Pantas Dedi Mulyadi Malah Marahi Karyawan Hibisc Fantasy saat Tagih Gaji: Bukan Karena Uang, Empati
Putra Dewangga Candra Seta March 31, 2025 01:39 PM

SURYA.co.id - Momen Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memarahi sejumlah mantan karyawan Hibisc Fantasy viral dan menjadi sorotan publik.

Kronologinya berawal saat sejumlah mantan karyawan Hibisc Fantasy menghampiri Dedi Mulyadi untuk menagih sisa gajinya.

Berbekal video pernyataan Dedi Mulyadi, mereka menagih janji Dedi Mulyadi yang akan membayar sisa gaji mereka.

Namun, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa mereka akan dibayar dengan syarat sudah ikut menanam pohon.

Tapi mereka tetap ngotot karena merasa Dedi Mulyadi tak menyebutkan syarat tersebut dalam pernyataannya.

Debat sengit pun tak terelakkan. Suara Dedi Mulyadi yang tegas dengan nada tinggi membuat para karyawan tersebut terkesan dimarahi.

Saat dikonfirmasi, Dedi Mulyadi mengungkapkan alasan dirinya menegur mantan pegawai Hibisc tersebut.

Kepada Kompas.com via sambungan telepon WhatsApp, Kamis malam, Dedi menegaskan bahwa ia tidak menyukai orang yang tidak memiliki empati dan cenderung berperilaku elitis.

"Saya tidak suka orang yang tidak punya empati, seolah-olah dia adalah kelas elite."

"Waktu saya bilang saya transfer, nanti kamu tanam pohon satu batang saja, dia malah mengatakan tidak ada permintaan menanam pohon di lokasi bekas Hibisc," ujar Dedi, melansir dari Kompas.com.

Menurutnya, bukan masalah uang yang menjadi perhatiannya, melainkan sikap dan empati terhadap sesama.

Dedi menyoroti bahwa ada orang yang bekerja menanam pohon untuk mendapatkan THR, sementara segelintir eks pegawai Hibisc justru hanya berpangku tangan.

"Saya paling enggak suka orang yang berlagak luar biasa. Ini bukan perkara uang, tapi ingin melihat empati."

"Masak yang lain bekerja dan akhirnya dapat uang, sementara ada yang ongkang-ongkang dan tetap minta THR?" tambahnya.

Dedi juga menyayangkan sikap mantan pegawai yang meminta hak tanpa menunjukkan kepedulian terhadap rekan-rekannya.

Ia mencontohkan bahwa banyak pekerja lain yang tetap berusaha, meskipun memiliki latar belakang pendidikan yang rendah.

"Maksud saya, kok kamu itu enggak punya empati? Orang lain menanam pohon karena pendidikan rendah, tapi mereka tetap bekerja."

"Ini ada orang yang hanya berpangku tangan dan tiba-tiba minta THR," ungkapnya.

Meskipun demikian, Dedi mengaku tetap akan memberikan kompensasi dengan meminta nomor rekening mantan pegawai tersebut.

Namun ia berharap ada kesadaran bahwa pemberian tersebut bukan sekadar hak, melainkan juga harus diimbangi dengan sikap peduli terhadap sesama.

"Walau saya marah, tetap saya minta nomor rekening. Saya tuh penginnya dia punya empati ke rekannya yang menanam pohon."

"Saya marah bukan karena ditagih uang, bukan perkara uang, tapi soal apakah dia punya empati atau tidak," pungkasnya.

Sebelumnya, sejumlah karyawan Hibics Fantasy, tempat wisata di Puncak, Bogor, dimarahi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Setelah kehilangan pekerjaan usai Hibisc Fnatasy dibongkar, karyawan ini justru dimarahi Dedi Mulyadi saat mencoba menagih gaji yang dijanjikan. 

Hal itu terjadi saat Dedi Mulyadi meninjau kondisi terkini dari pembongkaran dan penanaman pohon di lahan yang sebelumnya berdiri bangunan Hibisc Fantasy, pada Kamis (27/3/2025). 

saat akan meninggalkan lokasi, Dedi didatangi sejumlah pemuda yang merupakan karyawan di Hibisc Fantasy.

Rupanya mereka datang untuk menagih janji Gubernur Jawa Barat itu yang menyebut tetap akan membayarkan gaji karyawan meskipun bangunan tersebut dibongkar.

Perwakilan karyawan itu terdiri dari seorang pria dan wanita.

Mereka berbicara dengan Dedi Mulyadi sambil menunjukan bukti video jika KDM pernah berucap akan membayarkan sisa gajinya.

Namun, dalam kesempatan itu KDM pun menegaskan jika yang akan mendapatkan upah adalah mereka yang ikut menanam pohon.

