Kronologi Bupati Purwakarta Copot Kepsek SD Dedi Mulyadi karena Suruh Siswa Pakai Baju Lebaran
Wahyu Gilang Putranto April 12, 2025 07:33 PM

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Sekolah (Kepsek) Sekolah Dasar (SD) di wilayah Kabupaten Purwakarta dicopot oleh Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, dari jabatannya karena menyuruh siswa memakai baju lebaran di hari pertama sekolah.

Kepsek SD yang dicopot dari jabatannya tersebut yakni bernama Dedi Mulyadi.

Sebelumnya, Dedi Mulyadi menjabat sebagai Kepsek SDN Sawahkulon Purwakarta.

Akan tetapi, kebijakannya yang kontroversial membuat Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Purwakarta mencopotnya sebagai Kepsek.

Lantas, seperti apakah kronologi Bupati Purwakarta mencopot Kepsek SD bernama Dedi Mulyadi dari jabatannya? Berikut informasi lengkapnya.

Kronologi Bupati Purwakarta copot Kepsek SD Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi, Kepsek SDN Sawahkulon dicopot karena membuat kebijakan menyuruh siswa pakai baju lebaran saat hari pertama masuk sekolah setelah libur Lebaran 2025

Pencopotan tersebut dilakukan setelah Disdik Kabupaten Purwakarta mendapat instruksi langsung dari Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein.

Saepul Bahri Binzein menilai bahwa kebijakan Dedi Mulyadi tersebut tidak pas karena bisa memberatkan orang tua siswa yang harus membeli baju jika anaknya tidak punya baju lebaran.

Maka dari itu, Saepul memberikan instruksi untuk menonaktifkan Dedi Mulyadi.

"Saya perintahkan Disdik Purwakarta untuk segera menonaktifkan Kepala SDN Sawahkulon," kata Saepul Bahri, dikutip dari TribunJabar.id, Jumat (11/4/2025).

"Kebijakan yang dibuatnya tidak mempertimbangkan kondisi ekonomi orang tua siswa dan berpotensi menambah beban mereka," sambungnya.

Om Zein, sapaan akrab Saepul Bahri, berharap kejadian serupa tidak terulang di sekolah-sekolah lainnya di Purwakarta.

Saepul menekankan pentingnya kebijakan yang mengutamakan kepentingan pendidikan serta kesejahteraan masyarakat.

"Menekankan pentingnya kebijakan yang mengutamakan kepentingan pendidikan serta kesejahteraan masyarakat," ujarnya.

Kepala Disdik Kabupaten Purwakarta, Purwanto, membenarkan bahwa Dedi Mulyadi telah dinonaktifkan dari jabatannya.

Purwanto menilai kebijakan tersebut tidak relevan dengan dunia pendidikan. 

"Kebijakan tersebut tidak ada hubungannya dengan tujuan pendidikan. Hal-hal seperti ini tidak seharusnya terjadi di sekolah, terutama yang berkaitan dengan kegiatan halal bihalal atau pakaian lebaran," kata Purwanto, Selasa (8/4/2025), dikutip dari TribunJabar.id.

Atas kejadian ini, Purwanto mengingatkan seluruh kepala sekolah di bawah naungan Disdik Purwakarta untuk lebih hati-hati dalam membuat kebijakan.

"Kegiatan silaturahmi memang penting, namun jangan sampai melibatkan hal-hal yang tidak relevan dengan pendidikan esensial," ucap dia.

Posisi Kepala SDN Sawahkulon dijabat oleh Pelaksana Tugas (Plt) sesuai dengan keputusan yang diambil Disdik Purwakarta.

Dedi Mulyadi bersyukur dan berterima kasih

Dedi Mulyadi mengaku ikhlas setelah dinonaktifkan oleh Disdik Kabupaten Purwakarta.

Dengan lapang dada, Dedi Mulyadi menerima keputusan pencopotan sebagai Kepala SDN Sawahkulon 

"Benar, saya menerima keputusan Disdik Purwakarta," ujar Dedi saat dihubungi via telepon, Selasa (8/4/2025).

"InsyaAllah ini adalah langkah yang baik bagi saya untuk lebih bersyukur," imbuhnya.

Dedi Mulyadi juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Disdik Purwakarta yang telah memberinya kesempatan untuk menjabat sebagai Kepala SDN Sawahkulon.

"Saya berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan, semoga saya bisa berkontribusi lebih baik di tempat lain," tuturnya.

Profil Bupati Purwakarta yang copot Dedi Mulyadi

Saepul Bahri Binzein adalah Bupati Purwakarta periode 2025-2030.

Ia juga dikenal sebagai akademisi dan pernah berprofesi sebagai dosen Ilmu Politik.

Saepul berpasangan dengan Wakil Bupati Purwakarta  Abang Ijo Hapidin berhasil meraih 251.998 suara sah atau 48,48 persen di Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada 2024.

Berdasarkan penelusuran Tribunnews, Saepul Bahri Binzein lahir di Subang, Jawa Barat pada 14 Agustus 1972.

Saat ini, Saepul telah berusia 53 tahun.

Saepul Bahri Binzein mengawali pendidikannya di SDN Simpar 2, tempat ia menimba ilmu dasar dari tahun 1980 hingga 1986.

Setelah lulus, ia melanjutkan jenjang pendidikan menengahnya di MTs Matlaul Anwar tahun 1986 dan menyelesaikannya pada 1989.

Semangatnya dalam menuntut ilmu berlanjut ke tingkat Madrasah Aliyah di MAN Subang, ia belajar dari tahun 1989-1992. 

Saepul Bahri Binzein melanjutkan studi ke perguruan tinggi di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Miftahul Huda, dan lulus pada 1997.

Saepul memulai karier sebagai dosen Ilmu Politik yang kemudian membawanya terjun ke dunia politik praktis.

Ia memulai kiprah politiknya sebagai anggota DPRD Purwakarta.

Ia juga dipercaya menjabat sebagai Ketua Komisi Pendidikan.

Saepul berhasil meningkatkan kualitas pendidikan di daerahnya melalui berbagai kebijakan inovatif.

Berkat kinerja dan prestasinya itu, sejumlah Partai Politik mulai melirik dan mencalonkan pria kelahiran Subang itu untuk maju pada Pilkada 2024.

(Rakli/David Adi) (TribunJabar.id/Deanza Falevi/Rheina Sukmawati)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.