“Kami berharap seluruh imigran Rohingya bisa segera direlokasi. Sudah beberapa kali mereka melarikan diri dari tempat penampungan. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah,” kata Syamsul Bahri, Rabu (16/5/2025).
Laporan Maulidi Alfata | Aceh Timur
SERAMBINEWS.COM, IDI - Pemerintah Kabupaten Aceh Timur mendesak agar seluruh pengungsi etnis Rohingya yang kini berada di lokasi penampungan sementara Desa Seuneubok Rawang, Kecamatan Peureulak Timur, segera dipindahkan ke tempat lain.
Hingga saat ini, tercatat masih ada 319 imigran Rohingya yang ditampung di sana.
Desakan ini disampaikan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Aceh Timur, Iskandar, melalui Kabid Politik Pemerintahan dan Keamanan, Drs Syamsul Bahri.
Menurutnya, keberadaan para imigran di kamp tersebut telah memunculkan kekhawatiran baru.
“Kami berharap seluruh imigran Rohingya bisa segera direlokasi. Sudah beberapa kali mereka melarikan diri dari tempat penampungan. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah,” kata Syamsul Bahri, Rabu (16/5/2025).
Berdasarkan catatan pemerintah setempat, sejak akhir 2023 hingga awal 2025, Kabupaten Aceh Timur menjadi titik pendaratan beberapa gelombang imigran Rohingya.
Kasus pertama terjadi pada 19 November 2023, ketika 36 pengungsi ditemukan di dalam sebuah truk.
Selanjutnya, pada 14 Desember 2023, sebanyak 50 orang kembali mendarat di Desa Seuneubok Baroh, Kecamatan Darul Aman.
Kemudian pada 1 Februari 2024, 131 orang tiba di Kuala Parek, Kecamatan Sungai Raya.
Pendaratan terus berlanjut.
Pada 31 Oktober 2024, 93 pengungsi kembali ditemukan di pesisir Desa Meunasah Hasan, Kecamatan Madat.
Satu bulan kemudian, pada 30 November 2024, sebanyak 116 orang terdampar di Kuala Ujung Perling, Desa Paya Peulawi, Kecamatan Bireuem Bayeun.
Gelombang terbesar tercatat pada 5 Januari 2025, ketika 264 pengungsi Rohingya tiba di Pantai Alue Bu Tuha, Kecamatan Peureulak Barat.
Terakhir, pada 30 Januari 2025, 76 orang mendarat di Pantai Leuge, Kecamatan Peureulak.
Pemerintah daerah mengaku kewalahan dalam menangani arus masuk imigran yang terus berulang.
Selain keterbatasan sumber daya dan logistik, kondisi sosial masyarakat sekitar juga menjadi pertimbangan serius.
Oleh karena itu, Pemkab Aceh Timur meminta pemerintah pusat dan lembaga terkait untuk segera mengambil langkah konkret dalam menangani keberadaan pengungsi Rohingya ini. (*)