Bacaan Niat Puasa Syawal dan Manfaatnya, Dilengkapi Amalan Utama di Bulan Syawal
GH News March 31, 2025 10:04 PM

Berikut bacaan niat puasa Syawal, manfaat, dan amalan pada bulan Syawal.

Syawal merupakan bulan kemenangan bagi umat Islam setelah menjalani ibadah puasa di bulan suci Ramadan.

Bulan Syawal memiliki keistimewaan sebagai pelengkap ibadah di bulan Ramadhan, sehingga keberkahannya akan terus mengalir bagi semua muslim.

Pada bulan Syawal, umat Islam disunnahkan berpuasa selama enam hari.

Puasa Syawal boleh dilakukan secara berurutan atau berseling, yang penting masih di bulan Syawal.

Jika Anda mempunyai utang puasa Ramadan, maka disarankan untuk menggantinya terlebih dahulu (puasa qadha).

Hal ini berdasarkan pada penjelasan dari Ibnu Hambali dalam kitabnya Lathoiful Ma’arif.

Ibnu Rajab Al Hambali berkata:

“Siapa yang mempunyai kewajiban qodho’ puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qodho’nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391).

Inilah bacaan niat puasa Syawal yang dianjurkan untuk dilafalkan:

Artinya:

“Aku berniat puasa sunah Syawal esok hari karena Allah SWT.”

Niat puasa Syawal juga bisa dilafalkan pada siang hari selama belum makan atau minum.

Berikut niat puasa Syawal yang dibaca pada siang hari:

Artinya:

“Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT.

Dikutip dari laman sumsel.kemenag.go.id, berikut sejumlah manfaat puasa Syawal:

1. Puasa enam hari di bulan Syawal setelah Ramadhan, merupakan pelengkap dan penyempurna pahala dari puasa setahun penuh.

2. Puasa Syawal dan Sya’ban bagaikan shalat sunnah rawatib, berfungsi sebagai penyempurna dari kekurangan.

Pada hari kiamat nanti perbuatanperbuatan fardhu akan disempurnakan (dilengkapi) dengan perbuatanperbuatan sunnah.

3. Membiasakan puasa setelah Ramadhan menandakan diterima puasa Ramadhan seseorang.

Apabila Allah SWT menerima amal seorang hambaNya, pasti Dia menolongnya dalam meningkatkan perbuatan baik setelahnya.

Sebagian orang bijak mengatakan: “Pahala amal kebaikan adalah kebaikan yang ada sesudahnya.”

Sehingga, barang siapa yang mengerjakan kebaikan kemudian melanjutkannya dengan kebaikan lain, maka hal itu merupakan tanda atas terkabulnya amal perbuatan pertama.

Demikian pula sebaliknya, jika seseorang melakukan suatu kebaikan lalu diikuti dengan yang buruk, maka hal itu merupakan tanda tertolaknya amal yang pertama.

4. Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan akan mendapatkan pahalanya pada Hari Raya Idul Fitri yang merupakan hari pembagian hadiah.

Dengan membiasakan puasa setelah Idul Fitri merupakan bentuk rasa syukur atas nikmat dariNya.

Dan sungguh tak ada nikmat yang lebih agung dari pengampunan dosadosa kita karena itu termasuk sebagian ungkapan rasa syukur seorang hamba atas pertolongan dan ampunan yang telah dianugerahkanNya.

Tetapi jika kita menggantinya dengan perbuatan maksiat, maka dia termasuk kelompok orangorang yang membalas kenikmatan dengan kekufuran.

Apabila dia berniat pada saat melakukan puasa untuk kembali melakukan maksiat lagi, maka puasanya tidak akan terkabul.

Dia bagaikan orang yang mendirikan sebuah bangunan megah lantas menghancurkannya kembali.

Allah SWT berfirman:

“Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskanNya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.” (QS AnNahl: 92).

