Wall Street Ditutup Bervariasi Imbas Saham Eli Lilly & Apple Melesat
kumparanBISNIS April 18, 2025 10:20 AM
Indeks Saham Amerika Serikat (AS) Wall Street berakhir bervariasi pada perdagangan Kamis (17/4), terangkat oleh saham Eli Lilly dan Apple karena investor mempertimbangkan kemajuan dalam negosiasi perdagangan AS dengan Jepang dan kekhawatiran tentang prospek suku bunga.
Dikutip dari Reuters, S&P 500 naik 0,13 persen dan mengakhiri sesi pada 5.282,70 poin. Nasdaq turun 0,13 persen menjadi 16.286,45 poin, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 1,33 persen menjadi 39.142,23 poin.
Eli Lilly (LLY.N) melonjak 14 persen setelah pembuat obat mengatakan pil eksperimentalnya bekerja sebaik obat terlaris Ozempic untuk menurunkan berat badan dan gula darah dalam uji coba pasien diabetes.
Sementara saham Apel (AAPL.O) naik 1,4 persen karena penjualan iPhone pulih dari beberapa kerugian besar baru-baru ini. UnitedHealth (UNH.N) anjlok 22 persen setelah perusahaan asuransi menurunkan perkiraan laba tahunannya karena ekspektasi biaya medis yang tinggi untuk sisa tahun ini.
Perusahaan asuransi kesehatan lainnya merosot, dengan CVS Health (CVS.N) turun hampir 2 persen dan Humana (HUM.N), turun 7,4 persen.
Dari 11 indeks sektor S&P 500, delapan naik, dipimpin oleh energi (.SPNY) naik 2,3 persen, diikuti oleh kenaikan 2,2 persen pada barang kebutuhan pokok konsumen (.SPLRCS).
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Wall Street. Foto: Shutterstock
Dalam perdagangan lanjutan, Netflix naik 2,5 persen setelah perusahaan streaming video itu melampaui ekspektasi Wall Street untuk hasil kuartalan dan menawarkan prospek pendapatan yang positif.
Saham Alfabet (GOOGL.O) turun 1,4 persen setelah hakim federal memutuskan Google secara ilegal mendominasi dua pasar untuk teknologi periklanan daring
Selama sepekan perdagangan yang dipersingkat sebab Wall Street libur ketika Jumat Agung, S&P 500 turun 1,5 persen, Nasdaq turun 2,6 persen, dan Dow turun 2,7 persen.
S&P 500 bahkan turun sekitar 7 persen sejak 2 April, ketika Trump mengumumkan tarif impor besar-besaran yang kemudian ia tunda.
Para investor kini tengah fokus pada pembicaraan dengan puluhan negara selama beberapa minggu mendatang untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut tentang ukuran dan cakupan tarif pada masing-masing negara dan sektor.
Trump mengatakan pada Kamis dalam sebuah posting media sosial bahwa pemecatan Ketua Federal Reserve Jerome Powell tidak bisa datang cukup cepat, dan ia meminta bank sentral AS untuk memangkas suku bunga.
Adapun saham Wall Street jatuh pada Rabu (16/4), setelah Powell memperingatkan bahwa kebijakan perdagangan Trump berisiko memicu inflasi sekaligus melemahkan pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, para pedagang telah mengurangi kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Mei menjadi sekitar 6 persen, menurut FedWatch CME, sementara jajak pendapat Reuters menunjukkan para ekonom melihat kemungkinan yang lebih tinggi terjadinya resesi AS dalam 12 bulan ke depan.
Data pada hari Kamis menunjukkan jumlah warga AS yang mengajukan aplikasi baru untuk tunjangan pengangguran turun minggu lalu, menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja tetap stabil pada bulan April, meskipun ketidakpastian seputar tarif membuat bisnis ragu untuk meningkatkan perekrutan.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.