Grid.ID- Perselingkuhan bukan hanya menghancurkan kepercayaan dalam hubungan, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan mental seseorang. Banyak orang yang mengalami perselingkuhan merasakan gejala yang mirip dengan gangguan stres pascatrauma (PTSD) akibat pengkhianatan yang terjadi.
Mengutip Psychcentral, Senin (7/4/2025), gejala ini dapat berupa kilas balik, mimpi buruk, serta obsesi terhadap kejadian tersebut, bahkan setelah hubungan berakhir. Selain itu, seseorang yang dikhianati bisa mengalami hiperarousal, yaitu kondisi di mana ia menjadi sangat sensitif terhadap segala bentuk ancaman terhadap dirinya atau hubungan.
Akibatnya, pola tidur dan makan bisa terganggu, serta muncul kecemasan yang mendalam.
Dampak Perselingkuhan pada Psikologi Pria dan Wanita
Penelitian menunjukkan bahwa infidelity berdampak pada semua orang, terlepas dari gendernya. Namun, terdapat perbedaan dalam cara pria dan wanita merespons perselingkuhan.
Sebuah studi mengungkapkan bahwa wanita lebih tertekan akibat perselingkuhan emosional, ketika pasangan lebih terlibat secara perasaan dengan orang lain.
Di sisi lain, pria lebih tertekan akibat perselingkuhan fisik saat pasangan terlibat hubungan seksual dengan orang lain. Hal ini dikonfirmasi oleh penelitian yang lebih besar, dengan sekitar 64.000 partisipan.
Penelitian tersebut menemukan pola serupa dalam perbedaan antara respons pria dan wanita terhadap perselingkuhan.
Mengapa Perselingkuhan Begitu Menyakitkan?
Efek perselingkuhan tidak hanya dirasakan dalam waktu singkat tetapi bisa mempengaruhi psikologi seseorang dalam jangka panjang. Mengutip Well Marriage Center, beberapa dampak paling umum dari perselingkuhan meliputi:
Kecemasan dan depresi berkepanjangan
Orang yang dikhianati bisa mengalami kecemasan dan depresi yang sulit diatasi tanpa bantuan profesional. Bahkan, beberapa studi menunjukkan bahwa infidelity dapat menimbulkan gejala PTSD dalam tingkat yang cukup tinggi.
Kesulitan mencintai kembali
Saat seseorang jatuh cinta, otak secara alami melepaskan oksitosin dan dopamin, yaitu hormon yang berperan dalam perasaan bahagia dan ikatan emosional. Namun, setelah mengalami perselingkuhan, jalur otak yang mengatur pelepasan hormon ini menjadi terganggu, sehingga seseorang bisa merasa sulit untuk mencintai diri sendiri maupun orang lain lagi.
Hilangnya kepercayaan
Perselingkuhan tidak hanya menghancurkan kepercayaan terhadap pasangan tetapi juga dapat menyebabkan ketidakpercayaan terhadap orang lain, termasuk keluarga, teman, dan rekan kerja. Psikolog Steven Stonsy mengungkapkan bahwa pengkhianatan dalam hubungan bisa mengubah cara seseorang memaknai hidupnya secara keseluruhan, bukan hanya sekadar masalah kepercayaan dan cinta.
Bisakah Perselingkuhan Dimaafkan?
Jawaban singkatnya: Ya, perselingkuhan bisa dimaafkan. Namun, prosesnya tidak sederhana dan membutuhkan kesabaran dari kedua belah pihak untuk benar-benar pulih.
Menjalani pemulihan dari perselingkuhan tanpa batasan waktu adalah pilihan terbaik, karena setiap orang memiliki cara dan kecepatan sendiri dalam mengatasi luka hati.
Selain itu, pasangan tidak harus menghadapi masalah ini sendirian. Konseling dengan profesional dapat membantu dalam pemulihan, karena sering kali seseorang kesulitan mengungkapkan perasaan dan dampak psikologis dari perselingkuhan.
Seorang konselor dapat membantu pasangan menjelaskan perspektif mereka dengan cara yang sehat dan menemukan solusi terbaik untuk hubungan mereka. Dengan dukungan profesional, pasangan yang pernah mengalami perselingkuhan masih memiliki kesempatan untuk membangun kembali hubungan yang sehat dan penuh kepercayaan.