TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Iran telah resmi mengajukan keluhan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang dianggap ceroboh dan bermusuhan.
Iran menilai pernyataan tersebut sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan Piagam PBB.
Pada tanggal 30 Maret 2025, Trump mengancam akan mengebom Iran jika negara tersebut tidak mencapai kesepakatan dengan Washington terkait program nuklirnya.
Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Saeed Iravani, memperingatkan bahwa Teheran akan menanggapi dengan cepat dan tegas terhadap setiap tindakan agresif oleh AS atau sekutunya, terutama Israel.
“AS menggunakan kekuatan militer sebagai alat utama tekanan untuk mencapai tujuan politiknya,” ungkap Iravani, Selasa (1/4/2025).
Ia juga menyoroti bahwa Trump telah melanggar semua norma dan prinsip internasional sejak menjabat pada Januari lalu.
Iravani meminta Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk ancaman Trump, mengingat jika tidak ada tindakan, hal ini dapat menimbulkan dampak buruk bagi kawasan serta perdamaian dan keamanan internasional.
“Washington memikul tanggung jawab penuh atas konsekuensi mengerikan dari setiap tindakan permusuhan,” tegasnya.
Meskipun Iran berkomitmen pada perdamaian dan stabilitas, Iravani menekankan bahwa negara tersebut akan menanggapi dengan tegas setiap serangan yang mengancam kedaulatannya.
Ali Larijani, penasihat Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, juga memberikan pernyataan bahwa Iran tidak berusaha memiliki senjata nuklir.
Namun, ia menegaskan bahwa jika Iran diserang, negara tersebut tidak memiliki pilihan lain untuk mempertahankan diri.
“Jika Anda memilih untuk mengebom diri Anda atau melalui Israel, Anda akan memaksa Iran untuk membuat keputusan berbeda mengenai program nuklirnya,” ujar Larijani dalam wawancara dengan televisi pemerintah.
Sebelumnya, Trump menarik AS dari perjanjian nuklir tahun 2015 dan menerapkan kembali sanksi terhadap Iran.
Meskipun Trump mengisyaratkan keterbukaan untuk pembicaraan mengenai perjanjian baru, ia juga mengancam akan menerapkan kebijakan tekanan maksimum terhadap Iran, termasuk tindakan militer jika diperlukan.
Negara-negara Barat, terutama AS, menuduh Iran berusaha mengembangkan senjata nuklir, meskipun Iran membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa program nuklirnya ditujukan untuk tujuan sipil.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).