TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lebaran identik dengan makanan lezat dan berkumpul bersama keluarga.
Tapi tahukah kamu? Di balik kebahagiaan itu, banyak orang justru mengeluhkan berat badan yang naik drastis. Kok bisa?
Setelah satu bulan penuh menjalani ibadah puasa, banyak orang berharap tubuh akan menjadi lebih ideal. Namun, kenyataannya justru sebaliknya.
Usai Lebaran, angka di timbangan sering kali melonjak naik.
Menurut ahli gizi Ruth Hanani, S.Gz, hal ini bukan sekadar mitos, melainkan efek dari perubahan pola makan yang drastis dan konsumsi makanan berlebih saat Lebaran.
“Tubuh kita saat puasa sudah menyesuaikan dengan kondisi minim asupan. Tapi saat Lebaran, tubuh kaget karena langsung dibanjiri makanan tinggi kalori,” jelas Ruth dalam talk show Tribun Health, Sabtu (12/5/2025).
Ruth menyebutkan ada beberapa alasan utama kenaikan berat badan usai Lebaran:
Perubahan Metabolisme Selama puasa, tubuh cenderung menghemat energi dan menggunakan cadangan lemak secara efisien. Tapi setelah Lebaran, metabolisme menjadi “kaget” karena pola makan kembali normal, bahkan cenderung berlebihan.
Asupan Kalori Berlebih Menu khas Lebaran seperti opor ayam, rendang, kue kering, dan santan penuh lemak menjadi godaan yang sulit ditolak. Akibatnya, konsumsi kalori harian melampaui batas yang dibutuhkan tubuh.
Kurangnya Sayur dan Serat Makanan Lebaran cenderung minim sayur dan serat, padahal kedua komponen ini penting untuk menahan lapar dan memperlancar metabolisme.
Meski berat badan naik, Ruth menegaskan bahwa menurunkannya bisa dilakukan tanpa harus diet ekstrem, asal mengikuti pola makan yang seimbang dan sesuai kebutuhan tubuh.
“Jika ingin berat badan turun, asupan energi harus lebih rendah dari energi yang dikeluarkan,” kata Ruth. Misalnya, pria dewasa butuh sekitar 2.500 kalori/hari. Maka, asupan harus di bawah itu jika ingin menurunkan berat badan.
Ganti nasi putih dengan nasi merah, jagung, atau biji-bijian utuh agar kenyang lebih lama dan gula darah stabil.
Hindari bagian berlemak seperti kulit ayam. Pilih bagian dada ayam atau daging tanpa lemak.
Batasi penggunaan santan dan minyak goreng saat memasak. Pilih metode kukus, panggang, atau tumis ringan.
Serat membantu menahan rasa lapar dan memperlambat proses pencernaan, membuat kenyang lebih lama.
“Serat penting karena memberi efek kenyang lebih lama dan membantu mengendalikan nafsu makan,” tambah Ruth.
Ruth mengingatkan, menjaga pola makan tidak hanya penting saat berpuasa, tapi juga setelah Lebaran. Keseimbangan adalah kunci.
“Boleh makan apa pun, tapi harus tahu batasnya. Jangan over konsumsi hanya karena momen Lebaran,” pungkasnya.