Cara Jawab Pertanyaan Sensitif yang Sering Muncul Pas Lebaran
kumparanWOMAN March 31, 2025 01:20 PM
Lebaran adalah momen yang ditunggu-tunggu karena menjadi waktu berkumpul dengan keluarga besar, melepas rindu, dan menikmati hidangan khas yang hanya muncul setahun sekali. Namun, dibalik kehangatan suasana, sering kali ada "tantangan" yang datang dalam bentuk pertanyaan sensitif dari saudara, sepupu, atau bahkan tetangga.
Pertanyaan-pertanyaan seperti, “Kapan nikah?”, “Kerja di mana sekarang?”, atau “Gajinya berapa?” bisa terasa kurang nyaman untuk dijawab, terutama jika kita sendiri masih dalam proses meraih hal-hal tersebut.
Menghadapi situasi ini, penting untuk tetap tenang dan tidak terbawa perasaan. Psikolog Klinis dan CEO Invira Humania, Nanin Suwandhani Dian Aritrama mengatakan kita bisa memilih cara menjawab yang sesuai dengan kondisi dan kenyamanan diri tanpa membuat kira merasa rendah diri, Ladies.
Berikut ini beberapa saran dari Nanin yang bisa membantu kamu merespons pertanyaan sensitif saat Lebaran dengan lebih santai dan percaya diri. Simak, ya!

1. Pahami dan Yakini Jawaban untuk Diri Sendiri

Ilustrasi perempuan bahagia Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan bahagia Foto: Shutterstock
Sebelum menghadapi pertanyaan orang lain, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memastikan bahwa kita sendiri sudah memiliki jawaban yang jelas.
“Punya rencana yang jelas soal apa yang kita inginkan, kapan, dan gimana mencapainya. Kalau sudah punya pegangan dari dalam, pertanyaan-pertanyaan itu nggak akan terlalu menggoyahkan,” ujar Nanin kepada kumparanWOMAN.
Misalnya, jika sering ditanya soal kapan menikah, coba tanyakan ke diri sendiri: Apakah menikah saat ini adalah prioritas? Jika belum, apa alasannya? Jika kamu sudah memiliki pemahaman yang kuat, jawabanmu akan terdengar lebih percaya diri dan tidak terkesan menghindar. Begitu juga dengan pertanyaan lain tentang karier, pendidikan, atau rencana masa depan—jika kita sudah punya rencana yang jelas, pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak akan terasa membebani.

2. Pilih Cara Menjawab: Santai, Asertif, atau Mengalihkan Obrolan

Ilustrasi perempuan dapat pertanyaan mengganggu saat silaturahmi lebaran Foto: 9nong/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan dapat pertanyaan mengganggu saat silaturahmi lebaran Foto: 9nong/Shutterstock
Setelah memahami posisi kita sendiri, langkah berikutnya adalah memilih cara menjawab yang paling sesuai dengan situasi. Ada tiga cara yang bisa dipilih:

a. Jawaban Santai (Humor untuk Mencairkan Suasana)

Jika ingin menjaga suasana tetap ringan dan tidak kaku, gunakan humor dalam jawabanmu. Ini bisa menjadi cara efektif untuk merespons tanpa membuat lawan bicara merasa tersinggung. Contoh: “Kalau udah ada tanggal pastinya, pasti aku kabarin! Yang penting ada calonnya dulu, kan?” Jawaban seperti ini bisa membuat percakapan lebih cair dan mengurangi tekanan yang muncul akibat pertanyaan tersebut.

b. Jawaban Asertif (Menegaskan Pendapat dengan Sopan)

Jika ingin lebih tegas tanpa menyinggung perasaan lawan bicara, kamu bisa memberikan jawaban asertif. Cara ini membantu menunjukkan bahwa kamu punya kendali atas keputusan hidupmu, tanpa perlu merasa bersalah atau tertekan.
Contoh: “Aku masih menikmati prosesnya sekarang. Doain yang terbaik aja ya.” Atau bisa juga: “Saat ini aku fokus dulu sama hal lain. Tapi kalau ada kabar baik, pasti aku kasih tahu.” Jawaban seperti ini memberikan kesan bahwa kamu tahu apa yang kamu lakukan dan tidak terpengaruh oleh tekanan eksternal.

c. Mengalihkan Obrolan ke Topik Lain

Jika merasa tidak ingin menjawab atau obrolannya mulai terasa terlalu dalam, kamu bisa mencoba mengalihkan topik dengan hal-hal yang lebih ringan. Misalnya ganti topik seputar makanan: “Eh, ini nastarnya enak banget ya! Kamu bikin sendiri atau beli?”
Atau pindah ke topik lain yang lebih umum: Ngomong-ngomong, libur Lebaran ini ada rencana ke mana? Teknik ini sangat berguna jika kamu ingin menghindari pembahasan tanpa harus secara langsung menolak menjawab.

3. Kenali Batasan Diri dan Jaga Kendali dalam Obrolan

Ilustrasi momen Lebaran. Foto: Odua Images/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi momen Lebaran. Foto: Odua Images/Shutterstock
Tidak semua pertanyaan harus dijawab secara detail. Kamu punya hak untuk menentukan batasan dalam berbicara. Cara mengenali batasan ini bisa dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut:
  • Seberapa lama ingin ngobrol? Jika merasa sudah cukup, kamu bisa mengakhiri percakapan dengan sopan atau berpindah ke kelompok lain.
  • Sejauh apa bahasan yang bisa diterima Jika obrolan mulai terasa terlalu pribadi, kamu bisa memberikan jawaban singkat dan langsung mengalihkan topik.
  • Siapa yang bertanya? Cara menjawab bisa berbeda tergantung siapa yang bertanya—jawaban untuk sahabat dekat tentu berbeda dengan jawaban untuk saudara jauh yang jarang bertemu.
Pertanyaan sensitif saat Lebaran memang tak bisa dihindari, tapi bukan berarti kita harus merasa tertekan. Dengan memahami jawaban untuk diri sendiri, memilih cara menjawab yang sesuai, serta menetapkan batasan dalam obrolan, kita bisa menghadapi pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan lebih nyaman dan percaya diri.
Yang terpenting, tetap santai dan nikmati momen kebersamaan dengan keluarga! Selamat Lebaran, Ladies!
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.