Ada sejumlah amalan yang dapat mendatangkan pahala berlimpah apabila dikerjakan sematamata karena Allah SWT.

Inilah amalanamalan yang bisa dikerjakan pada bulan Syawal sebagaimana dilansir baznassumedang.org:

Puasa enam hari di bulan Syawal memiliki keutamaan seperti puasa sepanjang tahun.

Sebagaimana disebutkan dalam riwayat yang berasal dari Abu Ayub Al Anshari, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر

“Barang siapa berpuasa Ramadan lalu melanjutkannya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka itu setara dengan puasa sepanjang tahun.” (HR Muslim, Imam Ahmad juga meriwayatkan dari hadits Jabir).

Beberapa riwayat mengatakan puasa Senin dan Kamis merupakan salah satu puasa sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW.

Sebagaimana diriwayatkan dari Aisyah ra:

“Rasulullah SAW sangat antusias dan bersungguhsungguh dalam melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. Tirmidzi, AnNasai, Ibnu Majah, Imam Ahmad).

Amalan sunnah di bulan Syawal lainnya adalah puasa Ayyamul Bidh.

Puasa sunnah ini dikerjakan setiap tanggal 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriah) setiap bulannya.

Dalam riwayat Bukhari yang berasal dari Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash RA disebutkan, salah satu keutamaan dari puasa Ayyamul Bidh adalah seperti berpuasa sepanjang tahun.

Syawal adalah bulan yang baik untuk menyambung tali silaturahmi.

Anjuran dan perintah untuk menjalin tali silaturahmi disebutkan dalam sebuah hadis dari Abu Ayyub Al Anshori, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang amalan yang dapat memasukkan ke dalam surga, lantas Rasulullah menjawab:

تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ

Artinya: “Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik padaNya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).” (HR. Bukhari no. 5983)

Sedekah merupakan amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah untuk dilakukan kapanpun.

Sedekah sebaiknya dilakukan segera sebagai salah satu bentuk ungkapan syukur atas nikmat Allah SWT.

Amalan ini sangat dicintai Allah SWT, sehingga diberikan balasan dan pahala yang berlipat ganda bagi setiap muslim yang mengerjakannya.

Dengan melaksanakan sedekah, maka kita akan memiliki rasa empati yang tinggi, terhindar dari sifat kikir dan selalu bersyukur, serta membukakan pintu rezeki dari arah manapun.

Jadi sedekah tidaklah mengurangi harta.

Sebaliknya, sedekah malah akan membuka pintu rezeki selebarlebarnya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ

Artinya : “Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim no. 2558, dari Abu Hurairah)

Amalan lain yang dianjurkan pada bulan Syawal adalah melangsungkan pernikahan atau membangun rumah tangga.

Menikah pada bulan Syawal merupakan salah satu sunah Rasul yang pada masa dahulu ditujukan untuk menepis kepercayan sesat dari orangorang jahiliyah yang menganggap pernikahan di bulan Syawal dapat membawa kesialan atau bencana.

Sebagaimana hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Aisyah Radhiyallahu Anha:

تَزَوَّجَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي شَوَّالٍ وَبَنَى بِي فِي شَوَّالٍ فَأَيُّ نِسَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَحْظَى عِنْدَهُ مِنِّي

Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menikahiku pada bulan Syawal dan berkumpul denganku pada bulan Syawal, maka siapa di antara istriistri beliau yang lebih beruntung dariku?” (HR Muslim).

Iktikaf adalah aktivitas berdiam diri di masjid dalam satu tempo tertentu dengan melakukan amalanamalan (ibadahibadah) tertentu untuk mengharapkan ridha Allah.

Kebiasaan iktikaf yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan disunahkan untuk terus dikerjakan pada bulan Syawal.

Berbagai amalan dan ibadah dapat dilakukan selama melaksanakan iktikaf untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berzikir, melaksanakan salat lima waktu dan salat sunnah, serta membaca Alquran.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.