Polemik MBG di Kalibata, Diduga Ada Penggelapan Biaya Operasional, Kerugian Hampir Rp1 M
Febri Prasetyo April 16, 2025 07:31 PM

TRIBUNNEWS.COM - Muncul polemik penyelenggaraan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kelurahan Kalibata, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan.

Polemik ini terkait dengan biaya operasional dapur MBG yang diduga digelapkan pihak yayasan penerima dana.

Namun, sampai saat ini belum diketahui secara pasti apakah ada unsur penggelapan di dalam penyelenggaran ini.

Pihak mitra pelaksana MBG dari Yayasan Yayasan Media Berkat Nusantara dan Satuan Pelayanan dan Pemenuhan Gizi (SPPG) merasa dirugikan karena mengaku belum menerima sepeser pembayaran.

Akibatnya, dapur MBG-nya kini berhenti beroperasi.

Danna Harly, kuasa hukum Ira Mesra selaku mitra, mengatakan dapur MBG Kalibata terakhir kali beroperasi pada akhir Maret 2025 atau sebelum Idul Fitri 1446 H.

"Di tempat ini dulunya adalah bekas dapur makan bergizi gratis, tapi saat ini sudah tidak berjalan lagi karena sempat ada konflik dengan beberapa oknum," kata Harly di Kalibata, Selasa (15/4/2025) dilansir Tribun Jakarta.

Padahal, kliennya telah bekerja sama dengan pihak yayasan sejak Februari 2025.

Bahkan mereka telah memasak 65.025 porsi yang terbagi dalam dua tahap.

Namun, sampai saat ini Ira Mesra belum menerima bayaran dari yayasan.

Seluruh biaya operasional dapur MBG sebelumnya sudah ditanggung oleh Ira.

"Kita tidak bisa lagi memberikan modal karena dua tahap, 60 ribu porsi. Kita tidak dibayar sepeserpun," ujar Ira dalam kesempatan yang sama.

Ia menuturkan pihak yayasan sebenarnya sudah menerima pembayaran dari Badan Gizi Nasional (BGN) sebesar Rp 386.500.000.

Ira juga telah berusaha menagih pembayaran kepada Yayasan MBN.

Namun, pihak yayasan disebut berdalih Ira belum menyelesaikan laporan.

"Ketika Ibu Ira hendak menagih haknya kepada pihak yayasan, pihak yayasan malah berkata Ibu Ira kekurangan bayar sebesar Rp 45.314.249, dengan dalih adanya invoice-invoice saat di lapangan yang dibeli oleh pihak SPPG atau yayasan."

"Fakta di lapangannya, seluruh dana operasional dikeluarkan oleh Ibu Ira. Mulai dari bahan pangan, sewa tempat, kendaraan, listrik, peralatan dapur dan juru masak, itu semua Ibu Ira yang membiayai," ungkap Harly.

Ia mengungkapkan total kerugian yang dialami Ira Mesra mencapai hampir Rp 1 miliar.

"Sejauh ini total kerugian dari ibu Ira itu adalah Rp 975.375.000, baru dua tahap, makanya kita sekarang coba ngomong ke masyarakat supaya pemerintah aware."

"Baru dua tahap saja sudah seperti ini, berarti sudah harus ada pembenahan dalam pelaksanaan MBG supaya ke depan tidak lagi seperti ini," kata Harly.

Kini kliennya pun melaporkan Yayasan MBN kepada Polres Metro Jakarta Selatan.

Yayasan tersebut dilaporkan atas dugaan penggelapan dana sebesar Rp 975.375.000, sesuai perhitungan kerugian Ira Mesra mengelola MBG.

"Untuk laporan polisi sudah kita serahkan ke Polres Jakarta Selatan," kata Harly.

Laporan dugaan penggelapan itu teregistrasi dengan nomor LP/B/1160/IV/2025/SPKT/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya tertanggal Kamis (10/4/2025).

Tak Ganggu Operasional MBG

Tertang hal ini, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengatakan bahwa hal ini adalah masalah internal.

Dadan menambahkan,persoalan ini tidak akan mengganggu pelayanan distribusi MBG selanjutnya.

"Ini masalah internal mitra," kata Dadan, Rabu (16/4/2025) dilansir Kompas.com.

Pihaknya pun memastikan akan kembali mengatur pendistribusian MBG kembali.

“Kebetulan setelah libur Lebaran belum jalan kembali dan sedang kita atur agar bisa di-handle."

“Sedang kita atur agar tidak mengganggu pelayanan,” ujar Dadan.

(Galuh widya Wardani)(TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim)(Kompas.com/ Kiki Safitri)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.