Polisi Ungkap Alasan Dokter Kandungan M Syafril Firdaus Belum Jadi Tersangka, Meski Sudah Ditangkap
Wahyu Gilang Putranto April 16, 2025 04:33 PM

TRIBUNNEWS.COM - Kasat Reskrim Polres Garut AKP Joko Prihatin mengungkap, Dokter Kandungan M Syafril Firdaus atau MFS kini telah ditangkap oleh Polres Garut.

Penangkapan ini dilakukan imbas dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh Syafril kepada pasiennya di sebuah klinik di Garut, Jawa Barat.

Menurut Joko, Syafril diamankan kurang dari 24 jam setelah video dokter kandungan Garut lecehkan pasien tersebar di media sosial. 

Kini Syafril juga telah ditempatkan di ruangan khusus untuk menjalani pemeriksaan intensif.

“Saat ini untuk pelaku ada di ruangan khusus untuk dilakukan pemeriksaan intensif,” ujar Joko dilansir Tribun Jakarta, Rabu (16/4/2025).

Meski telah diamankan, Syafril hingga kini masih belum ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pelecehan kepada pasien ini.

Hal ini karena polisi masih melakukan proses pemeriksaan dalam kasus dugaan pelecehan dokter kandungan tersebut.

Kini Syafril masih berstatus sebagai saksi dalam kasus dugaan pelecehan seksual ini.

Tak hanya itu, Polres Garut juga masih menunggu rekomendasi dari Majelis Disiplin Profesi Kesehatan. 

"Pasal 308 UU Kesehatan, apabila ada dokter atau tenaga medis dalam melaksanakan profesinya melakukan tindak pidana, harus mendapatkan rekomendasi dari majelis disiplin profesi," terang Joko.

Joko menambahkan, pihak kepolisian juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) soal kasus ini.

Menurut Joko, tim dari Kemenkes akan datang ke Polres Garut untuk meneliti kasus tersebut dalam waktu dekat. 

“Terduga pelaku diamankan di Garut, motifnya masih kita dalami, masih dalam pemeriksaan,” imbuhnya. 

Dokter Kandungan yang Lecehkan Pasien di Garut Alumni UNPAD

Universitas Padjadjaran (Unpad) kembali jadi sorotan pasca viralnya dokter kandungan di Garut yang diduga melecehkan pasien saat melakukan Ultrasonografi (USG).

Pasalnya, dokter cabul tersebut merupakan lulusan kampus ternama di Jawa Barat ini.

Kepala Kantor Komunikasi Publik Unpad Dandi Supriadi menuturkan, pihak Unpad membenarkan bahwa pelaku merupakan alumni program spesialis di Fakultas Kedokteran Unpad.

“Hasil penelusuran identitasnya menunjukkan memang benar mengarah ke alumni program spesialis di Fakultas Kedokteran Unpad,” tutur Dandi dalam rilis yang diterima, Rabu (16/4/2025).

Meski demikian, bila merujuk ke video yang beredar yang tidak secara jelas menunjukkan wajah terduga pelaku, Unpad tidak memastikan hal tersebut dan tetap menunggu hasil penyelidikan resmi dan pembuktian dari pihak kepolisian.

“Universitas Padjadjaran menyatakan prihatin sedalam-dalamnya kepada pihak yang menjadi korban. Tidak terbatas pada kasus itu saja, pada prinsipnya Unpad menyayangkan dan tidak mentolerir semua tindakan yang terjadi di mana pun, yang telah nyata mencoreng kode etik dan sumpah jabatan profesi kedokteran, seperti yang diduga terjadi,” tegas dia.

Unpad menyatakan, terduga pelaku apabila terbukti adalah orang yang bersangkutan, saat ini sudah lulus dan bekerja sebagai profesional. Dengan demikian kasus ini sudah di luar kewenangan Unpad atau kampus lainnya tempat yang bersangkutan menempuh pendidikan sebelumnya.

Dengan kata lain, kasus yang terjadi sudah di luar ranah institusi pendidikan.

Maka untuk masalah tindakan pembuktian, sanksi hukum, maupun sanksi profesi untuk kasus tersebut, Unpad menyerahkan kepada yang berwenang yaitu kepolisian, institusi rumah sakit, dan organisasi profesi setempat untuk melakukan pembinaan.

Secara umum Unpad terus mengevaluasi kurikulum serta peraturan etika pendidikan di kampus agar tetap relevan dengan kondisi saat ini.

“Kami meyakinkan agar masyarakat tetap percaya dengan proses pendidikan di Unpad. Selain itu, Unpad memiliki Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) untuk kejadian yang terjadi di kampus.

Karena itu, Unpad mengimbau masyarakat segera melaporkan segala pelanggaran yang terjadi di ranah institusi pendidikan, sehingga dapat kami tindak dengan cepat,” jelas dia yang mewakili pimpinan Universitas Padjadjaran.

(Faryyanida Putwiliani/ Rina Ayu Panca Rini)(Tribun Jakarta/Rr Dewi Kartika H)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.