Kronologi Mobil BMW Terjun Bebas di Ujung Tol Gresik, Aksinya Bak Film Action, Begini Nasib Penumpangnya
Fidiah Nuzul Aini April 09, 2025 04:34 PM

Grid.ID - Kronologi mobil BMW yang terjun bebas di ujung Tol Gresik. Aksinya bak film action dan begini nasib penumpang di dalamnya.

Pihak Kepolisian Resor Gresik telah menyelidiki kronologi insiden tersebut dan menyimpulkan bahwa kejadian ini merupakan kecelakaan tunggal.

Melansir dari Suryamalang.com, Kejadian mobil BMW yang tampak “terbang” ini berlangsung pada Sabtu malam (5/4/2025) sekitar pukul 22.00 WIB. Pengemudi kendaraan diketahui bernama Moch. Rudie Herru Komandono (61), warga Perum Green Tamansari, Sememi, Kecamatan Benowo, Surabaya. Sementara penumpangnya adalah Endang Sri Wahyuni (47), warga Babatan, Kecamatan Wiyung, Surabaya.

Mobil berwarna hitam dengan nomor polisi P 805 INI terjun dari ketinggian sekitar 7 meter di ujung Tol Krian-Gresik yang belum selesai dibangun. Rekaman CCTV milik Dinas Perhubungan Gresik yang tersebar luas di media sosial menunjukkan mobil BMW itu meluncur dari sisi kiri jalan dan menghantam pembatas jalan sebelum jatuh.

Sebelum kecelakaan, sekitar pukul 21.53 WIB, arus lalu lintas di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo, Kecamatan Kebomas, Gresik, tampak normal dan lancar. Tepat pukul 22.00 WIB, sebuah mobil terlihat melaju dari jalan tol yang belum terhubung, lalu melompat dan jatuh ke jalan raya di bawahnya.

Dari sudut rekaman lainnya, tampak jelas mobil tersebut melaju dari ujung jalan tol yang belum tersambung, kemudian terbang dan jatuh ke jalur utama di bawahnya. Beruntung, saat mobil mendarat, tidak ada kendaraan lain yang sedang melintas di jalur tersebut.

Kondisi Penumpang

Kedua penumpang di dalam BMW tersebut selamat dan hanya mengalami luka ringan. Mereka sempat dirawat di RSUD Ibnu Sina Gresik dan telah diperbolehkan pulang.

"Moch. Rudie Herru Komandono dan Endang Sri Wahyuni mengalami luka dan sudah dibawa ke RSUD Ibnu Sina Gresik," kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Gresik, Ipda Aswoko.

Mobil sedan BMW tersebut mengalami kerusakan berat di bagian depan dan telah diamankan oleh pihak kepolisian untuk proses lebih lanjut.

Penyebab Kecelakaan

Berdasarkan keterangan dari Kanit Gakkum Satlantas Polres Gresik, Ipda Aswoko, kecelakaan terjadi karena pengemudi terlalu terpaku pada panduan dari aplikasi Google Maps. Menurut pengakuan sopir, ia mengikuti arah yang diberikan oleh Google Maps hingga masuk ke ruas tol KLBM (Krian-Legundi-Bunder-Manyar) yang belum terhubung.

"Pengemudi kendaraan mobil sedan mengikuti Google Map sehingga masuk ruas Tol KLBM (Krian-Legundi-Bunder-Manyar) yang belum terhubung," ujar Aswoko melalui sambungan seluler, Senin (7/4/2025).

"Pengemudi mobil tersebut memang karena terlalu fokus melihat Google Maps" terang Aswoko.

"Pengemudi masuk melalui sela barrier yang memang tidak tertutup di ujung arah pintu keluar gerbang tol," lanjutnya.

Aswoko mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pengelola Tol Krian-Gresik untuk menutup penuh menggunakan barrier beton agar kecelakaan serupa tidak terjadi.

"Kemarin sudah kami koordinasikan dan hari ini pemasangannya (barrier)," kata Aswoko.

"Diharapkan kejadian serupa tak terulang lagi," ucapnya.

Faktor Lain

Selain karena navigasi digital, kondisi fisik jalan juga turut berkontribusi dalam kecelakaan ini. Meskipun di sisi kanan jalan sudah terpasang pembatas beton di dekat gerbang exit tol Bunder, tetapi ada celah terbuka di ujung jalan yang cukup lebar untuk dilalui satu kendaraan.

Setelah kejadian, pekerja terlihat menutup celah tersebut dengan barrier tambahan dan menutupi papan hijau petunjuk arah. Kini hanya papan petunjuk menuju Kebomas, Gresik, dan Lamongan yang tampak mengarah ke lajur kiri.

Diduga karena kondisi tersebut, pengemudi melaju dengan cepat tanpa menyadari bahwa jalan di depannya belum tersambung sempurna, hingga akhirnya mobil terjun dan berhenti setelah menabrak pohon di dekat jalur keluar Tol Kebomas.

Imbauan Keselamatan

Sony Susmana, Direktur Pelatihan dari Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), mengingatkan bahwa pengemudi sebaiknya tidak sepenuhnya bergantung pada aplikasi peta digital, terutama ketika melewati jalur baru. Ia menjelaskan, Google Maps hanyalah alat bantu, dan pengemudi tetap harus mampu membaca situasi serta potensi bahaya di jalan.

“Berkendara tidak hanya memutar setir atau sekadar injak pedal gas dan rem, tapi harus bisa membaca hal-hal yang berpotensi bahaya," kata Sony, Senin (7/4/2025) kepada Kompas.com.

"Langkahnya mudah apabila didasari dengan niat dan konsisten, itu yang utama" lanjutnya.

"Karena salah jalan dan berujung celaka sekalipun menggunakan Google Maps itu 90 persen kesalahan pengemudi,” ujar Sony lagi.

Ia menambahkan bahwa kesalahan fatal seperti ini bisa dicegah jika pengemudi lebih waspada dan tidak mengabaikan rambu-rambu maupun kondisi jalan. Sony menekankan, jika pengemudi melihat pembatas jalan, maka seharusnya melambat dan memverifikasi arah yang dituju dengan menyalakan lampu jauh atau berhenti sejenak.

“Ada pembatas atau penghalang harusnya pengemudi melambat untuk curiga" katanya.

"Setelah itu berhenti untuk memastikan keamanannya, cek Google Maps untuk memastikan arahnya dan melihat kondisi di depan dengan lampu jauh" paparnya.

"Jangan memaksakan diri, kalau tidak yakin, putar balik atau maju perlahan,” kata Sony,

"Artinya, pengendara tetap wajib konsentrasi dengan kondisi jalan saat berkendara,” lanjutnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.