BMKG Ungkap Penyebab Suara Gemuruh saat Gempa Bogor Bermagnitudo 4,1
Febri Prasetyo April 12, 2025 09:32 AM

TRIBUNNEWS.COM - Warga Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar), dikejutkan oleh gempa bumi berkekuatan 4,1 magnitudo pada Kamis (10/4/2025) malam pukul 22.16 WIB.

Gempa ini berpusat di darat dan memiliki kedalaman 5 km, dengan koordinat 6.62 lintang selatan dan 106.80 bujur timur.

Gempa bumi yang mengguncang wilayah Bogor ini terjadi disertai suara dentuman dan gemuruh sehingga membuat warga semakin panik.

Jenis gempa bumi tersebut adalah gempa tektonik kerak dangkal atau shallow crustal earthquake akibat aktivitas sesar aktif. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Gempabumi dan Tsunami pada Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono.

Daryono menjelaskan bukti bahwa gempa bumi yang terjadi di Bogor pada Kamis malam lalu merupakan gempa tektonik tampak pada bentuk gelombang gempa hasil catatan sensor seismik DBJI (Darmaga) dan CBJI (Citeko).

"Dengan karakteristik gelombang S (Shear) yang kuat dengan komponen frekuensi tinggi (Strong shearing is a characteristic of tectonic earthquakes that occur when faults rupture and release energy)," kata Daryono dalam keterangan tertulis, Jumat (11/4/2025), dilansir TribunnewsBogor.com.

Berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber gempa oleh BMKG, gempa Bogor memiliki mekanisme geser atau strike-slip.

Daryono mengatakan bahwa episenter gempa Bogor terletak pada jalur Sesar-Sesar Citarik yang memiliki mekanisme geser mengiri.

"Pembangkit Gempa Bogor diduga kuat adalah Sesar Citarik dengan mekanisme geser mengiri (sinistral strike-slip) sesuai dengan hasil analisis menanisme sumber gempa oleh BMKG," jelas Daryono.

Disebutkan Daryono bahwa gempa bumi ini dirasakan hingga wilayah Kabupaten Bogor dan juga Depok dengan skala intensitas III-IV MMI dan menimbulkan kerusakan ringan pada beberapa bangunan rumah warga di Kota Bogor.

Menurut Daryono, gempa bumi yang disertai munculnya suara gemuruh dan dentuman adalah hal wajar.

Pasalnya, suara tersebut muncul karena getaran frekuensi tinggi dekat permukaan, sekaligus sebagai bukti bahwa gempa yang terjadi memiliki kedalaman hiposenter sangat dangkal. 

"Semua gempa sangat dangkal disertai dengan suara ledakan, dentuman dan gemuruh (Very shallow earthquakes can produce rumbling or booming sounds that people can hear if they are close by. These sounds are caused by high-frequency vibrations from the earthquake," ungkap Daryono.

Sementara itu, hasil pemantauan BMKG hingga Jumat (11/4/2025) pagi pukul 06.00 WIB, telah terjadi aktivitas gempa susulan sebanyak empat kali.

Gempa susulan pertama terjadi pukul 23.12 WIB dengan kekuatan 1,9 M, kemudian pukul 23.14 WIB berkekuatan 1,7 M, lalu pukul 01.04 WIB dengan sekala 1,6 M, dan pukul 01.38 WIB berskala 1,7 M.

Dampak Gempa Bogor

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Jumat sore, ada 11 kelurahan di 4 kecamatan di Kota Bogor dan satu desa di satu kecamatan di Kabupaten Bogor yang terdampak gempa.

Sebanyak 35 Kepala Keluarga (KK) tercatat terdampak gempa bumi tersebut dengan rincian 25 KK di Kota Bogor yang satu di antaranya mengalami luka ringan serta 10 KK di Kabupaten Bogor. 

Sementara itu, rincian kerugian material yang diakibatkan dari gempa bumi tersebut di antaranya 24 unit rumah rusak ringan dan satu unit rumah rusak sedang di Kota Bogor serta 9 unit rumah alami rusak ringan dan 1 unit rumah rusak sedang di Kabupaten Bogor.

Selain itu, fasilitas pendidikan juga mengalami rusak ringan

Adapun wilayah yang terdampak di Kota Bogor di antaranya meliputi Kelurahan Kedunghalang, Kecamatan Bogor Utara, Kelurahan Cilendek Timur, Cilendek Barat, Menteng, dan Pasir Jaya di Kecamatan Bogor Barat, kemudian Kelurahan Panaragan, Curugmekar, dan Gudang di Kecamatan Bogor Tengah, serta Kelurahan Rancamaya, Muarasari, dan Bondongan di Kecamatan Bogor Selatan, kemudian Desa Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. 

Meskipun kondisi sudah kembali kondusif dan warga sudah kembali ke rumah masing-masing, pemerintah daerah melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota dan Kabupaten Bogor bersama BNPB terus melakukan pemutakhiran data dan penanganan pascagempa secara bertahap, termasuk pemetaan kebutuhan darurat apabila diperlukan.

BNPB mengimbau masyarakat agar tetap tenang apabila gempa kembali terjadi, tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, dan mengikuti arahan resmi dari pemerintah.

Tak hanya itu, BNPB juga secara berkala akan memberikan informasi perkembangan yang terjadi melalui kanal informasi resmi BNPB. 

(Nina Yuniar) (TribunnewsBogor.com/Muamarrudin Irfani/Yudistira Wanne)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.