TIMESINDONESIA, JAKARTA – Satu langkah lagi di dunia medis diraih China setelah dokter di sana berhasil menanamkan jantung buatan terkecil di dunia pada seorang anak laki-laki berumur 7 tahun.
Anak laki-laki yang berasal dari Wuhan China berusia 7 tahun itu dinyatakan menderita gagal jantung stadium akhir.
Bocah ini, seperti dilansir China Daily, menjadi pasien termuda di dunia yang menerima alat bantu biventrikular yang dilevitasi secara magnetik, jantung buatan terkecil dan teringan di pasaran.
Operasinya dilakukan awal bulan ini di Rumah Sakit Union yang berafiliasi dengan Tongji Medical College, Universitas Sains dan Teknologi Huazhong di Wuhan, China Tengah.
"Ini sekaligus menandai terobosan yang bisa merubah perawatan jantung pediatrik secara global," kata para dokter pada hari Selasa.
Seorang dokter saat memeriksa kondisi anak laki-laki yang menerima alat bantu biventrikular yang dipasang secara magnetis selama operasi implan di Wuhan, Provinsi Hubei, China Tengah, 14 April 2025. (FOTO: China Daily/Xinhua)
Anak laki-laki yang menggunakan nama samaran Junjun itu menerima jantung baru yang beratnya hanya 45 gram dan berdiameter 2,9 cm.
Bulan Mei 2024 ia didiagnosis menderita kardiomiopati dilatasi dan kemudian mengalami syok kardiogenik yang parah.
Karena kesulitan menemukan jantung donor yang cocok dengan golongan darah O anak laki-laki tersebut, dokter beralih ke jantung buatan dalam negeri.
Tim yang dipimpin oleh ahli bedah jantung, Dong Nianguo kemudian melakukan operasi implantasi selama lima jam.
"Junjun mulai bernapas sendiri keesokan harinya, dan fungsi jantungnya terus membaik," kata dokter.
"Berkat para dokter, anak kami kini memiliki kesempatan untuk bertahan hidup dan menunggu transplantasi," kata ayah Junjun. "Begitu radangnya sembuh, kami akan bisa pulang," katanya lagi.
Gagal jantung pada anak-anak masih menjadi tantangan medis global.
Di China sekitar 40.000 anak dengan gagal jantung parah dirawat di rumah sakit setiap tahun, dimana 7 hingga 10 persennya membutuhkan transplantasi jantung secara mendesak.
Namun kurang dari 100 transplantasi jantung pada anak-anak dilakukan setiap tahunnya karena kekurangan jantung donor yang kronis.
Seorang pekerja medis memamerkan alat bantu biventrikular yang dirancang untuk anak-anak di Wuhan, Provinsi Hubei, China Tengah, pada 14 April 2025. (FOTO: China Daily/Xinhua)
Jantung buatan, atau alat bantu ventrikel, bisa mendukung fungsi jantung untuk sementara, tetapi model yang ada bisa menyebabkan kerusakan pada sistem darah atau dirancang terutama untuk orang dewasa.
"Anak-anak bukanlah orang dewasa dengan tubuh yang lebih kecil. Mereka membutuhkan jantung buatan yang dirancang khusus untuk mereka," kata Dong.
Rumah sakit ini bermitra dengan Shenzhen Core Medical Technology Co., Ltd. pada tahun 2021 saat mengembangkan perangkat levitasi magnetik generasi ketiga, yang menawarkan berbagai keunggulan seperti konsumsi energi rendah, masa pakai baterai lebih lama, stabilitas lebih baik untuk pemindahan darurat, dan kendali presisi terhadap kecepatan putaran, yang bisa disesuaikan secara real time untuk memenuhi kebutuhan peredaran darah pasien.
"China telah membuat langkah maju yang signifikan dalam pengobatan penyakit jantung stadium akhir, berkembang dari pengikut menjadi pemimpin di bidang tertentu," kata presiden rumah sakit tersebut, Xia Jiahong. (*)