BANJARMASINPOST.CO.ID - Meski belum genap satu tahun berdiri, Bakmie Sentoesa berhasil menjajal pasar dengan pelanggan yang kebanyakan adalah anak muda gen z.
Dipaparkan Malik (32) selaku Owner Bakmie Sentoesa, dalam satu hari mereka biasa menjual 100 hingga 150 mangkuk bakmie berbagai rasa.
Jumlah bakmie yang terjual tiap harinya itu pun disesuaikan dengan dara dan ketersediaan bahan-bahan untuk menjaga kualitas rasa serta sajian.
“Kalau produksi kita itu gak banyak, sesuai data penjualan kita setiap hari biar fresh terutama dari ayam dan mie penjualannya itu ratenya dari 100 sampai 150 mangkuk perhari,” jelasnya.
Walau sudah menyediakan ratusan mangkuk tiap hari, Malik tak menampik masih banyak pelanggan yang berdatangan ketika bakmie sudah habis terjual.
Tak sekedar berjualan, Malik juga menggunakan strategi marketing dengan memanfaatkan media sosial seperti Instagram dan Tiktok.
Apalagi kedua media sosial tersebut banyak diakses oleh berbagai kalangan terutama Gen Z hingga kian memudahkan promosi.
“Lewat media sosial ya, karena zaman sekarang anak-anak muda terutama instagram dan tiktok ya, karena pemasaran di tiktok itu lebih masif dan sesuai dengan target pasar kita yang range umurnya dari 18 tahun sampai 25 an ya,” jelas Malik.
Proses marketing atau promosi juga dilakukan Malik seorang diri tanpa menggunakan jasa profesional.
Lantaran target pasarnya sebagian besar adalah gen z, Malik juga turut memperhatikan faktor lain yang menarik perhatian seperti tempat penjualan.
Tak kalah dengan coffee shop maupun restoran industrial, Malik juga menerapkan dekorasi yang modern serta nyaman di kedainya.
Ia sengaja menggunakan warna-warna terang pada dinding dipadu lukisan-lukisan serta gambar yang relevan dengan selera anak muda.
Kedai Malik sendiri terdiri dari dua lantai dan berlokasi di Kota Lama tempat biasa banyak anak muda berkumpul.
(Banjarmasinpost.co.id/Danti Ayu)