TRIBUNNEWS.COM - Terjadinya gempa besar pada 28 Maret 2025 lalu membuat Kepolisian Thailand mewanti-wanti warganya agar tidak membuat onar pada momen "April Mop' tahun ini.
Seperti yang diketahui sebelumnya, gempa dengan kekuatan 7.7 Skala Richter yang berpusat di Sagaing, Myanmar lalu turut memberikan dampak guncangan di Thailand.
Karena kejadiannya yang berdekatan dengan tanggal 1 April yang kerap diperingati dengan tradisi April Mop, Kepolisian Thailand pun meminta agar masyarakat tidak memeringatinya dengan menyebarkan berita bohong terkait gempa.
Dikutip dari Thairath, hal ini disampaikan oleh divisi cyber Kepolisian Thailand pada Senin (31/3/2025).
Pihak Kepolisian Thailand meminta agar masyarakat yang menggunakan media sosial untuk tidak membagikan berita palsu secara sembarangan, terlebih lagi yang mengangkat isu gempa.
Kepolisian Thailand juga menegaskan bahwa mereka tak akan segan-segan menangkap oknum yang nekat membuat konten "April Mop" dengan isu gempa.
Seperti yang diketahui banyak orang, tiap tanggal 1 April, diperingati sebagai April Fools' Day atau Hari April Mop.
Hari ini biasanya dimanfaatkan sebagian orang untuk membuat lelucon atau kabar bohong di media sosial.
Namun, menyusul situasi genting yang terjadi di Thailand saat ini, Polisi Siber mengeluarkan peringatan agar masyarakat berhati-hati dalam membuat atau menyebarkan informasi palsu yang berpotensi menimbulkan kepanikan atau keresahan.
Jika terbukti melanggar, pelaku akan ditangkap dan diproses hukum sesuai undang-undang ITE di Thailand.
Adapun ancaman hukuman bagi pembuatan atau Penyebaran berita palsu di Thailand adalah sebagai berikut:
Tradisi April Mop, yang diperingati setiap 1 April sebagai hari lelucon dan tipuan, memiliki sejarah yang kompleks dan penuh misteri.
Meski perayaan ini sudah mengakar di berbagai budaya, asal-usul pastinya masih menjadi bahan perdebatan di kalangan sejarawan.
Salah satu teori populer menyebutkan bahwa April Mop bermula dari kebijakan Raja Charles IX di Prancis pada 1582.
Kala itu, kalender Gregorian menggantikan kalender Julian, sehingga tahun baru dipindahkan dari akhir Maret ke 1 Januari.
Namun, sebagian masyarakat tetap merayakan tahun baru selama periode 25 Maret–1 April. Mereka yang masih memegang tradisi lama menjadi bahan ejekan dan diberi label "April fools" (orang bodoh April).
Tradisi ini kemudian menyebar ke Inggris dan negara Eropa lainnya
Sebagian ahli mengaitkan April Mop dengan Hilaria , festival kuno Romawi yang dirayakan pada 25 Maret.
Festival ini ditandai dengan perayaan penuh kegembiraan, lelucon, dan peran sosial yang dibalik.
Meski tanggalnya berbeda, kemiripan konsep antara Hilaria dan April Mop memunculkan dugaan adanya pengaruh budaya Romawi kuno dalam tradisi modern ini.
Sejarah mencatat bahwa istilah "April Fools’ Day" pertama kali muncul di Inggris pada 1703.
Pada masa itu, orang-orang mulai menggunakan tanggal 1 April sebagai hari untuk saling berbohong dan mengerjai dengan lelucon praktis.
Tradisi ini lambat laun menyebar ke Eropa dan Amerika Utara seiring kemajuan media massa pada abad ke-18
(Bobby)