Jalanan Gelap Gulita dan Rusak di Bayan Lombok Utara Butuh Perhatian Pemerintah KLU
GH News April 16, 2025 06:06 PM

TIMESINDONESIA, LOMBOK UTARA – Jalanan gelap gulita dan rusak di wilayah Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara (KLU) masih membutuhkan perhatian prioritas dari pemerintah daerah setempat. 

Pasalnya, jalanan di wilayah Bayan juga menjadi akses utama menuju kawasan wisata Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) dan kawasan wisata Senaru. Bayan juga terkenal sebagai daerah pertama di KLU jauh sebelumnya KLU berdiri.

"Sungguh disayangkan jalanan di Kecamatan Bayan masih gelap gulita dan rusak. Sudah waktunya pemerintah daerah memberikan perhatian lebih dibandingkan kecamatan lain," ungkap Anggota DPRD KLU Dapil Bayan, Lalu Muhammad Zaki kepada TIMES Indonesia, Rabu (16/4/2025).

Persoalan lampu penerangan jalan umum (PJU), saat ini perhatian pemerintah sangat minim sekali. Lebih banyak fokus pembangunan di wilayah barat mulai dari perkantoran, perekonomian, hingga infrastruktur.

"Salah satunya lampu PJU yang begitu masif dengan jarak berdekatan di ibu kota Tanjung," terangnya. 

Sementara, masyarakat di wilayah timur kurang diperhatikan oleh pemerintah daerah. 

"Bukan pertama kali ini saja kita sampaikan persoalan yang sama," kata anggota DPRD tiga periode ini.

Sementara masyarakat selalu membayar pajak buat penerangan jalan ini setiap membeli voucer kilometer listrik. Kemudian, pemerintah daerah mendapatkan pajak dari lampu jalan setiap bulannya hampir Rp 1 miliar. 

"Lampu kita yang bayar, tapi selama ini hanya dalam kota saja yang terang benderang sedangkan kami di timur (Bayan) gelap gulita," sesalnya.

Kondisi-ruas-jalan-utama-di-wilayah-Bayan.jpgKondisi ruas jalan utama di wilayah Bayan yang gelap gulita. (Foto : Hery Mahardika/TIMES Indonesia)

"Apakah warga di kota saja yang punya hak untuk dikasih penerangan ini. Malah sekarang ini jalan pusuk pass Bentek dianggarkan Rp 1,8 miliar untuk pengadaan lampu jalannya," sambungnya.

Mengapa ada pemasangan lagi di jalur itu. Padahal di jalur itu sudah ada lampu PJU yang terpasang sebelumnya. 

"Masak di lokasi itu saja dipasangkan PJU, harusnya yang sudah dipasang dipelihara," tegas anggota Komisi III ini.

Kepala daerah harus mendorong dinas teknisnya supaya sigap terhadap penerangan jalan. Sebab, berbahaya bagi keselamatan pengendara yang melintas pada malam hari. 

"Jangan menunggu masyarakat kita ribut dulu baru direspon. Dinas teknis harap sigap," kata politisi PDI-P ini.

Tidak hanya itu, perhatian pemerintah daerah juga di wilayah timur terhadap pembangunan ruas jalan amburadul. Disebutkan di ruas jalan Lekok Reban Munder yang menyambung. Di ruas jalan itu bagian atas sudah di aspal, bagian bawah sudah di aspal, sementara bagian tengahnya tidak di aspal. 

"Ini pola pembangunannya sangat lucu, bagaimana perencanaan pembangunannya," ujarnya.

Terdapat juga di ruas jalan Mumbul Sari Pawang Kunyit dan lebih lucu lagi ruas jalan Akar-akar Pawang Timpas sepanjang 14 km yang sudah dihotmik. Padahal pada tahun 2015 sudah dikerjakan. 

Sementara masih ada ruas jalan yang perlu diprioritaskan seperti ruas jalan untuk anak-anak bersekolah, yaitu sekolah dasar 2 buah, madrasah ibtida'iyah 1 dan SMP 1 dan SMA 1 dan Kantor Desa.

"Ini semestinya masuk prioritaskan. Kok perencanaan pembangunannya amburadul. Ketika dikritik selalu alasannya sudah ketentuan pusat karena sumber dana alokasi khusus (DAK). Mana pusat mengetahui kondisi daerah sedetail itu. Kalau bukan daerah yang mengusulkan," terangnya.

Dengan adanya kepala daerah baru, berharap ada kebijakan secara adil kepada masyarakat di wilayah Kecamatan Bayan. Sebab, pembangunan daerah ke wilayah masih kurang diperhatikan, selama ini lebih fokus pada wilayah di barat. 

"Mumpung sekarang bupati kita minta kebijakan memperhatikan wilayah timur," harapnya.(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.