Grid.ID - Fenomena kapal hantu yang terdampar di pantai Jepang tampaknya bukanlah hal baru. Kejadian ini sering terjadi, terutama di Pulau Sado, Jepang.

Pada tahun 2019, fenomena serupa kembali mengejutkan warga. Menurut laporan Daily Mirror pada 28 Desember 2019, sebuah kapal kayu rusak ditemukan terdampar di pantai. Ini adalah kapal kedua yang ditemukan di lokasi yang sama dalam sebulan terakhir.

Setelah menerima laporan, polisi segera menyelidiki kapal tersebut pada pukul 09.30 pagi waktu setempat. Saat diperiksa, mereka menemukan lima jasad manusia dalam kondisi mengenaskan, bahkan terdapat dua potongan kepala terpisah. Hingga kini, penyebab kematian mereka masih dalam penyelidikan.

Polisi juga belum bisa memastikan apakah kepala tersebut milik lima jasad yang ditemukan atau berasal dari orang lain. Namun, kondisi tubuh yang sudah menjadi kerangka menunjukkan bahwa mereka telah lama terombang-ambing di laut sebelum akhirnya terdampar.

"Ada beberapa kasus serupa, tetapi ini adalah penemuan pertama jenazah di kapal yang hancur di pulau ini tahun ini," kata seorang pejabat Penjaga Pantai Jepang seperti dikutip dari The Guardian.

Dari Mana Kapal Ini Berasal?

Banyak spekulasi muncul terkait asal kapal ini. Mengutip laman Intisari-online.com, ada tanda-tanda dan tulisan dalam bahasa Korea yang ditemukan di kapal, sehingga diduga kapal ini berasal dari Korea Utara.

Fenomena "kapal hantu" dari Korea Utara rupanya cukup sering terjadi di perairan Jepang. Biasanya, kapal-kapal ini kosong atau hanya berisi jasad manusia.

Diduga, para awak kapal ini meninggal karena kelaparan dan paparan cuaca ekstrem, terutama saat musim dingin.

Beberapa teori menyebutkan bahwa kapal-kapal ini ditumpangi pembelot atau mata-mata dari rezim Korea Utara. Namun, ada juga yang meyakini bahwa mereka adalah nelayan yang terpaksa pergi jauh mencari ikan akibat krisis pangan di negara Kim Jong Un.

Penemuan kapal-kapal ini semakin memperkeruh hubungan Jepang dengan Korea Utara. Apalagi, ketegangan terkait program senjata nuklir Korea Utara masih berlangsung hingga kini.