Tragedi Idul Fitri 2025: IDF Paksa Warga Gaza Evakuasi
timtribunsolo March 31, 2025 09:33 PM

TRIBUNNEWS.COM – Perayaan hari raya Idul Fitri di Gaza tahun 2025 berubah menjadi sebuah tragedi ketika Militer Israel (IDF) mengeluarkan perintah evakuasi besar-besaran yang mencakup sebagian besar wilayah Rafah.

Peristiwa ini tidak hanya menciptakan kepanikan di kalangan warga sipil, tetapi juga menyebabkan banyaknya korban jiwa.

Mengapa Perintah Evakuasi Dikeluarkan?

Dalam keterangan resmi yang dikutip oleh NBC News, Militer Israel memerintahkan seluruh penduduk Rafah untuk mengevakuasi diri menjelang operasi besar-besaran yang akan dilaksanakan.

Menurut seorang sumber yang mengetahui laporan tersebut, militer telah menginstruksikan warga Palestina untuk menuju Muwasi, sebuah kamp tenda kumuh di sepanjang pantai Gaza.

Perintah evakuasi ini dikeluarkan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tepat pada hari raya Idul Fitri, yang biasanya menjadi momen perayaan bagi umat Islam setelah sebulan berpuasa.

Netanyahu berdalih bahwa langkah ini diambil untuk meminimalisir korban sipil menjelang dimulainya operasi darat di Gaza, mengingat Hamas menolak untuk memenuhi tuntutan agar melucuti senjatanya.

Berapa Banyak Warga Palestina yang Mengungsi?

Pasca pengumuman evakuasi, banyak warga Palestina berbondong-bondong meninggalkan rumah mereka untuk mencari tempat yang lebih aman.

Badan kemanusiaan PBB, OCHA, melaporkan bahwa sejak 18 Maret lalu, Israel melancarkan serangkaian serangan di Jalur Gaza yang memaksa sekitar 142.000 warga Palestina mengungsi.

Keadaan ini memperburuk kondisi kemanusiaan yang sudah sangat menyedihkan di wilayah tersebut.

Bagaimana Situasi di Lapangan Selama Idul Fitri?

Tidak hanya evakuasi, serangan militer Israel terus berlangsung, bahkan pada hari raya Idul Fitri.

Mengutip laporan dari Al Jazeera, setidaknya 35 warga dari kota Rafah dan Khan Younis tewas menjelang shalat Idul Fitri yang berlangsung pada Minggu, 30 Maret 2025.

Sebagian besar korban tewas adalah wanita dan anak-anak, yang menjadi sasaran serangan bom dan drone militer.

Adel al-Shaer, salah satu warga Gaza, mengungkapkan rasa dukanya setelah kehilangan 20 orang yang dicintainya pada hari kemenangan tersebut. "Kami kehilangan dua puluh orang yang kami cintai, anak-anak kami, kehidupan kami, dan masa depan kami," ujarnya sambil menghadiri shalat di tengah reruntuhan di Deir al-Balah.

Apa Ancaman Selanjutnya dari Israel?

Di tengah serangan yang meningkat, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengancam untuk melanjutkan agresi dan menerjunkan pasukan IDF untuk merebut lebih banyak wilayah di Gaza.

Menurut Katz, jika Hamas terus menolak membebaskan para sandera, IDF akan menginstruksikan untuk merebut wilayah tambahan secara permanen.

Ancaman ini datang sebagai respons terhadap sikap Hamas yang terus menolak untuk membebaskan 24 dari 59 sandera yang masih hidup.

Netanyahu menyebut bahwa Hamas telah menolak usulan untuk memperpanjang gencatan senjata, yang membuat ketegangan antara kedua belah pihak semakin meningkat.

Hamas, di sisi lain, menyatakan bahwa keputusan untuk menunda pembebasan sandera adalah karena Israel gagal mematuhi perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya.

Perayaan Idul Fitri yang seharusnya menjadi momen sukacita bagi umat Islam kini menjadi simbol duka di Gaza.

Keputusan Militer Israel untuk melakukan evakuasi dan serangan yang terus berlanjut hanya menambah penderitaan bagi warga Palestina.

Situasi ini menunjukkan bahwa konflik di Gaza masih jauh dari kata damai, dengan ancaman lebih banyak agresi yang mungkin akan terjadi di masa depan.

Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.