"Nanam pohon, saya kasih bantuan pada anda asal mau bantu nanam pohon," ujar eks Bupati Purwakarta tersebut.

Akan tetapi, perwakilan Hibisc Fantasy itu kembali meresponsnya jika dalam video tersebut KDM tidak memberikan syarat untuk menanam pohon untuk mendapat gaji.

"Dengerin dulu, bukan urusan videonya, saya membantu kompensasi Anda yang nganggur di sini, tapi saya minta tanggung jawab moral anda, bantu nanam pohon di sini," kata KDM dengan nada tinggi.

KDM yang semakin tersulut emosinya pun menjelaskan jika alasan pembongkaran dan penanakan itu dilakukan untuk mencegah bencana terjadi.

"Jadi kalau mau nyalahin bukan sama saya nyalahinnya, sama orang yang melanggar," katanya.

Salah seorang karyawan wanita pun berusaha menjelaskan jika maksud dan tujuannya menghadap bukan bermaksud menyalahkannya.

Namun belum selesai menjelaskan, KDM kembali mengutarakan ucapannya dengan nada tinggi bahwa orang-orang yang bekerja di wisata tersebut memiliki tanggungjawab yang besar atas banjir yang terjadi.

Bahkan, ia pun menyinggung agar karyawan tersebut tidak hanya ongkang-ongkang kaki namun turut berperan aktif.

Di samping, karyawan yang menagih janji itu memang tidak ikut serta dalam penanaman pohon karena mengaku tidak mengetahui hal tersebut.

"Saya orang sunda, ulah ngamenak, saya hanya minta cuma nanam pohon, kan saya udah beberapa kali minta ajakin yang di sini nanam pohon, masa naman satu pohon aja gamau," katanya.

"Anda sudah berdosa di sini, dosa terhadap lingkungan, orang meninggal, anda mendapat gaji dari rintihan orang lain yg kebanjiran, saya hanya minta tanam pohon, saya bayar, karena yamg lain udah nanam pohon ini ongkang-ongkang kaya menak," tambahnya.

Pernyataan Dedi Mulyadi ini membuat karyawan ini kecewa. 

"Kecewa mah jelas, kita kan dari awal gak minta, kan beliau sendiri yang menjanjikan, katanya sekarang pulang daripada bentrok sama warga nanti gaji sampe tanggal 27 saya yang bayar," ujar salah satu karyawan, Septian, Kamis (27/3/2025).

Sementara itu, ketika para karyawan menagih janji tersebut justru 'dimarahi' oleh pria yang karib disapa KDM.

Septian menyebut tidak ada arahan sebelumnya untuk melakukan penanaman pohon agar mendapatkan kompensasi gaji.

Kendati demikian, ia tak menampik jika sebagian dari 200 lebih karyawan di Hibics Fantasy telah ikut dalam penanaman pohon tersebut.

"Data sudah dikirimkan, tapi sampe sekarang gaada, malah statemen disuruh ikut penanaman dulu. Yang temen-temen kecewa engga ada di statmen awal. Kita engga minta, engga nuntut, beliau menjanjikan ya wajar apa yang beliau janjikan kita tagih," ucapnya.

Sebelumnya, perintah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi membongkar Hibisc Fantasy di Puncak Bogor memang menuai pro dan kontra.

Dampaknya secara langsung dirasakan oleh para pekerja bangunan di sana.

Kerja keras mereka selama 2 tahun belakangan, kini sia-sia dan rata dengan tanah.

Melansir dari tayangan youtube Kang Dedi Mulyadi, seorang pekerja bangunan di proyek Hibisc Puncak Bogor yang telah bekerja mulai dari belum adanya bangunan mencurahkan isi hatinya kepada tim KDM.

Ia menceritakan, dirinya telah bekerja selama lebih dari dua tahun untuk membangun objek wisata tersebut.

"Sudah lama, hampir dua tahun," sebut pekerja bangunan tersebut.

Ia merasa sedih melihat dan membongkar bangunan dan fasillitas yang ada di objek wisata yang baru diresmikan beberapa bulan ini.

"Rada sedih pak, kembali lagi ke tanah," ungkap pekerja bangunan tersebut.

Ia menjelaskan, dirinya harus membongkar kembali hasil kerja dan karyanya yang telah dua tahun dibangun.

"Karya-karya saya, gimana gitu. Sedih pak, tapi saya ikut saja," jelasnya.

Pekerja tersebut juga meminta agar dirinya tidak ditanya lebih lanjut, karena hatinya merasa sedih dan ingin menangis.

"Bapak, jangan ditanya lagi. Saya sedih, suara saya serak karena sedih, terima kasih," imbuhnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.