Kerajaan Jeumpa Kerajaan Islam yang Disebut Lebih Dulu Ada Dibanding Kerajaan Perlak dan Samudera Pasai, Benarkah?
Moh. Habib Asyhad April 09, 2025 01:34 PM

Selain disebut sebagai kerajaan Islam yang lebih dulu ada sebelum Kerajaan Perlak dan Samudera Pasai, Kerajaan Jeumpa juga disebut pernah dipimpin oleh seorang perempuan bernama Ratu Sima.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru kami di sini

---

Intisari-Online.com -Ternyata ada sebuah kerajaan Islam yang diduga lebih tua atau lebih dulu ada dibanding kerajaan Perlak dan Kerajaan Samudera Pasai -- dua kerajaan Islam yang selama ini diperdebatkan sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Kerajaan Islam yang dimaksud adalah Kerajaan Jeumpa yang berpusat di daerah Bireuen, Aceh, sekarang. Benarkah klaim itu? Adakah bukti keberadaan kerajaan itu?

Mengutip Kompas.com, Jeumpa adalah sebuahkerajaan kecil di Aceh yang terletak di Desa Blang Seupeung, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, sekarang. Menurut sejarahnya, sebelum kedatangan Islam, penduduk di wilayah Kerajaan Jeumpa menganut agama lokal yang dipimpin oleh seorang Meurah (maharaja).

Sejak abad ke-7, Jeumpa telah menjalin hubungan dagang dengan China, India, dan negeri jazirah Arab. Suatu ketika, datanglah seorang pemuda Muslim keturunan Arab-Persia bernama Syahrianshah Salman.

Beberapa sumber sejaarah menyebut bahwa kedatangan Salman adalah dalam rangka pelarian politik akibat pengejaran oleh penguasa Dinasti Umayyah. Untuk menghindari pengejaran, dia memilih daerah pinggiran agar tidak terlalu menyolok.

Karena kecerdasannya, dia menarik perhatian penguasa Jeumpa, yang kemudian mengangkatnya menjadi orang kepercayaan. Dalam perkembangannya, Salman kemudian dinikahkan dengan putri penguasa Jeumpa bernama Mayang Seludang.

Setelah itu, dia dinobatkan sebagai raja, menggantikan mertuanya, dan wilayah kekuasaannya diberi nama Kerajaan Jeumpa. Dan karena itulah Salman juga dikenal dengan nama-nama lainnya, seperti Meurah Jeumpa atau terkadang Ibnu Abdillah, seperti nama ayahnya.

Syahrianshah Salman memproklamirkan Kerajaan Islam Jeumpa pada sekitar 777 Masehi. Jika benar klaim itu, itu artinya Jeumpa adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia atau Nusantara. Bandingkan saja dengan Kerajaan Perlak yang berdiri pada 840 Masehi (atau abad ke-9) dan Kerajaan Samudera Pasai yang berdiri pada 1267 atau pada abad ke-13.

Meskipun begitu, banyak sejarawan yang meragukannya karena catatan sejarah yang mengulas tentang muncul dan hilangnya kerajaan ini masih diragukan keabsahannya. Dan karena itulah Kerajaan Perlak atau Samudera Pasai yang lebih diakui sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara karena mempunyai banyak bukti yang meyakinkan.

Terlebih lagi, peninggalan Kerajaan Jeumpa hanya berupa makam-makam para rajanya, yang tidak terdapat kaligrafi indah seperti ciri khas batu nisan para raja Islam di Aceh.

Konon katanya, karakter Salman sebagai bangsawan Persia mendorongpertumbuhan kerajaan Jeumpa hingga mencapai masa kejayaannya. Kerajaan Jeumpa berkembang menjadi salah satu pusat pemerintahan dan perdagangan yang berpengaruh di sekitar pesisir utara Pulau Sumatera.

Hal ini didukung oleh letak geografisnya yang strategis, yakni sebagai kota pelabuhan transit bagi pelayaran dari China menuju Persia, begitu pula sebaliknya. Kerajaan Jeumpa juga memperluas hubungan diplomatik dan perdagangan dengan kerajaan-kerajaan lain di sekitar Pulau Sumatera atau negeri asing, terutama Arab dan China.

Meski begitu, Kerajaan Jeumpa tidak berumur panjang. Sekitar abad ke-9, atau tahun 800 M, Kerajaan Islam yang berpusat di Bireuen ini runtuh.

Kerajaan Jeumpa pernah dipimpin perempuan

Miswari dalam artikelnya perjudul "Kerajaan Jeumpa dan Penyerapan Agama ke Dalam Nilai Budaya" yang tayang di Liwaul Dakwah: Jurnal Kajian Dakwah dan Masyarakat Islam IAIN Langsa membantah klaim Kerajaan Jeumpa sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia.

"Artikel ini berargumen bahwa Kerajaan Jeumpa tidak menjadi kerajaan Islam pertama di Nusantara. Memang nilai-nilai Islam yang dibawa para pedagang, banyak diserap dalam kebudayaan masyarakat Jeumpa. Namun nilai-nilai tersebut menjadi pengaraan ajaran moral dan etos kerja masyarakat. Tetapi Islam tidak menjadi basis symbol politik Kerajaan Jeumpa," tulis Miswari dalam pendahuluannya.

