Anti Boncos! Pegawai Supermarket Ini Bagikan Rahasia Biar Belanja Hemat
kumparanFOOD April 18, 2025 11:00 AM
Seberapa sering kamu berbelanja ke supermarket? Seminggu sekali, atau justru bisa berkali-kali dalam satu pekan, atau sebulan dua kali? Saat berbelanja atau menyetok bahan kebutuhan, kamu mungkin punya niat untuk berhemat. Namun kenyataannya, kamu justru sering boncos karena terlalu banyak belanja barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan.
Seorang karyawan supermarket, Al Baker, menyadari ada banyak kesalahan umum yang sering dilakukan pelanggan saat berbelanja kebutuhan rumah tangga. Kesalahan-kesalahan ini justru bisa bikin kamu merogoh kocek lebih dalam saat tiba di kasir, tanpa disadari.
Nah, agar kamu tidak melakukan kesalahan yang sama saat belanja berikutnya, berikut lima tips bermanfaat yang bisa kamu ingat saat pergi berbelanja.

Selalu Periksa Isi Dapur dan Lemari Sebelum Membuat Daftar Belanja

Ilustrasi Belanja Makanan Sehat. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Belanja Makanan Sehat. Foto: Shutterstock
Sebaiknya datang ke supermarket dengan daftar barang yang memang kamu butuhkan. Membuat daftar belanja dan mematuhinya itu penting, karena belanja tanpa rencana bisa membuatmu belanja secara impulsif dan melupakan kebutuhan utama.
Mungkin terasa lebih praktis membuat daftar belanja tanpa mengecek isi dapur terlebih dahulu. Tapi menurut Baker, kebiasaan ini bisa membuatmu rugi.
“Kamu bisa membuang-buang uang untuk membeli barang yang sebenarnya tidak kamu butuhkan, atau belum kamu butuhkan, hanya karena tidak mengeceknya dengan benar,” kata Baker, kepada What’s The Jam dikutip dari The New York Post, Kamis (17/4).

Unduh Aplikasi Supermarket

Ilustrasi belanja di supermarket. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi belanja di supermarket. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Baker menyarankan agar pembeli memanfaatkan aplikasi dari toko tempat mereka berbelanja, terutama jika aplikasi tersebut memiliki fitur “scan-and-go” yang bisa membantu melacak pengeluaran secara langsung. Menurutnya, banyak orang tidak sadar telah memasukkan terlalu banyak barang ke dalam keranjang hingga akhirnya terkejut saat melihat total tagihan di kasir.
“Ini sangat membantu mengurangi belanja impulsif dan menjaga anggaran tetap aman,” tambah Baker.

Perhatikan Harga Satuan, Bukan Hanya Harga Total

Ilustrasi belanja di supermarket. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi belanja di supermarket. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Salah satu kesalahan yang sering tidak disadari saat belanja adalah tidak memperhatikan harga satuan suatu produk. Banyak orang tergoda mengambil produk dengan label harga paling murah, padahal jika dihitung per satuan, produk tersebut bisa jadi justru lebih mahal karena isinya lebih sedikit.
Menurut Baker, kebiasaan ini bisa menyesatkan karena meskipun total harganya lebih murah, jumlah produk yang didapat jauh lebih sedikit.
“Meski kamu bayar lebih murah, kamu dapat lebih sedikit dan akhirnya harus beli lagi lebih cepat, jadi kamu sebenarnya tidak benar-benar berhemat,” katanya.

Campur Produk Bermerek dan Merek Supermarket

Ilustrasi belanja di supermarket. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi belanja di supermarket. Foto: Shutterstock
Baker menyarankan agar pembeli lebih fleksibel dalam memilih merek produk. Menurutnya, mencampur antara produk bermerek dan produk dari merek supermarket bisa menjadi cara cerdas untuk menghemat tanpa mengorbankan kualitas.
Ia sendiri menerapkan strategi ini saat memasak untuk keluarganya. Dahulu, ia terbiasa membeli dua toples saus pasta bermerek yang cukup mahal. Namun kini, ia memilih menggunakan satu toples saus, baik yang bermerek maupun tidak, lalu mencampurnya dengan satu karton passata tomat berharga lebih murah agar tetap hemat tanpa mengorbankan rasa.

Abaikan Rak Promosi di Ujung Lorong

Ilustrasi membeli es krim di supermarket Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membeli es krim di supermarket Foto: Shutter Stock
Baker menyarankan untuk tidak terlalu tergoda dengan rak-rak promosi yang biasa ditempatkan di ujung lorong. Menurut pengalamannya, rak tersebut memang dirancang untuk menarik perhatian dan mendorong pelanggan membeli barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan.
Ia juga menjelaskan bahwa penempatan produk di rak tidak sembarangan. Produk dengan harga lebih tinggi biasanya diletakkan di bagian atas agar lebih mudah terlihat dan dibeli, sementara produk yang lebih murah kerap diletakkan di rak bagian bawah.
“Waktu saya kerja di supermarket beberapa tahun lalu, saya diberi tahu bahwa produk murah sengaja ditaruh di bawah karena banyak orang malas menunduk di supermarket,” kata Baker.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.