laba laut raksasa, dan gurita. Penemuan ini menawarkan wawasan baru tentang bagaimana ekosistem berfungsi di bawah bagian terapung dari lapisan es Antartika.
Ekosistem bawah laut Antartika tertutup es setebal 150 meterselama berabad-abad. Kondisi ini membuat ekosistem terisolir sepenuhnya dari laut lepas.
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
zoom-in-whitePerbesar
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
zoom-in-whitePerbesar
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
zoom-in-whitePerbesar
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
Dasar laut Antartika yang baru terekspos juga memungkinkan tim internasional, yang terdiri dari para ilmuwan dari Portugal, Inggris, Chili, Jerman, Norwegia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat, untuk mengumpulkan data penting tentang perilaku lapisan es Antartika yang lebih besar di masa lalu.
Lapisan es tersebut telah menyusut dan kehilangan massa selama beberapa dekade terakhir akibat perubahan iklim.
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
zoom-in-whitePerbesar
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
zoom-in-whitePerbesar
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
zoom-in-whitePerbesar
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
zoom-in-whitePerbesar
Eksplorasi bawah laut Antartika R/V Falkor. Foto: Schmidt Ocean Institute
Selain mengumpulkan sampel biologis dan geologis, tim sains mengerahkan kendaraan bawah air otonom yang disebut glider untuk mempelajari dampak lelehan air gletser pada sifat fisik dan kimia wilayah tersebut.
Ekspedisi tersebut merupakan bagian dari Challenger 150 , sebuah kerja sama global yang berfokus pada penelitian biologi laut dalam dan didukung oleh Komisi Oseanografi Antar-pemerintah UNESCO (IOC/UNESCO) sebagai bagian dari Ocean Decade Action.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.