Daripada Dikejar Debt Collector, Inilah 6 Cara Bebas Utang di Masa Tua yang Tenang
Mia Della Vita April 19, 2025 09:34 PM

Tak ingin menikmati hari tua dalam tekanan dan ketakutan? Kini saatnya menuju kebebasan finansial dengan cara-cara yang sudah disusun oleh para ahli.

Dalam kehidupan yang penuh warna ini, ada saatnya kita perlu berhenti sejenak, merenung, dan merencanakan ulang masa depan. Salah satunya dengan memastikan masa pensiun bebas dari lilitan utang.

Mengutip Kompas.com, Sabtu (19/4/2025), Legowo Kusumonegoro, Advisor of WAM Indonesia, membagikan enam langkah penting untuk merdeka dari jerat utang saat usia tak lagi muda. Setiap langkah ini bukan hanya saran, tetapi juga kunci untuk menavigasi kehidupan menuju masa depan yang lebih sejahtera.

1. Siapkan Dana Pensiun Sejak Dini

Berdasarkan riset Aging Asia yang dilakukan Manulife, usia harapan hidup masyarakat Indonesia terus meningkat. Oleh karena itu, idealnya pasangan suami istri harus menyiapkan dana pensiun setidaknya untuk 25,8 tahun pengeluaran. Namun, Legowo menyarankan untuk menambah estimasi tersebut menjadi 31,8 hingga 36,8 tahun, dengan mempertimbangkan kemungkinan pasangan hidup lebih lama.

"Apakah Anda sudah punya dana simpanan sebanyak itu? Jika belum, segera siapkan. Manfaatkan gaji, THR, dan bonus Anda untuk diinvestasikan sejak sekarang," kata Legowo dalam siaran pers. Ia menambahkan bahwa semakin awal seseorang mulai menabung, semakin besar efek compounding interest yang bisa dinikmati di masa tua. Jika sudah mendekati usia pensiun dan dana belum cukup, pertimbangkan untuk tetap bekerja agar tidak perlu berutang demi memenuhi kebutuhan hidup.

2. Hindari Utang Konsumtif Sejak Usia Produktif

Salah satu penyebab utama seseorang terjebak dalam lingkaran utang adalah gaya hidup konsumtif. Utang jenis ini sering kali muncul dari penggunaan kartu kredit, kredit tanpa agunan (KTA), atau pinjaman pribadi ke teman dan keluarga. Menurut Legowo, utang konsumtif adalah beban bagi arus kas yang menggerogoti kemampuan seseorang untuk menabung dan berinvestasi.

“Tanpa disadari, utang konsumtif di masa produktif akan berdampak pada tingkat kesejahteraan Anda di masa pensiun. Jangan biarkan gaya hidup saat muda membuat Anda menderita di masa tua,” ujarnya.

3. Persiapkan Mental, Fisik, dan Finansial Menjelang Pensiun

Masa pensiun bukan hanya tentang uang, tapi juga kesiapan fisik dan mental. Menurut Legowo, penting untuk membayangkan seperti apa gaya hidup Anda kelak: apakah tinggal di kota besar atau di pedesaan?

Apakah menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum? Pertanyaan-pertanyaan ini akan membantu Anda merancang masa pensiun yang realistis dan nyaman.

“Dengan persiapan matang, Anda bisa menyesuaikan gaya hidup secara bertahap dan menikmati pensiun tanpa tergoda untuk berutang,” katanya. Ia juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental agar tidak mudah stres menghadapi perubahan besar dalam hidup.

4. Hindari Berutang Menjelang Masa Pensiun

Kesalahan umum yang sering dilakukan menjelang pensiun adalah mengambil cicilan kendaraan atau rumah. Menurut Legowo, hal ini sangat tidak disarankan. Idealnya, dua tahun sebelum pensiun, seseorang sudah harus bebas dari cicilan apa pun.

“Tujuannya agar Anda bisa menyimpan dana secara maksimal dan mulai menyesuaikan gaya hidup. Jangan sampai masih memiliki cicilan mobil di saat pensiun,” tegasnya. Ia juga menyarankan untuk mempertimbangkan pindah ke rumah yang lebih kecil atau ke daerah dengan biaya hidup rendah agar lebih hemat dan bebas utang.

5. Miliki Asuransi Kesehatan yang Sesuai

Biaya kesehatan cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Oleh karena itu, memiliki asuransi kesehatan yang sesuai sangat penting agar tidak perlu berutang saat harus membayar biaya pengobatan. Asuransi ini juga membantu meringankan beban keluarga yang mungkin masih menjadi tanggungan.

6. Tetap Siapkan Dana Darurat

Meskipun sudah pensiun, bukan berarti Anda tak memerlukan dana darurat. Dana ini penting untuk kebutuhan mendesak seperti perbaikan rumah, biaya pengobatan yang tidak ditanggung asuransi, atau perawatan kendaraan.

“Tidak ada yang ingin terbelit utang, apalagi di usia senja saat kondisi kesehatan sudah memburuk. Semua orang ingin menikmati masa tua yang sejahtera. Selagi masih ada waktu, siapkan mulai hari ini,” kata Legowo penuh pesan.

Waspadai Praktik Kasar Debt Collector

Selain perencanaan finansial, masyarakat juga perlu mewaspadai praktik penagihan utang oleh debt collector yang kerap menimbulkan ketakutan. Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank OJK, Riswinandi Idris, menyatakan bahwa perusahaan pembiayaan wajib membekali debt collector dengan dokumen resmi seperti surat tugas dan sertifikat profesi.

Namun kenyataannya, banyak debt collector yang menagih dengan cara kasar. “Kami kerap menerima kabar proses penarikan disertai perbuatan tidak menyenangkan, bahkan kekerasan fisik dan verbal,” ungkap Riswinandi dikutip dari Tribunnews.com.

Dalam Peraturan OJK Nomor 35/POJK.05/2018, disebutkan bahwa penagihan tidak boleh menggunakan ancaman, kekerasan, atau tindakan mempermalukan debitur. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengetahui hak-haknya agar tidak menjadi korban intimidasi saat menghadapi debt collector.

Menghindari kejaran debt collector di masa tua bukanlah hal mustahil jika sejak dini kita menyusun strategi keuangan yang matang. Dengan disiplin menabung, menghindari utang konsumtif, serta memiliki proteksi dan dana darurat yang cukup, masa pensiun bisa dijalani dengan tenang dan sejahtera.

Ingat, kemandirian finansial di usia senja bukan hadiah, tapi hasil dari keputusan-keputusan bijak yang kita buat hari ini. Semoga informasi ini membantu!

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.