Gurih dan Beragam, Inilah Perjalanan Panjang Saus Kacang dalam Dapur Indonesia
Visi News April 18, 2025 03:10 PM

Saus kacang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan kuliner Indonesia. Dari gado-gado hingga pecel, sambal kacang bukan hanya sekadar pelengkap, tetapi juga memainkan peran utama dalam membentuk cita rasa khas berbagai hidangan tradisional.

Sejarah mencatat, kacang tanah sebagai bahan utama saus ini pertama kali dibawa ke Nusantara oleh pedagang Portugis dan Spanyol pada abad ke-16. Tanaman ini kemudian dibudidayakan luas di Jawa, terutama oleh masyarakat Tionghoa, sebagaimana tercatat dalam dokumen tahun 1855 oleh Hasskarl dan dikutip dari buku ‘Katjang Tjina dalam Kuliner Nusantara’ karya Ary Budiyanto.

Tak seperti saus modern yang memiliki formula pasti, saus kacang Indonesia berkembang dengan variasi rasa dan tekstur yang kaya. Setiap daerah di Indonesia menciptakan versi sendiri. Saus kacang untuk pecel di Jawa Timur misalnya, dikenal pedas dan kental, sementara gado-gado Betawi cenderung manis dan creamy. Karedok dari Jawa Barat bahkan disajikan mentah dengan saus kacang segar.

Racikan saus kacang biasanya terdiri dari kacang tanah yang digoreng lalu dihaluskan bersama bawang putih, cabai, gula merah, garam, serta bumbu tambahan seperti kencur atau terasi. Kekentalan saus disesuaikan dengan jumlah air yang ditambahkan secara bertahap.

Tak hanya salad, saus kacang juga merambah ke hidangan lain seperti sate dan siomay. Dalam jamuan kenegaraan pun, kehadirannya tak pernah absen. Sebuah foto dokumentasi tahun 1963 menunjukkan Presiden Soekarno menyantap pecel dan sate di Istana Bogor, mempertegas posisi saus kacang sebagai bagian dari identitas kuliner bangsa.

Beragamnya saus kacang mencerminkan keberagaman budaya dan rasa di Indonesia. Inovasi dan adaptasi lokal terus menjadikan sambal kacang sebagai ikon kuliner yang tak lekang oleh waktu. 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.