Eks Karyawan Beberkan Bukti Mark Zuckerberg Bocorkan Rahasia AS ke China
GH News April 14, 2025 08:04 AM

Mantan eksekutif di Meta, Sarah Wynn-William, mengajukan tuduhan serius terhadap perusahaan tersebut, dengan mengklaim bahwa Meta membahayakan keamanan nasional Amerika Serikat (AS) untuk membangun hubungan bisnis yang menguntungkan dengan China.

Selama siding yang diketuai Senator Josh Hawley dari Subkomite Kehakiman Senat tentang Kejahatan dan Antiterorisme, Wynn-Williams memberikan kesaksiannya dengan mengatakan bahwa selama bekerja di Meta dari 2011 hingga 2017 sebagai Direktur Kebijakan Publik Global, ia menyaksikan langsung bagaimana eksekutif perusahaan, termasuk CEO Mark Zuckerberg, secara diam-diam menjalin kerja sama dengan Partai Komunis China.

Rahasia yang dibocorkan Meta ke China adalah tentang upaya kecerdasan buatan AS untuk mengembangkan bisnisnya di sana. "Kita terlibat dalam perlombaan senjata AI berisiko tinggi melawan China. Dan selama saya bekerja di Meta, para eksekutif perusahaan berbohong kepada karyawan, pemegang saham, Kongres, dan publik Amerika tentang apa yang mereka lakukan dengan Partai Komunis China," ujar Wynn-Williams, dikutip dari CBS.

Ia juga menuduh Meta bekerja sama erat dengan pemerintahan di Beijing untuk membangun alat penyensoran yang membantu China mengendalikan konten online dan menekan perbedaan pendapat.

"Meta bekerja sama erat dengan Beijing. Saya melihat para eksekutif Meta berulang kali merusak keamanan nasional AS dan mengkhianati nilai-nilai Amerika," ujarnya seperti dikutip dari CBS.

Persidangan makin menegangkan, karena Senator Hawley menangkap gelagat Meta mencoba menghalangi Wynn-Williams untuk bersaksi.

"Trik terhebat yang pernah dilakukan Mark Zuckerberg adalah melilitkan bendera Amerika di tubuhnya dan menyebut dirinya seorang patriot, sementara dia menghabiskan dekade terakhir membangun bisnis senilai USD18 miliar di China," Wynn-Williams melanjutkan.

Tak hanya itu, Wynn-Williams mengklaim bahwa Meta dengan sengaja menghapus akun Facebook milik sosok kontroversial China ternama yang tinggal di AS, Guo Wengui, atas tekanan pemerintah China. Namun Meta berdalih bahwa akun tersebut melanggar kebijakan privasi karena membagikan informasi pribadi.

Lebih lanjut, Wynn-Williams menyebut Meta juga sempat mengabaikan peringatan soal pembangunan kabel data bawah laut (Pacific Light Cable Network) yang bisa menjadi pintu belakang (backdoor) bagi pemerintah China mengakses data pengguna AS. Rencana tersebut akhirnya batal, bukan karena kesadaran internal tapi karena ada intervensi dari legislator AS.

Sementara itu, Meta menanggapi kesaksian Wynn-Williams sebagai sesuatu yang tidak sesuai realitas dan dipenuhi klaim palsu. Mereka menegaskan bahwa Meta tidak beroperasi di China hingga hari ini.

Juru bicara Meta, Ryan Daniels menyebut kesaksian Wynn-Williams berbeda dari kenyataan dan penuh dengan klaim palsu. Daniels mengakui adanya ketertarikan Zuckerberg terhadap China di masa lalu, namun disertai klarifikasi. "Kami tidak mengoperasikan layanan kami di China saat ini," tegasnya.

Kesaksian ini muncul beberapa hari jelang persidangan terkait isu antitrust besar-besaran yang sedang dihadapi Meta. Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) juga menuntut agar Meta melepaskan kepemilikannya atas Instagram dan WhatsApp.




© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.