Kemenkes Catat Jemaah Haji Didominasi Lansia dan Miliki Penyakit Penyerta
Bobby Wiratama April 18, 2025 12:31 AM

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan mencatat bahwa profil kesehatan jemaah haji Indonesia pada tahun 2023–2024 didominasi oleh kelompok lanjut usia (lansia) berusia di atas 60 tahun.

Yaitu sebesar 44 persen pada tahun 2023 dan 37 persen pada tahun 2024. Selain itu, mayoritas jemaah haji tahun 2024 memiliki riwayat penyakit penyerta (komorbid), mencapai 73 persen.

“Selama periode 2018–2024 (dikecualikan data masa pandemi COVID-19 2020-2022), penyakit pneumonia dan serangan jantung merupakan risiko kesehatan utama bagi jemaah di Arab Saudi,” ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji, Liliek Marhaendro Susilo ada keterangannya, Kamis (17/4/2025). 

Liliek menyampaikan bahwa data pelayanan kesehatan kloter tahun 2023–2024 menunjukkan tingginya angka kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Serta meningkatnya kewaspadaan terhadap pneumonia, khususnya pada jemaah lansia dan penderita komorbid.

“Selain penyakit, data hari terakhir (H-73) penyelenggaraan Haji Tahun 2024 menunjukkan terdapat 461 jemaah yang wafat di tahun itu, penyebab kematian tertinggi adalah penyakit jantung (37,9 persen). Sebanyak 80,5 persen dari total kematian tersebut merupakan jemaah berusia 60 tahun ke atas,” lanjutnya.

Karenanya, Kementerian Kesehatan pun mengusung empat kebijakan strategis dalam penyelenggaraan layanan kesehatan haji tahun ini.

Pertama, melakukan penguatan pembinaan kesehatan jemaah haji di masa tunggu dengan skrining kesehatan.

Kemudian pembinaan kesehatan terintegrasi dengan lintas program terkait di lingkungan Kemenkes.

Penyiapan materi standar pembinaan di Indonesia dan Arab Saudi. Pembinaan kesehatan terpadu dengan lintas sektor terkait, organisasi profesi, KBIH, dan ormas lainnya.

Kedua, melaksanakan penguatan pemeriksaan kesehatan jemaah haji yang terstandardisasi.

Keputusan ini berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/508/2024 tentang Standar Teknis Pemeriksaan Kesehatan.

Ketiga, mengembangkan Siskohatkes dengan pengintegrasian dengan Satu Sehat untuk mengidentifikasi data riwayat kesehatan jemaah haji melalui RME (Rekam Medik Elektronik).

Serta pengintegrasian dengan International Patient Summary untuk akses data riwayat kesehatan jemaah haji oleh fasilitas layanan kesehatan Arab Saudi, dan pengembangan dalam penetapan status istitaah kesehatan jemaah haji.

Terakhir, menguatkan pelayanan kesehatan haji di Arab Saudi dengan penguatan peran pos kesehatan satelit di setiap hotel di Makkah. 

Menempatkan dokter spesialis dan tenaga promkes di setiap sektor, serta melakukan pengadaan alat kesehatan untuk meningkatkan kualitas layanan di KKHI.

Di antaranya X-Ray Mobile, Ekokardiogram, Elektrokardiogram, dan Sanitasi Kit).

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.