Makan Pelan-pelan, Cara Murah dan Mudah Cegah Obesitas
GH News April 01, 2025 06:03 AM

Obesitas bisa dicegah dengan cara murah, mudah, dan efektif. Peneliti di Jepang menyebut makan perlahan bisa menjadi solusi hal tersebut. Begini penjelasannya.

Strategi pencegahan obesitas biasanya hanya berfokus pada pilihan makanan yang disantap seseorang, tapi lupa mempertimbangkan faktor lain yang tak kalah penting. Salah satunya kebiasaan atau cara makan.

Mengutip Science Daily (25/3/2025), peneliti di Fujita Health University, Jepang, menginvestigasi faktor-faktor lain yang mempengaruhi kondisi obesitas. Selin cara makan, mereka juga melihat durasi makan, perbedaan jenis kelamin, dan isyarat ritmis.


Penelitian ini penting karena obesitas merupakan masalah kesehatan serius. Obesitas dikaitkan dengan berbagai komplikasi kesehatan, seperti diabetes, penyakit jantung, dan lemak hati.

Tim peneliti dipimpin oleh Profesor Katsumi Iizuka dari Departemen Gizi Klinis. Kemudian dibantu oleh Dr. Megumi Aoshima dan Dr. Kanako Deguchi.

Hasil temuan mereka dipublikasikan dalam jurnal Nutrients Edisi 6, Volume 17 pada 10 Maret 2025. Iizuka mengungkap, "Meskipun ilmu gizi sering kali fokus dengan metabolisme, penyerapan, serta gizi makanan, tapi hanya ada sedikit bukti di Jepang tentang perilaku makan yang menghubungkan keduanya. Hal ini membuat saya tertarik untuk mempelajari perilaku makan, yang melibatkan perbedaan jenis kelamin."

Penelitian ini melibatkan 33 partisipan sehat berusia 20 hingga 65 tahun. Mereka diminta makan selembar pizza dalam kondisi berbeda.

mindful eating

Peneliti lalu mengukur durasi makan, jumlah kunyahan, jumlah gigitan, dan tempo mengunyah (kecepatan mengunyah). Peneliti juga memperhatikan bagaimana variabel-variabel ini berubah ketika partisipan dihadapkan pada ritme metronom yang berbeda menggunakan headphone.

Hasil penelitian menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pria dan wanita dalam perilaku makan. Wanita biasanya membutuhkan waktu lebih lama untuk makan, rata-rata 87 detik dibandingkan dengan 63 detik untuk pria.

Wanita juga mengunyah lebih banyak (rata-rata 107 vs. 80) dan menggigit lebih banyak (4,5 vs. 2,1). Namun, tempo mengunyah yang sebenarnya serupa di antara kedua jenis kelamin.

Ketika disesuaikan dengan perbedaan jenis kelamin, durasi makan dikaitkan secara positif dengan jumlah kunyahan dan gigitan, tetapi tidak dengan indeks massa tubuh atau tempo makan rata-rata.

Mungkin yang paling menarik, ketika partisipan dihadapkan pada ritme metronom yang lambat sekitar 40 ketukan per menit, durasi makan mereka meningkat secara signifikan dibandingkan dengan makan tanpa stimulasi ritmis.

Peneliti menyimpulkan, strategi mudah dan murah untuk mencegah obesitas adalah dengan memperpanjang durasi makan.

Caranya dengan menambah jumlah kunyahan per gigitan, mengambil gigitan yang lebih kecil (yang secara alami meningkatkan jumlah total gigitan per waktu makan), dan memilih tempat makan yang bikin mereka tenang.

Hasil penelitian ini juga menekankan bahwa pencegahan obesitas tak hanya soal mengatur kandungan gizi makanan, tapi juga panduan perilaku dan faktor lingkungan yang membuat seseorang makan lebih pelan.

7 Tips Makan Enak Tanpa Naik BB yang Mudah Dicontek, Intip Yuk!

"Menggabungkan perilaku makan yang diusulkan ke dalam program makan siang sekolah dan program lain dapat mengarah pada pencegahan penyakit di masa mendatang yang terkait dengan obesitas," kata Iizuka.

Para peneliti mengakui bahwa studi mendatang harus menguji temuan ini dengan berbagai makanan selain pizza untuk memastikan penerapannya dalam berbagai skenario makan.

Meskipun demikian, penelitian ini memberikan bukti berharga untuk program pencegahan dan pengobatan obesitas, tanpa biaya atau kerumitan yang signifikan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.