Psikolog Bicara 'Cuci Otak' dan Manipulasi di Balik Viral Sosok Walid
GH News April 08, 2025 06:03 AM

Sosok pemimpin sekte keagamaan bernama Jihad Ummah, Walid Muhammad pada drama Malaysia "Bidaah" atau "Broken Heaven" mendadak viral di media sosial Tanah Air, khususnya di TikTok. Salah satunya karena mengangkat isu dan kontroversi ajaran sesat dalam dunia agama.

Ada beberapa adegan yang dianggap warganet berhubungan dengan kisah nyata di Tanah Air. Momen Walid yang memanipulasi perempuan-perempuan muda untuk menikah batin dengannya, iming-iming mendapatkan surga.

Modus Laki-laki 'Tipu-tipu' Berkedok Agama

Psikolog klinis Anastasia Sari Dewi mengatakan kejadian ini bisa saja terjadi jika korban menganggap pernikahan tersebut adalah salah satu jalan dalam beribadah. Hal ini karena pelaku biasanya menggunakan bumbu-bumbu agama dalam proses pendekatan.

"Menurut saya itu pernikahan harus dengan orang yang punya kriteria dan prosesnya sendiri untuk mencapai proses hubungan yang sehat dan tepat. Bukan hanya mengikuti salah satu pihak dengan semua doktrin-nya," kata Anastasia saat dihubungi detikcom, Senin (7/4/2025).

Mereka yang terjebak dalam pernikahan seperti ini, lanjut Anastasia, tentu akan mendapatkan banyak hal negatif daripada positif seperti kebebasan dalam hidup, yang terbatasi karena adanya doktrin.

"Dalam tanda kutip seperti cuci otak dan manipulasi korban supaya mengikuti hasrat atau nafsu pelakunya saja, itu sering dijumpai. Terlebih korban dalam usia anak-anak atau remaja," sambungnya.

Anastasia menambahkan, biasanya pelaku menggunakan atribut-atribut khusus yang membuat perannya semakin meyakinkan dalam memanipulasi calon korban.

"Jadi pertama dari kata-kata sudah manipulatif, penampilan juga manipulatif, ada tujuan untuk keuntungan diri sendiri dengan dia seperti itu," katanya.

NEXT: Bagaimana agar terhindar dari laki-laki seperti ini?

Menurut Anastasia, sebenarnya ada beberapa tips, dalam hal ini untuk wanita, guna menghindari rayuan tipu-tipu laki-laki berkedok agama.

"Harus berpikir kritis dalam menjalani kehidupan beragama. Pastikan untuk belajar, tidak melulu ke satu orang, tapi bisa secara merata dari lingkungan terdekat atau orang yang dipercaya," kata Anastasia.

"Harus juga terbuka untuk berdiskusi dan menerima masukan dari orang terdekat, khususnya apa yang dialami dan diterima. Apakah itu pantas atau layak tidak," sambungnya.

Masih banyak korban yang tidak menyadari bahwa apa yang didapatkannya seperti pelecehan, pemaksaan, hingga sesuatu yang membuat tidak nyaman, didefinisikan sebagai satu bentuk rasa cinta. Menurut Anastasia, hal ini harus segera disadari, baik dari diri sendiri atau 'dipantik' melalui orang lain.

"Biasakan untuk berani speak up pada orang terdekat. Jangan hanya diterima atau diberikan teori bahwa ini dia sayang, artinya saya spesial, artinya aku dipilih seperti doktrin yang sudah masuk di kepala," katanya.

"Ada second opinion atau third third opinion. Banyak sekali orang manipulatif di luar sana, dari segi perilaku dan penampilan. Di tempat saya banyak ditemukan kejadian seperti dicampur aduknya nilai agama untuk pembenaran, dengan tujuan memenuhi hasratnya saja," tutupnya.



© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.