Meski begitu, Miswari tidak tidak terlalu gamblang menjelaskan alasannya mengapa Kerajaan Jeumpa bukan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Tapi satu hal yang menarik dari uraian Miswari adalah kemungkinan Kerajaan Jeumpa pernah dipimpin oleh seorang perempuan.

Menurut Miswari, Jeumpa telahmenjadi sebuah negeri yang maju pada abad kedelapan masehi. "Sama seperti negeri-negeri lainnya, Jeumpa menjadi negeri yang maju karena daratannya memiliki komoditas yang bisa diunggulkan dalam sistem perdagangan Internasional. Juga sama seperti negeri lainnya, pusat kota di Jeumpa adalah di pinggir muara yang kini disebut Kuala Jeumpa. Pusat keramaian pesisir berada di sana. Itu merupakan pusat perdagangan," tulisnya.

Dia menambahkan, Kuala Jeumpa adalahpenghubung antara pelayaran laut dengan pengangkutan komoditas andalan di hulu sungai Jeumpa. Sementara pusat kerajaan adalah berada di hulu, tepatnya sekarang di Desa Blang Seupeung Kecamatan Jeumpa.

Dalam catatan Miswari, ada kerajaan klasik di Selat Malaka yang dipimpin oleh perempuan bernama Ratu Sima. "Meskipun ada yang berpendapat Ratu Sima itu berada di Peureulak, beberapa sarjana menduga, kerajaan yang dipimpin Ratu Sima itu adalah Jeumpa," tulis Miswari dalam makalahnya.

Miswari menambahkan: "Jikabenar Kerajaan Jeumpa dipimpin oleh seorang perempuan, dapat diduga itu terjadi sebelum Raja Jeumpa yang menjadi ayah bagi Potroe Mayang Seludang yang dinikahkan dengan Pangeran Syahriansyah Salman dari Persia." Itu artinya Jeumpa pra-Islam.

Terkait Salman dari Persia, mengutip catatan Miswari, dia adalahputra dari Syahri Banun yang merupakan putri dari Raja Persia. "Syahri Banun dinikahi oleh Sayyidina Husain yang merupakan putra dari Sayyinina Ali bin Abi Thalib. Pangeran Salman digelar Syahriansyah Salman berarti dia adalah keturunan dari Syahri Banun, putri dari Raja Persia."

Konon, Pangeran Salmen sampai ke Jeumpa tak lepas dari kondisi politik di tempat kelahirannya. Ketika itu, kekhalifahan yang berkuasa, Umayyah, mengejar anak-cucu AliAli bin Abi Thalib. Karena itulah Salman memilihkabur ke negeri yang jauh dari negerinya, hingga tibalah di di Semenanung Sumatera. Di Jeumpa, Salman diterima dengan tangan terbuka.

Singkat cerita, Pangeran Salman diterima dengan ramah oleh warga Jeumpa, terutama sang raja. Dia pun menikahkan "orang asing" itu dengan putrinya yang bernama Mayang Seludang. Dari pernikahan itu, Pangeran Salman mendapatkan empat putra:Syahri Nuwi, Syahri Tanwi, Syahri Poli, dan Syahri Duli.

Konon, keempat putra Pangeran Salman itu kelak akan menjadi raja di masing-masing kerajaan yang Aceh. "Syahri Nuwi kelakmemimpin Negeri Peureulak (Perlak), Syahri Tanwi memimpin Negeri Jeumpa, Syahri Poli memimpin Negeri Pedir, dan Syahri Duli memimpim Indra Purba (Aceh Besar)," tulis Miswari.

Ada yang bilang, setelah menikah dengan Putri Mayang Seludang, Pangeran Salman pindah ke Perlak. Karena Raja Perlak, disebut sebagaiMeurah Peureulak, tidak punya anak, maka Pangeran Salman yang dinobatkan sebagai raja Perlak selanjutnya.

Dari sanalah kemudian empat putranya menyebar danmenjadi pemimpin di berbagai negeri yang tersebar di Aceh.

Tapi ada juga versi yang menyebut bahwa yang pindah ke Perlak bukan Pangeran Salman tapi putranya yang bernama Syahri Nuwi yang kemudian menjadi raja di sana karena Raja Perlak tidak punya keturunan. Itu bisa diartikan bahwa penyebaran keempat putra Pangeran Salman menjadi raja di negeri-negeri tersebut berasal dari Jeumpa.

Miswari juga menyebut adanya kemungkinan Kerajaan Jeumpa menaklukkan Kerajaan Perlak untuk memperluas kekuasaan dagangnya. "Jika mengacu pada periodesasi kemajuan bandar di pesisir utara Pulau Sumatera, maka itu menjadi mungkin. Karena Peureulak pada periode itu belum menjadi bandar besar." Argumen ini menguatkan dugaan bahwa Pangeran Salman pindah ke Perlak setelah menikah benar adanya.

Meski tidak begitu jelas menjabarkan mana yang lebih dulu ada, Jeumpa atau Perlak, artikel yang ditulis Miswari menegaskan keberadaan Kerajaan Jeumpa sebagai salah satu kerajaan Islam yang ada di Aceh -- ya meskipun wilayahnya tidak sebesar Kerajaan Perlak atau Samudera Pasai, lebih-lebih Kerajaan Aceh Darussalam.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.